HOME

10 Desember, 2021

Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) memiliki langkah-langkah (sintaks) dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1.    Guru membagi Lembar Kerja Peserta didik (LKS) yang berisi masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Jika diperlukan diberikan sedikit petunjuk

2.     Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu peserta didik berusaha untuk meyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada bacaan untuk kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sendiri.

3.    Peserta didik berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya dan penyelesaian masalah dikerjakan secara individu (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan. Diskusi akan efektif jika anggota kelompok tidak terlalu banyak dan terdiri dari anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen. Hal ini sejalan dengan pendapat Huinker dan Laughlin (1996:82) yang menyatakan bahwa this strategy to be effective when students working in heterogeneous group to six students, are asked to explain, summarize, or reflect. Artinya, metode TTW akan efektif ketika peserta didik bekerja dalam kelompok yang heterogen yang terdiri dari 2 sampai 6 peserta didik yang bekerja untuk menjelaskan, meringkas, atau merefleksi.

4.          Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write) dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang diperolehnya melalui diskusi.

5.          Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

6.     Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

Baca juga artikel yang lain :

09 Desember, 2021

Akhlak Tasawuf (Makalah)

 

                                                                        BAB I

PENDAHULUAN

A.             LATAR BELAKANG

Tasawuf merupakan suatu pengetahuan pada diri kita yang mana bisa membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan jelas. Sedangkan secara lughowi adalah mensucikan. Tujuan dari mempelajari tasawuf adalah mendekatkan diri pada Allah. Tasawuf muncul pada masa Tabi’in, sedangkan pada nabi dan sahabat tasawuf tidak ada (tapi dikenal dengan nama zuhud). Kemunculan tasawuf pada abad ke II. Kemudian pada abad ke III dan IV, munculah aliran-aliran dalam tasawuf.  Aliran-aliran itu meliputi aliran  Tasawuf Falsafi, Tasawuf Amali, dan Tasawuf Akhlaki.

Pada masa tasawuf sunni ajarannya berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits. Pada masa tasawuf falsafi adalah tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf  yang diartikan dengan kehendak memperbaiki budi dan membersihkan batin adalah tasawuf amali.

B.        RUMUSAN MASALAH

1.         Bagaimana aliran-aliran dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf ?

2.         Bagaimana tokoh tokoh dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf ?

3.         Bagaimana perkembangan Ilmu Akhlaq Tasawuf

C.        TUJUAN

1.         Untuk mengetahui aliran aliran dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.

2.         Untuk mengetahui tokoh tokoh dalam Ilmu Akhlaq Tasawuf.

3.         Untuk mengetahui perkembangan Ilmu Akhlaq Tasawuf.


BAB II

PEMBAHASAN

A.             ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU AKHLAQ TASAWUF

Menurut Amin Syukur, ada dua Aliran dalam Tasawuf. Pertama, Aliran Tasawuf  Sunni yaitu bentuk Tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Quran dan al-Hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqammat (tingkat kerohaniaan) mereka pada dua sumber tersebut. Kedua,  Aliran Tasawuf Falsafi, yaitu Tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat komprom, dalam pemakaian term-term filsafat yang maknanya disesuaikan dengan Tasawuf. Oleh karena itu, Tasawuf  yang berbau filsafat ini tidak sepenuhnya dapat dikatakan Tasawuf dan juga tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai filsafat.

Para ahli Tasawuf pada umumnya membagi Tasawuf menjadi tiga bagian yakni  Tasawuf Falsafi, Akhlaqi, dan Amali.

1.        Tasawuf Falsafi

Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Terminology filosofis yang berasal dari macam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinalitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa dan tidak pula bisa dikatagorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa filsafat.

Selain itu tasawuf falsafi memiliki pengertian sebagai berikut tasawuf yang menggunakan pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf model ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pikiran dari para filsof, baik menyangkut tentang tuhan, manusia, dan sebaginya.

2.        Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Tasawuf Akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku. Tasawuf Akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat erat  dengan tingkah laku dan perbuatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.

Tasawuf Akhlaki biasa disebut dengan istilah tasawuf sunni. Tasawuf model ini berusaha untuk mewujudkan akhlak mulia dalam diri sufi, sekaligus menghindarkan diri dari akhlak mazmumah (tercela).                                                                        

Dan tasawuf Sunni juga memiliki pengertian yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan Maqomat ) tingkatan rohaniah) mereka kepada kedua sumber tersebut. Dalam ilmu tasawuf dikenal dengan sebutan takhali (pengosongan diri dari sifat-sifat  tercela), tahali (menghiasi diri dengan sifat-siat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur Ghaib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu melihat cahaya ketuhanan).

3.        Tasawuf Amali

Tasawuf Amali adalah aliran tasawuf ini lebih  menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama.

Tasawuf Amali berkonotasikan tarekat. Tarekat disini dibedakan antara kemampuan sufi yang satu dari pada yang lain, ada orang yang dianggap mampu dan tahu cara mendekatkan diri kepada Allah, orang yang memerlukan bantuan orang lain dianggap memiliki otoritas dalam masalah itu. Dalam tasawuf amali yang berkonotasikan tarekat ini mempunyai aturan, prinsip dan sistem khusus. Menurut J.Spencer Trimingham, tarekat adalah suatu metode praktis untuk menuntun seorang sufi secara berencana dengan jalan pikiran, perasaan, dan tindakan, terkendali terus-menerus kepada suatu rangkaian maqam untuk dapat  merasakan  hakekat sebenarnya.

B.             PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN

Tujuan tasawuf ini sama  namun berbeda dalam pendekatan yang di gunakan :

1.             Pendekatan Tasawuf Falsafi

Pendekatan tasawuf falsafi adalah rasio/akal pikiran, yakni menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat dikalangan para filosof, seperti filsafat tentang tuhan, manusia, dan hubungan manusia dengan tahun.

2.             Pendekatan Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Pendekatan tasawuf akhlaqi adalah pendekatan yang terdiri dari takhalli (yang mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli ( menghiasi dengan akhlak yang terpuji), tajalli (terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan tuhannya.

3.             Pendekatan Tasawuf Amali

Pendekatan taswuf amali adalah pendekatan amali wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarikat.

C.             TOKOH-TOKOH ALIRAN TASAWUF

1.             Tokoh aliran tasawuf falsafi

a.             Ibnu Khaldun.

b.             Al Jilli.

c.              Al Hallaj.

d.             Ibn ‘Arbi.

e.             Ibn Sab’in.

2.             Tokoh aliran tasawuf akhlaqi (sunni)

a.             Al Qusyairi.

b.             Al Harawi.

c.              Al Ghazali.

d.             Hasan al Basyri.

3.             Tokoh aliran tasawuf amali

Syech Abdul Qadir Al Jailani( 470H/1077M-561H/1166M), dia adalah orang pertama yang mendirikan madrasah ini dalam bentuk tariqah. Kemudian diikuti oleh Imam Ahmad Al-Rifa’I (w.578H/1106M), Imam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi (717-791M).

D.            PERKEMBANGAN ALIRAN TASAWUF

1.             Perkembangan Tasawuf Falsafi

Pada abad VI Hijriyah, tampillah tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang bercampur dengan ajaran filsafat, kompromi dalam pemakaian term-term filsafat yang maknanya di sesuaikan dengan tasawuf. Oleh karena itu tasawuf yang berbau filsafat ini tidak bisadi katakana sepenuhnya tasawuf, dan juga tidak bisa dikatakan sebagai filsafat. Karena itu sebut saja tasawuf falsafi, karena di satu pihak memakai term-term filsafat, namun secara eoistimologi memakai dzauq/intuisi/wujdan (rasa).

Pada abad VI dan dilanjutkan VII Hijriyyah, muncul cikal bakal orde-orde (thariqah) sufi keamanan. Hingga dewasa ini,  pondok-pondok merupakan oasis-oasis ditengah-tengah gurun pasir kehidupan duniawi.

2.             Perkembangan Tasawuf Akhlaqi (Sunni)

Pada abad III dan IV Hijriyah, terdapat dua aliran. Pertama, aliran tasawuf sunni yaitu bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al-Qur’an dan al-Hadits secara ketat, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan maqomat (tingkatan ruhaniyah) mereka terhadap dua sumber tersebut.

 Tasawuf sunni memenangkan pertarungan, dan berkembang sedemikian rupa, sedangkan tasawuf semi falsafi tenggelam dan akan muncul lagi pada abad VI Hijriyah dalam bentuknya yang lain. Kemenangan tasawuf sunni ini dikarenakan menangnya aliran teologi.  Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah yang di pelopori oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (w 324 H), yang mengadakan kritik pedas terhadap teori Yazid al-Bushthamy dan al-hallaj, sebagaimana tertuang dalam syathahiyat-nya yang nampak bertentangan dengan kaidah dan akidah islam.

Oleh karena itu tasawuf pada abad ini cenderung mengadakan pembaharuan yang merupakan konsolidasi, yakni periode yang di tandai pemantapan dan pengembalian tasawuf ke landasannya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-tokohnya ialah al-Qusyairi, al-Harawi, dan al-Ghazali.

3.             Perkembangan Tasawuf Amali

Perkembangan tasawuf selanjutnya adalah masuk pada periode generasi setelah sahabat yakni pada masa kehidupan para “Tabi’in (sekitar abad ke-1 dan abad ke-2 Hijriyah), pada periode ini munculah kelompok (gerakan) tasawuf yang memisahkan diri terhadap konflik-konflik politik yang di lancarkan oleh dinasti bani Umayyah yang sedang berkuasa guna menumpas lawan-lawan politiknya.

Gerakan tasawuf tersebut diberi nama “Tawwabun” (kaum Tawwabin), yaitu mereka yang membersihkan diri dari apa yang pernah mereka lakukan dan yang telah mereka dukung atas kasus terbunuhnya Imam Husain bin Ali di Karbala oleh pasukan Muawiyyah, dan mereka bertaubat dengan cara mengisi kehidupan sepenuhnya dengan beribadah. Gerakan kaumTawwabin ini dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang akhir kehidupannya terbunuh di Kuffah pada tahun 68 H.

    Baca juga artikel yang terkait:

 

BAB III

PENUTUP

A.             KESIMPULAN

Tasawuf Falsafi adalah aliran yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistik (ghaib) dan visi rasional (akal). Tokohnya: Ibn Khaldun, Al-Jilli, Al-Hallaj, Ibn ‘Arabi, Ibn Sab’in. Tasawuf ini muncul padaa abad VI.

 Tasawuf Amali adalah aliran tasawuf ini lebih  menekankan pembinaan moral dalam upaya mendekatan diri kepada tuhan untuk mencapai hubungan yang dekat dengan tuhan, seseorang harus mentaati dan melaksanakan sya’riat atau ketentuan agama. Tokohnya: Syech Abdul Qadir Al jailaniH Ahmad Al-Rifa’iImam Abu Hasab Al-Shadhili, dan imam Baha’ al-Din Muhammad al-Naqshabandi. Tasawuf ini muncul pada abad I dan II.       

Tasawuf Akhlaki adalah membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku.tasawuf akhlaki gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu akhlak, akhlak hubungnnya sangat erat  dengan tingkah laku dan perbuatan manusia sdalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Tokohnya: AL-Qusyairi,al-Hawari, Al-Ghozali, dan Hasan al basri. Tasawuf ini muncul pada abad IIIdan IV.

B.             SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abu al  Wafa al Ganimi at Taftazani, Madikhal ilat Tashawwuf al Islami,Kairo:Daruts Tsaqofah, 1979.

Abu Yazid al-Busthami dengan teori fana’nya, dan al-hallaj dengan teori al-hululnya.

Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2012.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia téologi berarti: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kpd Allah dan agama, terutama berdasarkan pd kitab suci).

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam  Jakarta. PT. Ichtiar Baru Van J, 1993.

IAIN Sumatera,Pengantar Ilmu Tasawuf, 1982.

J.Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam, Now York:Oxford University,1971.

M.Amin Syukur, Menggugat Tasawuf,  Pustaka pelajar,Yogyakarta,1999

 

 


Tauhid Rububiyyah

    Berdasarkan tinjauan bahasa, tauhid artinya mengesakan . Sedangkan berdasar istilah, tauhid yaitu meyakini bahwa Allah SWT itu esa atau satu, tidak ada sekutu bagi-Nya. Pengertian rubuiyyah itu penciptaan, pemeliharaan, dan pengasuhan .

      Dari pengertian di atas maka dapat di mengerti bahwa tauhid rububiyyah artinya mengesakan Allah ( Rabb ) dalam semua perbuatan-Nya ,misal menciptakan, mengatur, memberi , dan sebagainya . Dengan kata lain, tauhid rubiyyah yaitu keadaan meyakini dan mempercayai sepenuhnya bahwa tidak ada Tuhan yang menciptakan, menghidupkan, mengatur dan lain-lain.

     ~ Allah yang Maha Pencipta, Maha Kuasa dan Maha Pengatur 

      Allah yang maha merencanakan penciptaan, kekuasaan dan pengaturan suatu kejadian .

     Allah Maha Pencipta segala sesuatu, mencipta segala sesuatu menjadi nyata, segala sesuatu menjadi berbeda, segala sesuatu menjadi serupa-rupa, segala sesuatu menjadi nyata warna-warninya, terang, gelap, kabur, samar-samar dan sampai tak terlihat sama sekali, karena Allah menciptakan sesuatu menjadi nyata, maka Allah itu secara hakikat sebenarnya/sesungguhnya lebih nyata dari segala sessuatu, bagaimana segala sesuatu menghijab Allah sedangkan segala sesuatu itu Dia yang menjadikan Nyata dan Allah Maha Besar dari segala sesuatu (segala sesuatu yang di maksud di sini adalah selain dari Allah SWT),segala sesuatu lebih kecil dari pada Dia, bagaimana mungkin yang kecil mendinding Yang Maha Besar, kalaulah ada Yang Maha Besar bisa di hijab/di dinding oleh sesuatu maka bukanlah Dia Maha Besar.

    Bukankah kebanyakan dari manusia itu tidak mengenal Allah dengan sebenarnya “ Awaladdin Ma’rifatullah / awal agama mengenal Allah “ mengenal Allah tidak hanya kenal nama dan tidah dikenal dengan yang Empunya Nama, kalau tidak mengenal Allah dengan sebenarnya kemungkinan akan bertingkah laku, beranggapan, berapreasi terhadap sesuatu termasuk kepada syirik (menyekutukan Allah) inilah dosa yang tidak akan di ampunkn. “ Dosa  walau sepenuh lamgit dan bumi akan diampunkan oleh Yang Maha Pengampun.

    ~ Makna Tauhid Rububiyyah Allah 

   Maknanya, meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala manfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan  kekuasaan tunggal bagi Allah. Dari sini, seorang mukmin harus meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang menandingi Allah dalam hal ini. Allah mengatakan : “ Katakanlah ! Dialah Allah Yang Maha Esa . 


    Baca juga artikel yang terkait:


Bentuk-bentuk Energi


Energi Listrik

Baterai sebagai contoh energi listrik

Lampu senter yang kita gunakan dapat menyala karena ada energi listrik yang mengalir pada lampu. Energi listrik terjadi karena adanya muatan listrik yang bergerak. Muatan listrik yang bergerak akan menimbulkan arus listrik. Energi listrik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya sebagai penerangan. Energi listrik juga dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin. Energi listrik yang biasa kita gunakan dalam rumah tangga berasal dari pembangkit listrik. Pembangkit listrik tersebut menggunakan berbagai sumber energi, seperti air terjun, reaktor nuklir, angin, atau matahari. Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik sangat besar. Untuk menghasilkan sumber energi listrik yang lebih kecil, kita dapat menggunakan aki, baterai, dan generator.

Energi Bunyi

Lonceng sebagai contoh energi bunyi

Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Ketika kita mendengar bunyi guntur yang sangat keras, terkadang kaca jendela rumah kita akan ikut bergetar. Hal ini disebabkan bunyi sebagai salah satu bentuk energi merambatkan energinya melalui udara. Sebenarnya ketika terjadi guntur, energi yang dimiliki guntur tidak hanya mengenai kaca rumah tetapi mengenai seluruh bagian rumah. Akan tetapi, energi yang dimiliki Guntur tidak cukup besar untuk menggetarkan bagian rumah yang lainnya.

Energi Kalor (Panas)

Api unggun sebagai contoh energi panas

Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan kalor? Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat mengakibatkan perubahan suhu maupun perubahan wujud zat. Energi kalor biasanya merupakan hasil sampingan dari perubahan bentuk energi lainnya. Energi kalor dapat diperoleh dari energi kimia, misalnya pembakaran bahan bakar. Energi kalor juga dapat dihasilkan dari energi kinetik benda-benda yang bergesekan. Sebagai contoh, ketika kamu menggosok-gosokkan telapak tanganmu maka kamu akan merasakan panas pada telapak tanganmu.

Energi Cahaya

Lampu senter sebagai contoh energi cahaya

Matahari merupakan salah satu sumber energi cahaya. Energi cahaya dapat diperoleh dari benda-benda yang dapat memancarkan cahaya, misalnya api dan lampu. Energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lain seperti energi kalor (panas). Bahkan dengan menggunakan sel surya, energi yang dipancarkan oleh matahari dapat diubah menjadi energi listrik.

Energi Gerak

  Energi gerak adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak

  Energi gerak disebut juga energi kinetik.

  Energi gerak dapat dihasilkan oleh air mengalir, angin, orang berlari, listrik

  Contoh alat yang menghasilkan energi gerak adalah  : bor listrik, kipas angin, blender  

Proses Lahir Bani Umaiyah 1

a.       Pihak Muawiyah, maka berbagai cara yang dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali bin Abi  Thalib dari  pemerintahannya. Salah  satu  caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya memfitnah Ali dengan Lahirnya bani Umaiyah I Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerussalem, diperkirakan oleh para pakar sejarah sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terakhir Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin Abi talib oleh mayoritas masyarakat Islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh menyebarkan isu bahwa Ali-lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman bin Afan. Isu  ini 

b.      Awwam dan Thalhah bin Ubaidillaah. Mereka mengumukan perang  terhadap Ali bin Abi Thalib  karena  sewaktu  mereka meminta pertanggung jawaban kalifah Ali akan kematian Usman bin Afan, Ali dengan tegas mengtakan dia tidak tahu menahu tentang kematian  Usman. Mereka lalu mengangkat  perang terhadap  Ali bin abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali unuk mengakai perbuatannya. Perang tersebut di sebut perang  Jamal karena  Aisyah mengendarai unta  pada saat memimpin perang. Kemenangan perang  berada  dipihak Ali karena mayoritas  masyarakat  Islam mendukung Ali bin Abi thalib. Kelompok Muawiyah tetap membuat propaganda untik menghancurkan pemerintahan Ali dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan  tujuaan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tatangan Muawiyah di jawab oleh Ali dengn mempersiapan pasukan dengan megangkat Abu Musa al Asyari sebagai  penasehat spritul. Perang  berkecamuk dan menelan banyak koraban di antara kedua belah pihak yang bertikai. Perang tersebut  dalam  sejarah dikenal dengan nama peran Sifein karena terjadi di wilayah kecil Sifein, sebuah wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib. Akan  tetapi seperti pada perang sebelumnya yaitu perang jamal, Muawiyah tidak peranah menerimah kemenangan  khalifah  Ali bin Abi  Thalib. Sikap tidak mau menerimah kekalahan itu  di wujudkan Muawiyah dengan  mengajak damai khalifah  Ali sampai  3  kali dengan  cara membujuk dan merobek-robek al Qur’an. Pada akhirnya Ali mau  berdamai karena melihat  al Qur’an di robek-robek  oleh  Muawiyah.

     Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash, dan pra perdamaian dilakukan  antara Muawiyah dengan Amruh disatu  pihak dan Ali dengan Musa Asyari dipihak  lawan . Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok  pada  saat perdamaian, Muawiyah  dan Ali di umumkan diturunkan  dari jabatan  khalifa  dan  diangkat khalifah  yang  baru  atas pilihan  masyarakat  Islam. Ternyata  besoknya  pada  saat perdamaian  berlangsung pada saat  acara  mengumumkan  menurunkan Muawiyah  dan Ali,  yang  berdiri  giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya  lebih  tua, dan dia mengumumkan  bahwa  hari ini  menurunkan Ali dari  kekhlifaan. Smentara  giliran kedua Amruh berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah  di  turunkan  dari  khalifah ,  maka  saya mengumumkan Muawiyah  menjadi  khalifah yang  sah. Sekenaryo  perdamaian  ini disebut Arbitrase.

      Sikap damai Ali  ternyata  tidak memberi perdamaian yang sesunggunya malah menambah sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3  kelompok ,khawarij yang menentang  keras terhadap  perdamaian, syiah yang setuju dengan sikap  Ali dan murjiah yang mengambil jalan tengah dengan  sikap  diam. Muawiyah memfungsikan kelompok  keras  khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdur Rahman bin Muljam   pada  suatu pagi  setelah  sholat  shubuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut  oleh  pihak Muawiyah  dengan  suka  ria, karena dengan  demikian bani Umaiyah  yang  telah  diproklamirkan tahu yang lalu 40 hjriyah akan menjadi eksis dan menjadi  satu-stunya pemrintahan yang sah  dalam Islam.

    Baca juga Artikel yang terkait:

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...