HOME

31 Maret, 2022

Kemerdekaan Negara-Negara Islam Dari Penjajahan

 

Munculnya gagasan Nasionalisme diikuti dengan berdirinya pertai-partai politik merupakan modal utama umat islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. dan dalam kenyataannya partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Wujud perjuangannya, berbetuk kegiatan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata. Juga dalam bentuk pendidikan dan propaganda.

Negara dengan penduduk mayoritas muslim yang petama kali berhasil memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945.  Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang. Akan tetapi rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dengan perjuangan senjata selama lima tahun berturut-turut karena Belanda yang didukung tentara sekutu berusaha menguasai kembali.

Selanjutnya adalah Pakistan negara ini merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, ketika Ingris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua dewan konstitusi, satu untuk India dan satu lagi untuk Pakistan. Dengan presiden pertama mereka Ali Jinnah.[1]

Jumlah negara-negara islam sebanayak 55 negara yang bisa diklasifikasiakan sebagai berikut.

1.      Negara-negara islam di benua Asia sebanyak 28 negara.

2.      Negara-negara islam di benua Afrika sebanyak 25 negara.

3.      Negara-negara islam di benua Eropa sebanyak 2 negara.

 

-          Wilayah benua Asia

Di Turki pada tahun 1918, kerajaan Uthmani telah hancur, namun elite birokratik dan militer telah siap mengubah komitmen mereka dari sebuah rezim multi-nasional dan multi religius menjadi sebuah negara nasional Turki dan sekuler. Seusai perang dunia I Mustafa Kemal berusaha mewujudkan prinsip-prinsip generasi Turki Muda. Di bawah kepemimpinanya, elite nasional berhasil memobilisir massa Turki untuk berjuang melawan pendudukan asing dan mendukung ide kebangsaaan. Mustafa Kemal mengorganisir perjuangan Defens Of Rights Af Anatolia And Rumania (gerakan perjuangan hak-hak Anatolia dan Rumania), mendirikan Grand National Assembly (majelis nasional agung) di Ankara (1920M), memeberlakukan konstitusi baru (1921M) dan mendirikan rezim republik atas sebagian besar wilayah Anatolia. Rezim baru ini mengalahkan republik Arminia di Caucasus, mengalahkan Prancis di Cilicia, dan mengalahkan Yunani di Anatolia tengah, dan pada tahu 1923M, melalui perjanjian Lausanne, kekuatan Eropa sepakat mengakui kemerdekaan Turki dengan batas-batas wilayah yang sebagaimana sekarang ini. Turki merupakan satu-satunya wilayah berpenduduk muslim di Timur tengah yang terbentuk setelah perang dunia I sebagai negeri yang merdeka sepenuhnya. Dengan dukungan kalangan Intelegensia yang menduduki jabatan meliter, administrator, politisi, ahli hukum dan kalangan intelektual yang berpengalaman, serta oleh gerakan nasional yang menyatu, turki modern terbentuk dengan struktur negara yang lebih koheren, penyatuan elite, dan dengan semangat identitas kultural dan politik yang sangat kuat.[2]

Saudi arabia, terletak di sebelah barat daya benua Asia. Mengumumkan berdirinya pemerintahan kerajaan sari Arabia tahun 1932 M.  Kesultanan Amman, di sebelah tenggara jaziara Arab. Merdeka dari Inggris tahun 1971M. Uni Emirat Arab, di sebelah Timur Arab. Merdeka tahun 1818M. Qatar, senanjung yang masuk ke teluk Arab. Merdeka tahun 1971M. Bahrai, Emirat kecil terdiri dari kepualuan bedekatan dengan saudi. Merdeka 1861 M. Kuawait, di sebelah timur laut jazirah arabia. Di teluk arab. Merdeka tahun 1961M. Irak negeri kuno dengan beberapa peradaban kuno klasik. Merdeka tahun 1932M. Semua merdeka dari jajahan inggris. Yordaniya al-Hasyimiyah, di bagian Barat benua Asia. Pada tahun 192 Yordania terbagi antara Inggris dan Perancis, maka muncullah Yordania seperti wilayah merdeka. Amir Abduulah bin Husain ditugaskan di Emirat Yordania timur dan mengumumkan kemerdekannya tahun 1946M. Paletina, di Asia Barat. Negara ini berada di bawah otonom Ingris, yang akhirnya memeberikan tanah itu kepada Yahudi untuk mendirikan negara nasionalis bagi Yahudi melalui perjanjian Balfour tahun 1917 M. Semua pelawanan palestina tidak berhasil, kemusian setelah selesai otonomi Inggris, yahudi mengumumkan berdirinya negara nasional mereka di palestina dengan nama negara israel tahun 1948 M. Hinggan sekarang palestina masih di bawah bayang-bayang israel. Luas wilayahnya 27.010 km², seluruhnya tunduk di bawah penjahan Israel, dengan pengualian 3% dari wilayah itu di bawah kekuasaan palestina sendiri. Rpublik Lebanon, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1941 M. Suriah, di Asia Barat. Merdeka dari perancis tahun 1941M. Republik Turki, terdiri atas asia kecil dan sebaian kecil dari Eropa. Pemerintahan uthmaniya yang menguasai turki merupakan khilafah islamiah terkhir. Turki menjadi republik kecil  dengan gerakan nasionalis di bawah pimpinan mustafa kamal at-Taturk  yang menghapuskan khilafah islamiyah tahun 1923M, dan mengumumkan republik turki. Setelah sebelumnya mereka bersandar ke pada Arab, kemudia menjatuhkan diri ke dalam pangkuan barat. Turki mengikuti gaya mereka hingga sekarang. Sekalipun mereka masuk ke dalam anggota OKI. Iran, di sebelah Barat Daya Asia. merdeka dari inggris dan rusia tahun 1946 M. Afgahnista, merdeka dari Inggris tahun 1921M, dengan di perintah oleh raja Muhammad Zhahir tahun 1933-1973 M. sistem kerajaan di hapus pada tahun 1973 M, dan Muhammad Daud khan menjadi presiden negeri ini.[3]

Di Asia Tenggara Malaysia yang waktu itu masuk wilayah Singapura mendapat kemerdekaan  dari Inggris pada tahun 1957. Dan Brunai Darussalam tahun 1984 M. beberapa di antaranya baru mendapatkan kemerdekan mereka pada tahun terakhir, seperti ngara islam yang dulu tergabung dengan Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan, dan Azerbaijan, pada tahun 1992M. Dan Bosnia merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1992.[4] Indonesia merdeka dari jepang tahun 1945M, dengan peresidennya soekarno yang memimpin revolusi melawan orang-orang belanda. Belanda mengakui kemerdekannya dan menarik diri pada tahun 1949 M. dan negara-negara asia yang lain juga  memperoleh kemerdekaan mereka.[5]


-          Wilayah benua Afrika

Pada tahu 1958 Jenderla De Gaulle mengajukan sebuah referendum yang menawarkan kepada negara-negara afrika sebuah pilihan antara kemerdekaan yang disegerakan dan pemerintahan sendiri di tengah-tengah komonitas perancis. Dan sebagian memilih tetap bergantung pada perancis. Hanya guinea yang memilih kemerdekaan disegerakan tanpa bergantung pada Perancis. Namun pada tahun 1959, meskipun pada awalnya menentang, perancis (untuk sementara waktu) sepakat mengakui republik federasi mali (Senegal dan Sudan) sebagai negara merdeka di tengah komonitas perancis. Berkurannya persharatan perancis ini menuntut kemerdekaan Pesisir Lvori, Dahomey, Niger dan dataran tinggi volta yang tercapai pada tahun 1960M. Pada tahun 1958M republik islam Mauritania juga menjadi sebuah negara merdeka.

Begitu pula yang di lakukan oleh Afrika putih (secara umum dipisahkan oleh Afrika hitam oleh gurun sahara) yang selama 82 tahun sejak 1830M berada di bawah kekuasaan tiga negara latin dari Eropa selatan, memerdekakan diri setelah perang dunua II. Hingga saat itu, wilayah ini secara relatif tidak terpengaruh oleh kegempitaan nasionalisne.[6]

Tripotania

Tripotania, yang sebagian besar wilayahnya merupakan padang pasir yaqng gersang, merupakan pos terkhir Turki di antara negara-negara Barbar. Sebagai rentetan dari perang Turki Italia pada 1911-1912, Tripolitania direbut dari tangan uthmani, dijadikan sebagai negeri jajahan, dan bersama Siranikus bergabung pada 1934M menjadi negara Libya-Italia. Pada perang dunia II, pasukan Italia yang dibantu oleh Jerman diusir dari Libya oleh pasukan Inggris, perancis dan kekuatan pribumi. Tripolitania memproklamirkan diri sebagai negara merdeka pada 1951M.[7] Pada 1956M baik Perancis maupun Sepanyol melepaskan wilayah jajahan mereka untuk menghormati sultan.

Mesir

Terletak di sebelah timur laut benua Afrika. Mesir di pisah oleh dua lautan, yaitu laut tengah dan laut merah. Negeri ini merupakan jalur perdagangan dan peperangan antara timur dan barat. Karena posisinya yang strategis dan dilalui oleh peradaba-peradaban, maka negeri ini banyak memiliki peradaban. Luas wilayahnya mencapai 1.001.400 km² dengan jumalah penduduk sesuai statistik pada 1998 M berjumlah 66 juta jiwa.persentasi kaum muslimin sebanyak 95%. Awal kemunculan mereka berhubungan dengan peradaban mesir hingga munculnya keluarga firaun I (2925-2575 SM). Mesir telah mengalami penyerbuan orang-orang asing dalam sejarahnya yang panjang. Negeri itu pernah diserang oleh heksus, persia, orang-orang asyuriah, dan sebagainya. Kemudian iskandar macedoni menyerang  tahun 332SM. Cleopatra merupakan penguasa terkhir mereka pada tahun 30 SM.

Setelah itu Romawi dan Byzantium menguasai Mesir hingga tahu 640M. Kaum muslimin menaklukkannya dengan damai di bawah pimpinan Amr bin Ash, kemudian diikuti oleh para pemimpin Umayyah dan Abbasiyah dan diikuti oleh dinasti-dinasti berikutnya sampai uthmaniyah, hingga akhirnya diserbu oleh Napolion Bonaparte pada tahun 1798M. Kemudian dikuasai Muhammad Ali Pasya (perwira Albania) pada tahun 1805-1848M. Setelah itu diumumkanlah berdirnya negara republik pada tahun 1952M.[8]

Mesir secara resmi mendapat kemerdekaannya pada tahun 1922M dari Inggris, tapi pada masa pemerintahan raja Faruk pengaruh Inggris masih besar. Baru pada masa pemerintahan Jamal al-Naser, Mesir merdeka sepenuhnya. Irak juga merdeka secara resmi pada tahun 1932M, dan baru benar merdeka tahun 1958M. Dan sebelum itu negara-negara sekiatar Iraq telak memproklamirkan kemerdekaan mereka , seperti Syiria, Jordania, dan Libanon tahun 1946M.[9]

Sudan

Merupakan negara terbesar di Afrika, terletak di timur laut Afrika ( selatan Mesir) penduduknya mencapai 28.500.000 jiwa dengan persentase kaum muslmin sebanyak 75%. Kabilah arab banyak berhijrah ke sana Setelah berdirnya berdirinya pemerintahan abbasiyah tahun 749 M. Keum muslimin menguasai kerajaan-kerajaan nasrani di sudan pada abad 8 M. Kerajaan terbesar yang pernah berdiri adalah kesultanan al-Zarqa (kerajaan fuwang). dan disusul kerajaan lainnay. Kemudian mesir menguasainya pada masa Muhammad Ali pasya tahun 1821M. Hingga digantikan oleh pemerintahan Nahdiyah di bawah pimpinan Muhammad Ahmad al-Mahdi(1881-1899 M).

Pada tahun 1956 M. Negara ini mengumumkan kemerdekaan penuhnya di bawah pimpinan Ismail al-Azhari, lalu diikuti oleh pemerintahan Abdullah Khalil (1957M). Stelah itu sering terjadi kudeta meliter disebabkan kekacauan dan tidak stabilnya politik.[10]

Lybia, maroko, aljazair. tunisia

Di Lybia merdeka tahun 1951 M. Sudan dan Maroko tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962, semuanya membebaskan diri dari Perancis. Dalam waktu hampir bersamaan Yaman utara, Yaman selatan, dan Emirat Arab memperoleh kemerdekannya pula.[11] Konflik berdarah selama dua puluh tahun antara pasukan prancis dengan pejuang kemerdekaan Aljazair berakhir pada 1926M dengan keluarnya suatu perjanjian perdamaian yang merintis jalan bagi kemerdekaan Aljazair.[12]

Tunisia terletak di sebelah timur negeri Maroko di pesisir tengah dan Afrika utara,[13] Otonomi internal Tunisia di setujui pada 1955M, dan negara ini mendapatkan kemerdekaan penuh pada 1956M, Pada tahun 1882M Tunisia menjadi wilayah yang berada di bawah perlindungan Perancis. Setelah memalului perjuangan yang panjang, akhirnya Perancis secara resmi memutuskan kemerdekaan Tunisia pada tahun 1956M. Habib Burghuiba menjadi presiden Tunisia pertama.[14] kini Tunisia dan Aljazair merupakan negara republik.

Dan beberapa negara Afrika lainnya juga mendapatkan kemerdekaannya seperti Mauritania merdeka dari perancis tahun 1958M, Somalia merdeka dari Inggris dan italia tahun 1936M. JIBUOTI negara arab yang terletak di Afrika Timur, mendapatkan kemerdekaanya dari perancis tahun 1977M. Sinegal di afrika Barat merdeka dari perancis tahun 1960M. Gambiya di afrika barat merdeka dari inggris tahun 1965M. Guinea di barat daya Afrika merdeka dari perancis tahun 1958M. Setelah perjuangan panjang di bawah pimpina mereka Ahmad Saikuturi. Mali merdeka dari perancis tahun 1960M. Gabon terletak di garis katulistiwa di peisir barat Afrika. Merdeka dari Pernacis tahun 1960M. Burkina faso, merdeka dari perancis tahun 1895 M. Sierra leone, republik kecil Afriaka Barat, merdeka dari Inggris tahun 1961 M. Benin di Afrika barat Merdeka dari Perancis tahun 1960 M. Nigeria di afrika barat, merdeka dari Inggris tahun 1903 M. Kamerun di pesisir barat afrika, merdeka dari inggris dan perancis tahun 1960 M. Niger di afriak tengah, merdeka dari perancis tahun 1960M. Chad di sub-sahara luas dan Afrika Barat, merdeka dari Perancis tahun 1960 M. Uganda di Afrika Timur, merdeka dari Inggris tahun 1962 M. Tanzania di Afrika timur, merdeka dari inggris tahun 1961 M. Comoros terletak di sebelah timur laut kepulauan Madagaskar, merdeka dari inggris tahu 1961 M.


-          wilayah benua Eropa.

Albania, terletak di sebelah tenggara Eropa, di senenjung Balkan. Merdeka dari pemerintahan utmaniyah tahun 1912 M. setelah perang dunia II wilayah ini di kuasai oleh komunis. Pada tahun 1945 M, anwar khwaja (pemimpin paratai komunis albania) memegang kekuasaan.

Bosnia herzegovina, lewat kehancuran komunis pada tahun 1990M. negara ini mengumumkan kemerdekannya di bawah kepemimpina Ali Azzet Begovic. Ketika federasi yugoslavia ini hancur Tinggallah di Bosnia 60.000 tentara dengan persenjataan lengkap, yang memungkinkan orang-orang serbia yang minuritas menindas kaum muslimin.

Sejak kemerdekannya, Bosnia baru merasakan duka yang mendalam akibat konflik berdarah yang di sebabkan oleh pemusbahan serbia, metode penghapusan ras agama ini dilakukan terhadap kaum muslimin sebagai upaya penghilangan eksistensi ilam, dengan dukungan tersembunyi negara-negara barat, Rusia, dan seluruh negara-nagara salib (nasrani) untuk mencegah hadirnya negara islam di Eropa. Pada tahu 1996 M. pemimpin Bosnia, Kroasia, dan Serbia Menandatangani perjanjian di paris untuk mengakhiri peperangan ini ( kesepakatan Dayton) dan memebagi negara itu antara serbia (49%) dan federasi muslim / kroasia (51%) kini Bosnia tengah sibuk melakukan perbaikan kerusakan yang disebabkan oleh perang ini. Data menyebutkan korban kaum muslimin sepenjang perang ini mencapai 200.000 orang yang terbunuh dan 50.000 wanita muslim menjadi korban perkosaan. Dunia saat ini dipenuhi oleh korban penyembelehan dan kuburan massal yang menakutkan yang ditimpakan Serbia terhadap muslimin.[15]

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN


[1] Ibid., 188

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007)

[2] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 84

[3] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 469-493

[4] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[5] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 496-516

[6] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 917

[7] Ibid., 916

[8] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013),517

[9] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[10] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 519

[11] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 189

[12] Philip k. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2008), 915

[13] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar Media, 2013), 522

[14] Ibid, 523

[15] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 544-548

Bangkitnya Nasionalisme Di Dunia Islam Untuk Kemerdekaan Negaranya

 

Sebagaimana dijelaskan di atas, benturan-benturan antara islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat islam bahwa mereka sudah jauh tertinggal dari Eropa. Pihak islam yang pertama merasakannya adalah Turki uthmani, karna kerajaan ini yang pertama dan utama yang menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksakan penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa.[1]

Usaha yang memulihkan kembali kekuatan islam pada umumnya dikenal dengan gerakan pembaharuan, didorong oleh dua faktor yang saling mendukung, pemurnian ajaran islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran islam dan menimba gagasan –gagasan pembaharuan dari Barat.

Pembaharuan yang pertama adalah seperti gerakan wahabiyah yang di pelopori oleh Muhammad Ibnu Abdu al-Wahhab (1703-1787M) Di Arabiya. Dan Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India. Dan Gerakan Sanusiyah yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.  Di Afrika Utara.

Yang kedua dalam bentuk pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Uthmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan penerjemahan karya-karya barat ke dalam bahasa islam. Pelajar-pelajar muslim india juga banyak yang menimaba ilmu ke inggris.

Gerakan pembaharuan itu dengan segara memasuki dunia politik , karena islam memang tidak bisa dipisahakan dari politik. Gagasan politik pertama kali muncul adalah gagasan pan-islamisme (persatuan islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan wahabiyah dan sanusiah. Seperti disebutkan di atas, Namun gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir islam Jamaluddin al-Afghani. (1839-1897M), yang di kenal sebagai bapak Nasionalisme dalam islam.

Gagasan Nasionalisme dari barat itu masuk ke negeri-negeri muslim melalui persentuhan umat islam dengan barat yang menjajah mereka dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim yang menuntut ilmu ke Eropa. Atau lembaga-lembaga barat yang didirikan di negeri mereka. gagasan kebangsaan ini pada mulanya banyak mendapatkan tantangan dari pemuka-pemuka islam karna dipandang tidak sejalan dengan semangat Ukhuwah Islamiyah akan tetapi ia berkembang setelah gagasan pan-islamisme redup.[2]

1. Nasionalisme Di turki

Ketika beberapa kekuatan eropa membagi-bagi kerajaan uthmani menjadi sejumlah negara nasional, identitas idiologi dan organisasi institusional negara-negara baru tersebut terbentuk melaui interaksi antara pengaruh eropa dan warisan kesejarahan beberapa masyarakat timur tengah. Di dalam kerajaan uthmani akhir abad 19, dan dalam pemebntukan negara Turki modern, pertimbangan utamanya adalah kontinuitas bentuk kesejarahan intitusional dan kultural. Ketika kekuatan eropa memaksakan pengaruhnya, pengaruh mereka terhadap evolusi internal periode akhir uthmani dan periode awal masyarakat turki modern dimediasi oleh elite uthmani dan elite turki. Berbeda dengan beberapa kerajaan muslim lainnya, uthmani dapat mempertahankan pemerintahannya sehingga mampu menyusun program modernesasi dan reformasi sendiri.[3]

