HOME

20 November, 2016

MAKALAH INTELEKTUAL ANDALUSIA (SEJARAH PERADABAN ISLAM)

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANGMASALAH
Sejarah Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik dari kalangan sarjana Muslim maupun non Muslim, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Bagi umat Islam, mempelajari sejarah Islam selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus peringatan agar berhati-hati, misalnya dengan mengetahui bahwa umat Islam dalam sejarah pernah mengalami kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun, akan memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang Islam. Demikian pula dengan mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan dan keterbelakangan, akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya dan tampil untuk berjuang mencapai kemajuan.
Sesungguhnya sejarah sebuah kaum adalah materi utama untuk mendidik generasi penerusnya, terutama jika umat yang bersangkutan adalah umat yang berperadaban yang tinggi serta memiliki peranan yang besar dalam memajukan dunia. Saat ini, yang wajib dilakukan umat Islam adalah bagaimana agar mereka senantiasa belajar dari sejarah, baik tentang hal-hal yang positif maupun negatif. Dari sinilah akan ditemukan betapa sejarah umat Islam memiliki keunggulan dari sejarah umat yang lainnya. Pada saat Barat dan Eropa mengalami apa yang mereka sebut sebagai “zaman kegelapan,” justru peradaban Islam sedang mengalami kecemerlangan yang ditandai dengan pesatnya perkembangan dan inovasi ilmu pengetahuan. Dari peradaban Islam inilah, Eropa mendapatkan pencerahan untuk sampai kepada sebuah kebangkitan.
Berdasarkan dengan pernyataan di atas, penulis ingin memaparkan dan menjelaskan tentang sebuah sejarah dan peradaban besar Islam yang pernah tumbuh dan berkembang di benua Eropa, tepatnya di Negara Spanyol yang dulunya terkenal dengan nama “Andalusia”. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat sebuah makalah yang berjudul “Intelektual Andalusia.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.                  Apa saja intelektual yang muncul di Andalusia?

C.      TUJUAN
1.      Untuk mengetahui kemajuan intelektual Andalusia pada sejarah Islam.

BAB II
INTELEKTUAL ANDALUSIA
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran). Banyak suku, agama, dan ras hidup bersama-sama di al-Andalus, dan masing-masing menyumbang terhadap kemajuan intelektual di Andalus.
Kemajuan intelektual al-Andalus bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang menguasai al-Andalus, dengan Bani Abbasiyah yang berkuasa di Timur Tengah. Penguasa Umayyah berusaha memperbanyak perpustakaan dan lembaga pendidikan di kota-kota al-Andalus seperti Kordoba, untuk mengalahkan ibukota Abbasiyah Baghdad. Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Kalangan muslim Spanyol telah menorehkan catatan yang mengagumkan dalam sejarah intelektual pada  abad pertengahan di Eropa. Antara abad ke-8 dan ke-13 orang-orang yang telah berbicara bahasa arab telah membawa obor kebudayaan dan peradaban penting yang menyeruak menembus seluruh pelosok dunia. Selain mereka juga perantara yang menghubungakan ilmu dan filsafat Yunani klasik sehingga hasana kuno itu ditemukan kembali. Tak hanya mediator, mereka juga memberikan beberapa penambahan dan proses transmisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan lahirnya pencerahan di Eropa. Dalam semua proses tersebut, bangsa Arab-Spanyol mempunyai andil yang sangat besar.[1]
Pada masa pemerintahan Islam pendidikan di Spanyol begitu meluas ke berbagai pelosok, sehingga sebagian muslim Spanyol bisa membaca dan menulis. Padahal, saat itu situasi Eropa belum sampai mengarah ke arah itu. Posisi wanita saat itu juga mendapatkan porsi pendidikan yang besar. Sebelumya ada larangan untuk mengajari wanita keterampilan menulis.[2]
Berikut beberapa bidang intelektual yang berkembang di Andalusia;
1.         Bidang Sains dan Teknologi
Membicarakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Spanyol, tak bisa lepas dari kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke kawasan Eropa. Tak bisa juga dipisahkan dari kajian etika serta syari’at Islam yang didakwahkan para da’i. Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Spanyol. Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain berkembang dengan baik.
Tak mengherankan jika temuan-temuan para ilmuwan muslim pada zaman ini sangat revolusioner. Jauh sebelum Wilbur Wright dan Oliver Wright menemukan pesawat terbang pada abad 20, usaha menemukan alat transportasi penerbangan sudah dilakukan oleh Abu Abbas Al-Fernass. Bahkan ia sudah mencoba terbang, meski kendaraan yang ditemukannya belum sempurna dan dia orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmuastronomi. Dia dapat menentukan berapa lama waktu terjadinya gerhana matahari dan berhasil membuat tropong moderen yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.[3]
2.         Bidang Astronomi
Pengkajian ilmu astronomi berkembang dengan pesatnya pada masa ini. Para ahli ilmu perbintangan muslim saat itu berkeyakinan bahwa radiasi bintang-bintang besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan kerusakan di muka bumi. Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat terkenal saat itu.
Beberapa tokoh terkemuka dibidang astronomi, antara lain:
a.    Nasiruddin at-Tusi, pendiri observatorium di Maragah, Asia Kecil. Dengan observatoriumnya, ia berhasil merekam perjalanan bintang dalam tabel astronomi Ilkhaniah. Sebuah bola berputar yang tersusun atas berbagai cincin membantu dalam penyelidikannya. Observatorium Maragah dilengkapi alat yang paling baik pada saat itu, antara lain alat pengamatan gerhana dan kedudukan bintang di cakrawala.
b.    Tsabit Ibn Qurra, ahli perbintangan yang memiliki observatorium penyelidik jarak matahari ke bumi. Ia mempelajari perjalanan matahari selama satu tahun.
c.    Al-Battani, oleh orang-orang Eropa lebih dikenal dengan nama Albategnius. Hasil pengamatan dalam observatoriumnya disalin kedalam bahasa latin, kemudian disusun kembali kedalam bahasa Arab.
d.   Abul Wafa, mengembangkan teori al-Battani dan berhasil menemukan teori tentang garis jalan bulan yang baru. Di Eropa jalan tersebut dinamakan variation. Untuk bisa menguasai teori yang ada dibuku Abul Wafa, para ilmuan Barat memerlukan waktu yang beratus tahun lamanya.
e.    Al-Farghani, di Eropa dikenal dengan nama Al-Faraganus. Dia ialah pelopor astronomi modern.
3.         Bidang Ilmu Matematika
Kemajuan dalam bidang matematika ditandai dengan munculnya sejumlah fisikawan muslim terkenal. Di antara mereka adalah al-Zahrawi dan al-Zuhry. Selaian terkenal sebagai fisikawan, mereka juga terkenal sebagai dokter. Al-Zahrawi hidup pada masa al-Hakam II, sedang al-Zuhry pada masa Abu Yusuf Ya’kub al-Mansur, Ubaidillah al-Muzaffar al-Bahily, selain sebagai fisikawan, juga dikenal sebagai pujangga.
4.         Bidang Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid. Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.[4]

5.         Bidang Ilmu Kedokteran
Dalam ilmu kedokteran, ilmuan Islam telah menyumbangkan peran sangat penting dan menentukan sejarah ilmu kedokteran modern. Beberapa tokoh terkemuka dan karyanya berikut ini telah menjadi saksi sejarah bagi ilmuan pada abad sekarang.
a.         Jabir ibn Hayyan, seorang dokter diawal kemajuan Islam. Ia dikenal sebagai Bapak Imu Kimia. Ia telah menulis puluhan buku penting mengenai ilmu kimia. Karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi para kimiawan lainnya dan telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa asing.
b.         Abu Bakar bin Zakaria Ar Razi yang lebih dikenal dengan sebutan Ar Razi. Dikalangan Eropa lebih akrab dengan sebutan Rhazes Zakaria Ar-Razi adalah seorang ahli ilmu kedokteran pertama yang menulis masalah pengobatan secara medis atau ilmiah dan penemu air raksa. Karyanya adalah Al-Hawi hingga saat ini dijadikan rujukan ilmu kedokteran di dunia.
c.         Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Husein bin Abdillah, ialah seorang dokter dan filsuf ternama. Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicenna. Di dunia Islam beliau dikenal sebagai ahli filsafat ketuhanan. Ibnu Sina dilahirkan bukan hanya untuk orang Islam tetapi kaum Yahudi dan zionis pun mengakuinya. Dalam dunia Islam Ibnu Sina dianggap sebagai zenith (puncak ilmu kedokteran). Karyanya yang berjudul al-Qunun Fi at-Tibb dan Asy-Syifa menjadi rujukan dunia ilmu kedokteran sampai saat ini. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai Bapak Kedokteran.

6.         Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.[5]

7.         Bidang Sejarah dan Hukum Islam
Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia, Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya Mukaddimah.
Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu Rusyd yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kemajuan intelektual al-Andalus bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang menguasai al-Andalus, dengan Bani Abbasiyah yang berkuasa di Timur Tengah. Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Kalangan muslim Spanyol telah menorehkan catatan yang mengagumkan dalam sejarah intelektual pada  abad pertengahan di Eropa. Mereka telah membawa obor kebudayaan dan peradaban penting yang menghubungakan Ilmu-ilmu dan filsafat Yunani klasik sehingga hasana kuno itu ditemukan kembali. Tak hanya mediator, mereka juga memberikan beberapa penambahan dan proses transmisi sedemikian rupa sehingga memungkinkan lahirnya pencerahan di Eropa. Dalam semua proses tersebut, bangsa Arab-Spanyol mempunyai andil yang sangat besar
Intelektual yang berkembang di Andalusia pada masa pemerintahan Islam antara lain;
1.         Bidang Sains dan Tehlonogi, beberapa  toko tokohnya  Abu Abbas Al-Fernass dan Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash.
2.         Bidang astronomi beberapa beberapa tokohnya adalah al-Zarqali, Ibn Aflah, dan Nasiruddin at-Tusi.
3.         Bidang ilmu Matematika  beberapa beberapa tokohnya al-Zahrawi, al-Zuhry, dan
Ubaidillah al-Muzaffar al-Bahily.
4.         Bidang Filsafat salah satu tokohnya adalah Ibn Rusyd.
5.         Bidang Ilmu Kedokteran beberapa beberapa tokohnya Jabir ibn Hayyan, Abu Bakar bin Zakaria Ar Razi, dan Ibnu Sina.
6.         Bidang Bahasa dan sastra salah satu tokohnya adalah Ibn Malik pengarang Alfiyah.
7.         Bidang Sejarah dan Hukum Islam beberapa tokoh diantaranya Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah (1304 – 1374).
Daftar Pustaka
Yatim, Badri. Sejarah Peadaban Islam (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada, 2013).
Hitti, Phillip K. History of The Arabs (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,  2002).


[1] Philip k. Hitti, History of The Arabs (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta,  2002), hal 708.
[2] Ibid., 716.
[3] Badri Yatim, Sejarah Peadaban Islam (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada, 2013), hal 102.
[4] Ibid., 101-102.
[5] Ibid., 103.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...