KULTUM / PIDATO SINGKAT
Bismillaahhirrohmaanirrohiim..
Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu
wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washohbihi aj’mangin.
Ama ba’du…
Bapak Ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah
kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita,
utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan kesempatan, sehingga pada
malam hari ini kita masih diperkenankan berkumpul untuk mengkaji ayat-ayat
Allah.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah melaksanakan
ajarannya.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kesempatan
kali ini saya akan membacakan sebuah kultum dengan tema:
Beberapa Kesalahan Ketika Shalat Berjamaah
Beberapa kesalahan yang dilakukan ketika
melaksanakan shalat berjamaah. Diantaranya adalah:
1.
Seorang makmum mendahului gerakan imam
Dijadikannya imam dalam shalat berjamaah adalah
untuk diikuti, maka makmum tidak dibenarkan untuk mendahului gerakan imam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya disebutkan:
“Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum
imam, merasa takut sekiranya Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai
atau Allah menjadikan rupanya sebagai rupa keledai.”
Makmum yang mendahului imam mendapatkan ancaman
yang keras, bahwa rupanya akan diubah menjadi rupa keledai, karena antara
dirinya dan keledai mempunyai kesamaan dalam kejahilan (kebodohan). Karena jika
dia tahu, tentu dia tidak akan mendahului imam dalam setiap gerakan shalat.
Ancaman dengan perubahan rupa orang yang
mengangkat kepalanya sebelum imam menjadi rupa keledai merupakan hal yang
sangat mungkin terjadi dan hal ini termasuk jenis pengubahan wajah. Tetapi
tidak pernah diriwayatkan kejadiannya secara sungguh-sungguh. Boleh jadi
maknanya kembali kepada perubahan karakter, yaitu menjadi dungu seperti
keledai.
2.
Makmum yang jumlahnya satu berdiri di belakang imam atau di samping kiri imam
Apabila shalat jamaah hanya terdiri dari dua
orang (hanya ada imam dan satu makmum), maka posisi makmum adalah di samping kanan
imam, bukan di kiri imam atau di belakangnya.
Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Abdullah bin
Abbas ra, dia berkata: “Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Lalu Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam shalat pada sebagian malam, lalu aku berdiri di samping kiri
beliau. Maka beliau memegang kepalaku dan mendirikan aku di sisi kanan beliau.”
(HR. Bukhari Muslim)
Abdullah bin Abbas pernah menginap di rumah
bibinya, Maimunah. Maimunah ini adalah istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun malam untuk
shalat, Ibnu Abbas juga ikut shalat bersama beliau. Dia berdiri di samping kiri
beliau sebagai makmum. Namun kemudian beliau memegang kepalanya dan menyuruhnya
berdiri di samping kanan beliau.
3.
Tidak mengucapkan aamiin ketika imam membaca aamiin
Tidak ada alasan malas bagi makmum untuk
mengucapkan aamiin ketika imam mengucapkan aamiin (setelah bacaan al-fatihah). “Dari
Abu Huraurah ra. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika
imam mengucapkan ‘aamiin’, maka ucapkan pula ‘aamiin , karena barangsiapa yang
mengucapkan ‘aamiin’ bersama-sama dengan ucapan ‘aamiin’ para malaikat, maka
diampuni di antara dosanya yang telah lampau.” (HR. Bukhari Muslim)
Doa Al-Fatihah merupakan doa yang paling baik
dan paling bermanfaat. Karena itu disyariatkan bagi orang yang shalat, baik
imam maupun makmum, berjamaah atau sendirian, untuk mengucapkan “aamiin”
sesudahnya, karena ucapan “aamiin” merupakan pembawaan doa.
Hadits di atas juga menunjukkan keutamaan ucapan
“aamiin” dan ia menjadi sebab pengampunan dosa. Tapi menurut ulama, pengampunan
dosa ini khusus berlaku untuk dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar harus
dilakukan dengan taubat.
Demikainlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan petunjuk-Nya untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan kita dalam shalat.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum
warohmatullahi wa barokaatuuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar