HOME

09 Desember, 2021

Proses Lahir Bani Umaiyah 1

a.       Pihak Muawiyah, maka berbagai cara yang dilakukan oleh Muawiyah untuk menurunkan atau menghancurkan Ali bin Abi  Thalib dari  pemerintahannya. Salah  satu  caranya ialah Muawiyah dan kelompoknya memfitnah Ali dengan Lahirnya bani Umaiyah I Damaskus tahun 40 hijriyah oleh Muawiyah bin Abi Sufyan di kota kecil Illiyat di wilayah Yerussalem, diperkirakan oleh para pakar sejarah sebagai sabotase terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib dari pemerintahan terakhir Khulafaurrasyidin. Karena pengangkatan Ali bin Abi talib oleh mayoritas masyarakat Islam mengganti khalifah Usman tidak pernah disetujui oleh menyebarkan isu bahwa Ali-lah yang ada di belakang terbunuhnya Usman bin Afan. Isu  ini 

b.      Awwam dan Thalhah bin Ubaidillaah. Mereka mengumukan perang  terhadap Ali bin Abi Thalib  karena  sewaktu  mereka meminta pertanggung jawaban kalifah Ali akan kematian Usman bin Afan, Ali dengan tegas mengtakan dia tidak tahu menahu tentang kematian  Usman. Mereka lalu mengangkat  perang terhadap  Ali bin abi Thalib dengan tujuan memaksa Ali unuk mengakai perbuatannya. Perang tersebut di sebut perang  Jamal karena  Aisyah mengendarai unta  pada saat memimpin perang. Kemenangan perang  berada  dipihak Ali karena mayoritas  masyarakat  Islam mendukung Ali bin Abi thalib. Kelompok Muawiyah tetap membuat propaganda untik menghancurkan pemerintahan Ali dengan cara menghimpun kekuatan besar dengan  tujuaan menyerang Ali bin Abi Thalib. Tatangan Muawiyah di jawab oleh Ali dengn mempersiapan pasukan dengan megangkat Abu Musa al Asyari sebagai  penasehat spritul. Perang  berkecamuk dan menelan banyak koraban di antara kedua belah pihak yang bertikai. Perang tersebut  dalam  sejarah dikenal dengan nama peran Sifein karena terjadi di wilayah kecil Sifein, sebuah wilayah perbukitan antara Madinah dengan Damaskus. Kemenangan perang berada di pihak Ali karena mayoritas masyarakat Islam mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib. Akan  tetapi seperti pada perang sebelumnya yaitu perang jamal, Muawiyah tidak peranah menerimah kemenangan  khalifah  Ali bin Abi  Thalib. Sikap tidak mau menerimah kekalahan itu  di wujudkan Muawiyah dengan  mengajak damai khalifah  Ali sampai  3  kali dengan  cara membujuk dan merobek-robek al Qur’an. Pada akhirnya Ali mau  berdamai karena melihat  al Qur’an di robek-robek  oleh  Muawiyah.

     Skenario perdamaian diatur oleh Muawiyah atas ide Amru bin Ash, dan pra perdamaian dilakukan  antara Muawiyah dengan Amruh disatu  pihak dan Ali dengan Musa Asyari dipihak  lawan . Pra perdamaian itu menyepakati untuk besok  pada  saat perdamaian, Muawiyah  dan Ali di umumkan diturunkan  dari jabatan  khalifa  dan  diangkat khalifah  yang  baru  atas pilihan  masyarakat  Islam. Ternyata  besoknya  pada  saat perdamaian  berlangsung pada saat  acara  mengumumkan  menurunkan Muawiyah  dan Ali,  yang  berdiri  giliran pertama mengumumkan adalah Abu Musa karena usianya  lebih  tua, dan dia mengumumkan  bahwa  hari ini  menurunkan Ali dari  kekhlifaan. Smentara  giliran kedua Amruh berdiri kemudian mengumumkan bahwa karena Ali sudah  di  turunkan  dari  khalifah ,  maka  saya mengumumkan Muawiyah  menjadi  khalifah yang  sah. Sekenaryo  perdamaian  ini disebut Arbitrase.

      Sikap damai Ali  ternyata  tidak memberi perdamaian yang sesunggunya malah menambah sejarah panjang pertikaian Ali dengan Muawiyah. Kelompok Ali justru pecah menjadi 3  kelompok ,khawarij yang menentang  keras terhadap  perdamaian, syiah yang setuju dengan sikap  Ali dan murjiah yang mengambil jalan tengah dengan  sikap  diam. Muawiyah memfungsikan kelompok  keras  khawarij untuk membunuh khalifah Ali dan seorang pengikut garis keras khawarij yang bernama Abdur Rahman bin Muljam   pada  suatu pagi  setelah  sholat  shubuh menusuk khalifah Ali. Wafatnya Ali disambut  oleh  pihak Muawiyah  dengan  suka  ria, karena dengan  demikian bani Umaiyah  yang  telah  diproklamirkan tahu yang lalu 40 hjriyah akan menjadi eksis dan menjadi  satu-stunya pemrintahan yang sah  dalam Islam.

    Baca juga Artikel yang terkait:

Sejarah Aristoteles dan Realisme Aristoteles

 KATA PENGANTAR

   Alhamduulillah dengan rahmat dan karunia Allah Swt, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sejarah dan Realisme Aristoteles”. Semua ini tidak terlepas dari Allah Swt serta pertolongan-Nya, sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan makalh ini dapat di lalui dengan mudah. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, ymag telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang benerang.

Makalah ini di harapkan mampu memberikan pemahaman kepada para Mahasiswa yang ingin mempelajari materi Filsafat agar lebih mudah dalam belajar. Karena Filsafat merupakan ilmu penting dalam kehidupan manusia.

Semoga makalah ini dapat membantu semua teman mahasiswa dalam mempelajari dan memahami mata kuliyah. Wallahu a’alam bis showam.

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segal problematika dan kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui hakikat sesuatu. Namun kalau pertanyaan filosofis itu diteruskan akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang di sebut agama.

            Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aliran-aliran pemikiran filsafat. Kajian ini membahas tentang sejarah dan realisme Aristoteles, sebagai suatu landasan berfikir kita demi mengembangkan ilmu pengetahuan secara luas da mendalamyang akan berimplikasi kepada kehidupan manusia yang lebih baik.

B.     Rumusan Masalah

1.      Jelaskan Sejarah Aristoteles?

2.      Bagaimana Realisme Aristoteles?

3.      Sebutkan ciri-ciri filsafat Helenisme?

C.     Tujuan Masalah

1.      Mengetahui sejarah Aristoteles.

2.      Mengetahui Realisme Aristoteles.

3.      Mengetahui ciri-ciri filsafat Helenisme.


BAB II

PEMBAHASAN 

A.  Sejarah Aristoteles

             Aristoteles, murid dari dan juga teman serta guru Plato adalah orang yang mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya adalah orang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berfikir saintik ini besar pengaruhnya pada Aristoteles.

            Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Straira, sebuah kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih muda. Ia di ambil oleh Proxenus dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Waktu Aristoteles  berumur 18 tahun ia dikirim ke athena dan si masukkan ke Akademika Plato. Waktu itu memang merupakan kebiasaan orang mengirimkan anaknya ke tempat yang jauh yang merupakan pusat-pusat perkembanga intelektual, disanalah ia belajar tentu saja pada Plato.

            Dalam pergaulan tingkat atas, ia barangkali lebih berhasil ketimbang Plato, ia pernah menjadi tutor (guru) Alexander, putra Philip dari Masedonia, seorang diplomat yang yang ulung dan jendral yang terkenal. Sebagai tutor bagi Alexander, Aristoteles mempunyai pengaruh yang besar terhadap sejarah dunia. Alexander tidak hanya menerima seluruh idea dan rencananya, lebih dari itu juga pola pikirnya. Antara tahun 340-335 SM Aristoteles menekuni riset di Stragia, di bantu oleh Theophrastus yang juga alumunus Athena. Riset yang intensif itu dibiayai oleh Alexander dan menghasilkan kemajuan sains dan filsafat.

            Waktu Alexander berperang di asia pada tahun 334 SM, Aristoteles pergi lagi lagi ke Athena  bukan sebagai murid, melainkan ia mendirikan sekolah yang bernama lyceum. Terjadilah persaingan  hebat antara lyceum dan akademi. Persaingan ini telah mendorong Aristoteles untuk meningkatkan penelitiannya. Hasilnya ia tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga ia mengajarkan politik, retorika, dan dialektia.

            Lama-lamaan posisinya Athena menjadi tidak aman karena ia orang asing dan teman Alexander. Orang-orang Athena yang anti Macedonia memandang Aristoteles sebagai menyebarkan pengaruh yang bersifat subversif, makanya ia berfikir lebih bijak ia meninggalkan di sana pada tahun 322 SM.

            Banyak karyanya yang hilang, tetapi yang masih ada pun dapat menjelaskan bahwa ia pekerja keras. Karangannya tentang logika berjudul organon yang berisi tentang categories. Bukunya on interpretation, membahas berbagai tipe propoposisi. Buku prior Analytics menkosep induksi. Bukunya Posterior Analytics, memberikan penjelasan ilmiah pengetahuan sains.

            Perkembangan penting dalam filsafat dibantu oleh klasifikasi yang di usulkan oleh Aristoteles. Ia tertarik pada fakta yang spesifik dan juga yang umum (universal). Ia biasanya memulai dari gejala partikular menuju kongklusi universal. Jadi induksi menuju generalisasi. Agak berbeda dari Plato, ia sangat tertarik pada pengetahuan kealaman dalam filsafatnya dan karena itu ia mementingkan observasi.

            Di dalam dunia filsafat Aristoteles terkenal dengan bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang apa yang di sebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering disebut log ika formal.

            Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebanaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu . Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form akualitas.

             Tuhan menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak memedulikan alam ini. Ia bukan pesona. Ia tidak memerhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah berharap ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi dan ia mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikran kita.

            Pada Aristoteles kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sains diletakkan. Tuhan di capai dengan akal, tetapi ia percaya pada tuhan. Jasanya dalam menolong Plato dan Socrates memerangi orang sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan palsunya logika yang digunakan oleh tokoh-tokoh sofisme.

            Aristoteles selesai mengeluarkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama beberapa abad sesudah aristoteles pertengahan. Sebelum ke Abad pertengahan mestinya kita melalui pemikiran Helenis terlebih dulu. Pada zaman Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani. Dalam pengertian yang luas Helenisme adalah istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya yunani dan budaya Asia kecil, siria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua. Gabungan itu terjadi selama tiga abad setelah meninggalnya Alexander yang agung pada tahun 323 SM. Seorang dikatak Hellene bila ia berbicara dan menguunakan bahasa yunani dimanapun ia berada.

            Istilah periode “Hellenistik” mulai digunakan pada abad ke 199 oleh sejarawan jerman, Droysen untuk menunjukkan periode sebagaimana di atas itu. Periode Hellenistik menurut Droysen dimulai dari meninggalnya Alexander yang agung (323 SM) Sampai kira-kira zaman pilo (20 SM – 54 M). Untuk mudahnya periode Hellenistik adalah berkembangnya agam kristen. Lama periode ini kurang-lebih 300 tahun.

B.       Realisme Aristoteles

Istilah realisme berasal dari kata latin yaitu realis yang berarti “sungguh-sungguh,nyata benar”. Sepanjang sejarah, realisme telah memiliki  tema umum yang disebut prinsip atau tesis kemerdekaan. Tema ini menyatakan bahawa realitas, pengetahuan dan di nilai yang ada secara independen dari pikiran manusia. Ini berarti bahwa realisme menolak pandangan idealis bahwa ide-ide hanya nyata. Barang ada bahkan meskipun tidak ada pikiran untuk melihat mereka (ingat pertanyataan klasik tentang pohon tumbang di hutan). Untuk realis hal ini tentu sebuah realitas independen, namun realis juga menganggap ide untuk menjadi bagian dari tesis.

Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip didasarkan pada prinsip bahwa  ide-ide (bentuk) bisa ada tanpa masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian materi memiliki  sifat universal dan khusus. Sebagai contoh, semua orang berbeda dalam sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran namun tidak ada yang sama. Kami berbagai sesuatu yang universal yang disebut “Kemanusiaan”. Kualitas universal ini tentunyanyata karena itu ada secara mandiri dan terlepas dari satu orang. Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal (gagasan atau esensi), yang merupaka aspek non material dari setiap objek materi tunggal yang berhubungan dengan semua benda lain dari grop tersebut.

Pada Aristoteles kita menyakinkan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sain diletakkan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapiia percaya pada Tuhan jasanya dalam menolong plato da Socrates memerangi orang  sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan palsunya logikan yang digunakan oleh toko-tokoh sofisme.

Pandangan Aristoteles yang lebih realis dari pada plato, yang di dasarkan pada hal yang konkret. Ini merupakan akibat didikan padsa waktu kecil, yang mengfhadapkannya senantiasa pada kenyaraan. Ia terlebih dahulu memandang kepada yang konkre, yang nyata. Ia bermula dengan mengumpulkan fakta-fakta . Faktafakta itu disusun menurut ragam dan jenisatau sifatnya dalam suatu sistem. Kemudian ditinjaunya persangkutpautkan satu sama lain. Ia ingin menyelidikisebab-sebab yang bekerja dalam kenyataan yang nyata dan menjadi keterangannya.

Pendapat ahli-ahli filosofi yang terdahulu diperhatiksnnys dengan kritis dan dibandingkannya. Dan barulan dikemukakan pendapatnya sendiri dengan alasan dan pertimbangan yang rasional. Cara ia bekerja sudah serupa dan mendahului cara kerja zama ilmiah sekarang. Oleh sebab itu tidak mengherankan, kalau Aristoteles mempelajari terlebih dahulu ilmu terapan dan ilmu pasti, bahkan ia menguasai ilmu yang sifatnya khas bagi kaumilmuan spesialis. Baru sesudah itu, ia meningkat ke bidang filsafat untuk memperoleh kesimpulan tentang yang umum

Aristoteles terkenal sebagai Bapak “ logika”. Itu tidak berarti bahwa sebelum dia tidak ada logika. Itu tidak berarti bahwa sebelem dia, tidak ada logika. Tapi uraian alamiah berdasarkan  logika. Logika tidak lain dari berfikir secara teraturnurutan yang gtepat atau berdasarkan sebab dan akibat. Semua ilmuan dari filosofi sebelum Aristoteles mempergunakan sebaik-baiknya. Pada dasarnya berfikir adalah mempertalikan isi fikiran dalam hubungan yang tepat. Akan tetapi,  Aristoteles yang pertama kali membentengkan cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

Pada pendapat Aristoteles juga membagi logika dalam tiga bagian yaitu: mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan. Uraian tersebut berpegangan pada filsafat socrates yang menyatakan bahwa buah pikiran adalah gambaran dari keadaan yang objektif.

Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak tertangkap dengan pengertian, tetapi bertepatan dengan dasar metafisika dan logikan yang tinggi. Dasar tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a.      Semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri tidak mungkin ada kebenaran kalau didalamnya ada pertentangan, hal ini terkenal dengan hukum identika.

b.      Dari dua pernyataan tentang sesuatu, jika satu membenarkan dan yang lain menyalahkan, hanya satu yang benar. Hukum ini di sebut juga penyangkalan (kontradikta). Menurut Aristoteles yang paling penting dari segala prinsip.

c.       Antara dua pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan meniadakantidak mungkin ada pernyataan yang ke tiga. 

C.    Ciri-ciri filsafat Helenisme

1.      mulai dijauhi, perhatian lebih terkonsentrasi pada masalah aplikasi. Perhatian yang Pemisahan antara filsafat dan sains terjadi pada zaman ini belajar seperti pada abad ke-20 ini menjadi lebih terspesialisasi.

2.      Sifat spekulasi lebih besar adalah penemuan mekanika.

3.      Athena kehilangan monopoli dalam pengajaran, dan kita menemukan pusat-pusat pengetahuan yang baru seperi antaknay, Rhodes, perganum, dan Alexandria.

4.      Filsafat di populerkan sehingga memikat peminatyang lebih luas. Ada tendensi kekurang pedulian terhadap metafisika, diganti dengan perhatian yang lebih besar pada masalah-masalah sosial.

5.      Etika dijadikan perhatian yang dominan. Sekarang yang dipersoalkan ialah bagaimana manusia dapat mencapai kehidupan yang terbaik.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa Aristoteles juga dikenal sebagai bapak logika dimana logika tidak lain berfikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat yang pada dasarnya berfikir adalah mempertalikan isi pikiran dalamhubungan yang tepat akan tetapi Aristoteles yang pertama kali membentangkan cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.

      Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide atau bentuk bisa tanpa da masalah tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian materi yang memiliki sifat universal dan khusus.

B.     Saran

 

Dari uraian di atas maka penulis menyadari bahwa terdapat kesalahan dan kekurangan untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saranyang sifatnya konstruktif dan kesempurnaan makala ini.

 

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………..………………................………1

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang...........................................................................................................3

B.     Rumusan Masalah.........................................................................................................3

C.     Tujuan Masalah.........................................................................................................3

 

BAB II PEMBAHASAN

A.      Sejarah Aristoteles..........................................................................................................4

B.     Realisme Aristoteles.....................................................................................................6

C.       Ciri-ciri Filsafat Helenisme............................................................................................7

 

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan............................................................................................................8

B.       Saran........................................................................................................................8

 

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA

Harun, Hadiwijono. 1980. Sari. Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Yayasan Kamisius

Tafsir, Ahmad. 2005. Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Waris 2019. Pengantar Filsafat Ponorogo : Stain Po Press

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, filsafat umum, Bandung:Pustaka Setia, 2008

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesetaraan Gender


Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial budaya yang panjang. Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain disebabkan oleh faktor biologis, juga sebagian besar justru terbentuk melalui proses sosial dan budaya.

Masyarakat memposisikan perempuan sebagai seorang yang lemah lembut, berperan  sebagai  ibu  rumah  tangga  yang  membesarkan  anak-anaknya,  menjadi pelayan  yang  baik  kepada  suami  (laki-laki)  mulai  melayani  makan,  minum  dan di tempat  tidur.  Sebaliknya  laki-laki  berperan  sebagai  kepala  rumah  tangga  yang kuat, melindungi keluarga serta memiliki banyak hak istimewa dalam keluarga. Padahal pandangan tersebut merupakan situasi yang berkaitan dengan apa yang disebut dengan Gender.

Dalam beberapa situasi, masih ada orang  yang  masih  berpikir bahwa  membicarakan kesetaraan gender adalah  sesuatu  yang  mengada-ada atau hal  yang  terlalu dibesar-besarkan. Kelompok orang yang berpikir seperti ini menganggap bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki dalam keluarga maupun dalam masyarakat memang harus berbeda. Misalnya saja anggapan bahwa “Perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya akan kembali juga masuk dapur”. Dari  ungkapan tersebut sudah dapat kita lihat ada dua hal yang mencerminkan tidak adanya kesetaraan Gender dimana perempuan tidak diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya.

Pemikiran  seperti  ini  umumnya  muncul  terutama  pada  kelompok masyarakat yang masih menganggap bahwa sudah kodratnya perempuan untuk melakukan pekerjaan di dapur. Kita perlu ingat bahwa bukan kodratnya perempuan  untuk  masuk  dapur,  karena  kegiatan  memasak  di  dapur tidak ada kaitannya dengan ciri-ciri biologis yang ada pada perempuan. Kegiatan  memasak  di  dapur  (atau  kegiatan  rumah tangga lainnya)  adalah suatu bentuk pilihan pekerjaan dari sekian banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh  perempuan  ataupun  laki-laki (misalnya guru, dokter, pegawai negeri, sopir, pedagang, dan lainnya).

    Baca juga tentang:

Pada prinsipnya bahwa kesetaraan gender merupakan anggapan terhadap semua orang pada kedudukan yang sama dan sejajar (adil), baik itu laki-laki maupun perempuan. Dengan mempunyai kedudukan yang sama, maka setiap individu mempunyai hak-hak yang sama, menghargai fungsi dan tugas masing-masing, sehingga tidak ada salah satu pihak yang mereka berkuasa, merasa lebih baik atau lebih tinggi kedudukannya dari pihak lainnya.

Kesetaraan gender, atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, mengacu pada kesetaraan hak, tanggung-jawab, kesempatan, perlakuan dan penilaian atas perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki dalam kehidupan maupun di tempat kerja.  Kesetaraan Gender adalah  kebebasan  memilih peluang-peluang  yang  diinginkan  tanpa  ada  tekanan  dari  pihak  lain, kedudukan dan kesempatan yang sama di dalam pengambilan keputusan dan  di  dalam  memperoleh  manfaat  dari  lingkungan. Dalam situasi yang setara ini tidak adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin seseorang dalam memperoleh kesempatan dan alokasi sumber daya, manfaat atau dalam mengakses pelayanan.

06 Desember, 2021

Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Mutasi Siswa

Kenaikan Kelas

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang telah diikuti.
  2. Tidak terdapat nilai di bawah KKM.
  3. Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan kerajinan pada semester yang telah diikuti.
  4. Ketidakhadiran tanpa ijin (alpa) maksimal 10% dari jumlah hari efektif.

Kelulusan

Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP Pasal 72 Ayat 1 dan  Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Butif F Nomor 10, peserta didik dapat dinyatakan lulus dari sekolah apabila:

  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran (mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX yang dibuktikan dengan nilai rata-rata untuk semua mata pelajaran dan muatan lokal dalam rapor);
  2. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
  3. Lulus ujian sekolah;

Mutasi Siswa

a. Mutasi Masuk

    Syarat mutasi masuk adalah sebagai berikut:

  1. Surat pernyataan kesediaan menerima dari kepala sekolah;
  2. Siswa berasal dari sekolah di luar kecamatan dalam satu kota, luar kota/kabupaten, luar provinsi, dan/atau luar negeri;
  3. Siswa memiliki buku LHBS/rapor;
  4. Menyerahkan menyerahkan foto kopi ijazah SD, daftar NUASBN/NUS, pas foto hitam putih, dan persyaratan lainnya sesuai dengan kebutuhan sekolah.
  5. Surat keterangan pindah sekolah dari kepala sekolah yang diketahui oleh:

  • Kepala dinas pendidikan kota, jika berasal dari dalam kota yang sama;
  • Kepala dinas kota/kabupaten yang bersangkutan dan yang dituju, jika berasal dari luar kota;
  • Kepala dinas kota/kabupaten dan provinsi yang bersangkutan dan yang dituju, jika berasal dari luar provinsi; 

b. Mutasi Keluar

Syarat mutasi keluar adalah sebagai berikut:

  1. Orangtua/wali siswa membuat surat pernyataan pengunduran diri dari sekolah dan bersedia menaati segala ketentuan dan peraturan yang berlaku;
  2. Menyelesaikan persyaratan admistrasi dan persyaratan lainnya sesuai dengan keperluan sekolah.
  3. Menyerahkan surat keterangan dari kepala sekolah asal yang diketahui oleh:

  • Kepala dinas pendidikan kota, jika berasal dari dalam kota yang sama;
  • Kepala dinas kota/kabupaten yang bersangkutan dan yang dituju, jika berasal dari luar kota;
  • Kepala dinas kota/kabupaten dan provinsi yang bersangkutan dan yang dituju, jika berasal dari luar provinsi; 

    Baca Juga tentang ;

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...