KATA PENGANTAR
Alhamduulillah dengan rahmat dan karunia
Allah Swt, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Sejarah dan Realisme
Aristoteles”. Semua ini tidak terlepas dari Allah Swt serta pertolongan-Nya,
sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan makalh ini dapat di lalui
dengan mudah. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, ymag telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju masa yang
terang benerang.
Makalah
ini di harapkan mampu memberikan pemahaman kepada para Mahasiswa yang ingin
mempelajari materi Filsafat agar lebih mudah dalam belajar. Karena Filsafat
merupakan ilmu penting dalam kehidupan manusia.
Semoga
makalah ini dapat membantu semua teman mahasiswa dalam mempelajari dan memahami
mata kuliyah. Wallahu a’alam bis showam.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu
pengetahuan yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari
masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia
dengan segal problematika dan kehidupannya. Filsafat adalah untuk mengetahui
hakikat sesuatu. Namun kalau pertanyaan filosofis itu diteruskan akhirnya akan
sampai dan berhenti pada sesuatu yang di sebut agama.
Kelahiran suatu ilmu tidak dapat
dipisahkan dari peranan filsafat. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh aliran-aliran pemikiran filsafat. Kajian
ini membahas tentang sejarah dan realisme Aristoteles, sebagai suatu landasan
berfikir kita demi mengembangkan ilmu pengetahuan secara luas da mendalamyang
akan berimplikasi kepada kehidupan manusia yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan
Sejarah Aristoteles?
2.
Bagaimana
Realisme Aristoteles?
3.
Sebutkan
ciri-ciri filsafat Helenisme?
C. Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
sejarah Aristoteles.
2.
Mengetahui
Realisme Aristoteles.
3.
Mengetahui
ciri-ciri filsafat Helenisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Aristoteles
Aristoteles, murid dari dan juga teman serta guru Plato adalah
orang yang mendapat pendidikan yang baik sebelum menjadi filosof. Keluarganya
adalah orang-orang yang tertarik pada ilmu kedokteran. Sifat berfikir saintik
ini besar pengaruhnya pada Aristoteles.
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM
di Straira, sebuah kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih muda. Ia
di ambil oleh Proxenus dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa
kepadanya. Waktu Aristoteles berumur 18
tahun ia dikirim ke athena dan si masukkan ke Akademika Plato. Waktu itu memang
merupakan kebiasaan orang mengirimkan anaknya ke tempat yang jauh yang
merupakan pusat-pusat perkembanga intelektual, disanalah ia belajar tentu saja
pada Plato.
Dalam pergaulan tingkat atas, ia
barangkali lebih berhasil ketimbang Plato, ia pernah menjadi tutor (guru)
Alexander, putra Philip dari Masedonia, seorang diplomat yang yang ulung dan
jendral yang terkenal. Sebagai tutor bagi Alexander, Aristoteles mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sejarah dunia. Alexander tidak hanya menerima
seluruh idea dan rencananya, lebih dari itu juga pola pikirnya. Antara tahun
340-335 SM Aristoteles menekuni riset di Stragia, di bantu oleh Theophrastus
yang juga alumunus Athena. Riset yang intensif itu dibiayai oleh Alexander dan
menghasilkan kemajuan sains dan filsafat.
Waktu Alexander berperang di asia
pada tahun 334 SM, Aristoteles pergi lagi lagi ke Athena bukan sebagai murid, melainkan ia mendirikan
sekolah yang bernama lyceum. Terjadilah persaingan hebat antara lyceum dan akademi. Persaingan
ini telah mendorong Aristoteles untuk meningkatkan penelitiannya. Hasilnya ia
tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga ia mengajarkan
politik, retorika, dan dialektia.
Lama-lamaan posisinya Athena menjadi
tidak aman karena ia orang asing dan teman Alexander. Orang-orang Athena yang
anti Macedonia memandang Aristoteles sebagai menyebarkan pengaruh yang bersifat
subversif, makanya ia berfikir lebih bijak ia meninggalkan di sana pada tahun
322 SM.
Banyak karyanya yang hilang, tetapi
yang masih ada pun dapat menjelaskan bahwa ia pekerja keras. Karangannya
tentang logika berjudul organon yang berisi tentang categories. Bukunya on
interpretation, membahas berbagai tipe propoposisi. Buku prior Analytics
menkosep induksi. Bukunya Posterior Analytics, memberikan penjelasan ilmiah
pengetahuan sains.
Perkembangan penting dalam filsafat
dibantu oleh klasifikasi yang di usulkan oleh Aristoteles. Ia tertarik pada
fakta yang spesifik dan juga yang umum (universal). Ia biasanya memulai dari
gejala partikular menuju kongklusi universal. Jadi induksi menuju generalisasi.
Agak berbeda dari Plato, ia sangat tertarik pada pengetahuan kealaman dalam
filsafatnya dan karena itu ia mementingkan observasi.
Di dalam dunia filsafat Aristoteles
terkenal dengan bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya
berkembang apa yang di sebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering
disebut log ika formal.
Bila orang-orang sofis banyak yang
menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam
Metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebanaran. Salah satu teori
metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa
matter dan form itu bersatu . Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial
dan form akualitas.
Tuhan menurut Aristoteles berhubungan dengan
dirinya sendiri. Ia tidak memedulikan alam ini. Ia bukan pesona. Ia tidak
memerhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah
berharap ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi dan ia mencontoh
ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikran kita.
Pada Aristoteles kita menyaksikan
bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sains diletakkan. Tuhan di
capai dengan akal, tetapi ia percaya pada tuhan. Jasanya dalam menolong Plato
dan Socrates memerangi orang sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan
palsunya logika yang digunakan oleh tokoh-tokoh sofisme.
Aristoteles selesai mengeluarkan
pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama beberapa
abad sesudah aristoteles pertengahan. Sebelum ke Abad pertengahan mestinya kita
melalui pemikiran Helenis terlebih dulu. Pada zaman Helenisme adalah istilah
modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti berbicara
atau berkelakuan seperti orang yunani. Dalam pengertian yang luas Helenisme
adalah istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya
yunani dan budaya Asia kecil, siria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua.
Gabungan itu terjadi selama tiga abad setelah meninggalnya Alexander yang agung
pada tahun 323 SM. Seorang dikatak Hellene bila ia berbicara dan menguunakan
bahasa yunani dimanapun ia berada.
Istilah periode “Hellenistik” mulai
digunakan pada abad ke 199 oleh sejarawan jerman, Droysen untuk menunjukkan
periode sebagaimana di atas itu. Periode Hellenistik menurut Droysen dimulai
dari meninggalnya Alexander yang agung (323 SM) Sampai kira-kira zaman pilo (20
SM – 54 M). Untuk mudahnya periode Hellenistik adalah berkembangnya agam
kristen. Lama periode ini kurang-lebih 300 tahun.
B.
Realisme Aristoteles
Istilah realisme berasal dari kata latin yaitu realis yang berarti
“sungguh-sungguh,nyata benar”. Sepanjang sejarah, realisme telah memiliki tema umum yang disebut prinsip atau tesis
kemerdekaan. Tema ini menyatakan bahawa realitas, pengetahuan dan di nilai yang
ada secara independen dari pikiran manusia. Ini berarti bahwa realisme menolak
pandangan idealis bahwa ide-ide hanya nyata. Barang ada bahkan meskipun tidak
ada pikiran untuk melihat mereka (ingat pertanyataan klasik tentang pohon
tumbang di hutan). Untuk realis hal ini tentu sebuah realitas independen, namun
realis juga menganggap ide untuk menjadi bagian dari tesis.
Realisme Aristoteles didasarkan pada prinsip didasarkan pada
prinsip bahwa ide-ide (bentuk) bisa ada tanpa
masalah, tapi tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk. Aristoteles menyatakan
bahwa setiap bagian materi memiliki
sifat universal dan khusus. Sebagai contoh, semua orang berbeda dalam
sifat-sifat mereka. Kita semua memiliki berbagai bentuk dan ukuran namun tidak
ada yang sama. Kami berbagai sesuatu yang universal yang disebut “Kemanusiaan”.
Kualitas universal ini tentunyanyata karena itu ada secara mandiri dan terlepas
dari satu orang. Aristoteles menyebut kualitas bentuk universal (gagasan atau
esensi), yang merupaka aspek non material dari setiap objek materi tunggal yang
berhubungan dengan semua benda lain dari grop tersebut.
Pada Aristoteles kita menyakinkan bahwa pemikiran filsafat lebih
maju, dasar-dasar sain diletakkan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapiia percaya
pada Tuhan jasanya dalam menolong plato da Socrates memerangi orang sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan
palsunya logikan yang digunakan oleh toko-tokoh sofisme.
Pandangan Aristoteles yang lebih realis dari pada plato, yang di
dasarkan pada hal yang konkret. Ini merupakan akibat didikan padsa waktu kecil,
yang mengfhadapkannya senantiasa pada kenyaraan. Ia terlebih dahulu memandang
kepada yang konkre, yang nyata. Ia bermula dengan mengumpulkan fakta-fakta .
Faktafakta itu disusun menurut ragam dan jenisatau sifatnya dalam suatu sistem.
Kemudian ditinjaunya persangkutpautkan satu sama lain. Ia ingin
menyelidikisebab-sebab yang bekerja dalam kenyataan yang nyata dan menjadi
keterangannya.
Pendapat ahli-ahli filosofi yang terdahulu diperhatiksnnys dengan
kritis dan dibandingkannya. Dan barulan dikemukakan
pendapatnya sendiri dengan alasan dan pertimbangan yang rasional. Cara ia
bekerja sudah serupa dan mendahului cara kerja zama ilmiah sekarang. Oleh sebab
itu tidak mengherankan, kalau Aristoteles mempelajari terlebih dahulu ilmu
terapan dan ilmu pasti, bahkan ia menguasai ilmu yang sifatnya khas bagi
kaumilmuan spesialis. Baru sesudah itu, ia meningkat ke bidang filsafat untuk
memperoleh kesimpulan tentang yang umum
Aristoteles terkenal sebagai Bapak “ logika”. Itu tidak berarti
bahwa sebelum dia tidak ada logika. Itu tidak berarti bahwa sebelem dia, tidak
ada logika. Tapi uraian alamiah berdasarkan
logika. Logika tidak lain dari berfikir secara teraturnurutan yang
gtepat atau berdasarkan sebab dan akibat. Semua ilmuan dari filosofi sebelum
Aristoteles mempergunakan sebaik-baiknya. Pada dasarnya berfikir adalah
mempertalikan isi fikiran dalam hubungan yang tepat. Akan tetapi, Aristoteles yang pertama kali membentengkan
cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.
Pada pendapat Aristoteles juga membagi logika dalam tiga bagian
yaitu: mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan.
Uraian tersebut berpegangan pada filsafat socrates yang menyatakan bahwa buah
pikiran adalah gambaran dari keadaan yang objektif.
Menurut Aristoteles, realitas yang objektif tidak tertangkap dengan
pengertian, tetapi bertepatan dengan dasar metafisika dan logikan yang tinggi.
Dasar tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Semua yang
benar harus sesuai dengan adanya sendiri tidak mungkin ada kebenaran kalau
didalamnya ada pertentangan, hal ini terkenal dengan hukum identika.
b. Dari dua
pernyataan tentang sesuatu, jika satu membenarkan dan yang lain menyalahkan,
hanya satu yang benar. Hukum ini di sebut juga penyangkalan (kontradikta).
Menurut Aristoteles yang paling penting dari segala prinsip.
c. Antara dua
pernyataan yang bertentangan mengiyakan dan meniadakantidak mungkin ada
pernyataan yang ke tiga.
C.
Ciri-ciri filsafat Helenisme
1.
mulai dijauhi, perhatian lebih terkonsentrasi pada masalah
aplikasi. Perhatian yang Pemisahan antara filsafat dan sains terjadi pada zaman
ini belajar seperti pada abad ke-20 ini menjadi lebih terspesialisasi.
2.
Sifat spekulasi lebih besar adalah penemuan mekanika.
3.
Athena kehilangan monopoli dalam pengajaran, dan kita menemukan
pusat-pusat pengetahuan yang baru seperi antaknay, Rhodes, perganum, dan
Alexandria.
4.
Filsafat di populerkan sehingga memikat peminatyang lebih luas. Ada
tendensi kekurang pedulian terhadap metafisika, diganti dengan perhatian yang
lebih besar pada masalah-masalah sosial.
5.
Etika dijadikan perhatian yang dominan. Sekarang yang dipersoalkan
ialah bagaimana manusia dapat mencapai kehidupan yang terbaik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aristoteles juga dikenal sebagai bapak
logika dimana logika tidak lain berfikir secara teratur menurut urutan yang
tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat yang pada dasarnya berfikir adalah
mempertalikan isi pikiran dalamhubungan yang tepat akan tetapi Aristoteles yang
pertama kali membentangkan cara berfikir yang teratur dari suatu sistem.
Realisme Aristoteles
didasarkan pada prinsip bahwa ide-ide atau bentuk bisa tanpa da masalah tapi
tidak peduli bisa eksis tanpa bentuk Aristoteles menyatakan bahwa setiap bagian
materi yang memiliki sifat universal dan khusus.
B. Saran
Dari
uraian di atas maka penulis menyadari bahwa terdapat kesalahan dan kekurangan
untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saranyang sifatnya konstruktif dan kesempurnaan
makala ini.
DAFTAR ISI
JUDUL
……………………………………………………..………………................………1
KATA
PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...........................................................................................................3
B.
Rumusan Masalah.........................................................................................................3
C.
Tujuan Masalah.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah Aristoteles..........................................................................................................4
B.
Realisme Aristoteles.....................................................................................................6
C.
Ciri-ciri Filsafat Helenisme............................................................................................7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................................8
B.
Saran........................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Harun,
Hadiwijono. 1980. Sari. Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Yayasan Kamisius
Tafsir,
Ahmad. 2005. Filsafat Umum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Waris
2019. Pengantar Filsafat Ponorogo : Stain Po Press
Atang
Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, filsafat umum, Bandung:Pustaka Setia, 2008