Ide tentang kebangsaan turki mulai terbentuk di era akhir uthmani. Loyalitas terhadap islam dan terhadap uthmani dipandang sebagai bentuk patriotisme yang dinyatakan dalam kata Wathan atau tanah air,. Identifikasi pan-islam juga telah membangkitkan semangat penyatuan politik, demikian peristilahan muslim dan uthmani dapat mengekpresikan sebuah konsep politik yang berdekatan dengan sebuah ideal nasional, sekalipun tidak identik.kesadaran kultural turki juga mulai terbentuk. Para penulis dari kalangan uthmani muda berkonsentrasi dengan reformasi kebahasaan turki dan adaptasi pola kultural uthmani-turki untuk digunakan oleh masyarakat umum. Pada dekade 1890-an, dengan stimulus pelajar-pelajar eropa yang mendalami bahasa dan kultur turki, dan denga stimulus intelektual crimea dan asia tengah yang tengah dalam persaingan atau yang tengah belajar di istambul, pihak uthmani memperkenalkan gagasan tentang “ masyarakat turki”.[4]

Pada penghujung abad ini, pihak pres memuji anatolia sebagai tanah air bangsa turki, dan kaum petani sebagai tulang punggung kebangsaan turki. Gagasan tentang “turkish” dipropagandakan oleh kelompok-kelompok terdidik seperti kelompok “Turkish Homeland Society” dan kelompok “Turkish Heart” organisasi ini menggelar kampanye “kebangsaan” untuk menyederhanakan bahasa turki, menjadikannya lebih mudah diterapkan bagi masyarakat umum, dan menyadarkan masyarakat umum atas nasionalitas (kebangsaan) turki-nya sendiri. Dengan juru bicara nasionalime turki-nya ziya gokalp (1875-1824). Tanpa menyesali kemunduran kerajaan uthmani, ia menyerukan kultur rakyat Turki, dan menyerukan reformasi islam untuk menjadikan islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Abdullah Jewdet (1869-1932) menyampaikan landasan nasionalisme Turki. Gagasan kebangsaan Turki tersebut memperkuat kecendrungan terhadap sekularisme dan modernitas, sebab gagasan tersebut membuka kesempatan bagi bangsa Turki melepaskan diri dari islam tanpa sikap kompromis terhadap identitas non Barat mereka. Konsep “Turkish” memberi peluang gagasan tersebut menetapkan sebuah kewargaan yang baru yang menumbuhkan identitas kesejarahan masyarakat turki dan bukan identitas kesejarahan masyarakat muslim dan dengan demikian ia merupakan identitas modern dan bukan identitas barat.[5]

Pada tahun 1898 M, muncul lembaga persatuan dan pembangunan yang menyerukan kepada nasionalisme turki (thuroniyah) dan penghapusan khalifah uthmaniyah yang didukung oleh yahudi dunamah. Pada 1910 M, sultan abdul hamid II dicopot dari jabatannya sebagai khalifah, dan partai persatuan dan pembangunan menguasai keadaan. Pada tahun 1923 diumumkannya republik turki, dan menempatkan khalifah hanya pada urusan agama saja. Seorang yahudi sekuler mustafa kamal sebagai pimpinan partai persatuan pembangunan menjadi presiden republik ini. Pada 1924 M, penghapusan khilafah untuk terakhir kalinya, dan pengusiran rumah para sultan dari turki. Maka ditutuplah lembaran terakhir khilafa islamiah ini.[6]

Sejumlah peristiwa politik yang terjadi antara tahun 1908-1918 mengakhiri kelangsungan sebuah kerajaan uthmani multi-nasional, multi religius, dan membentuk ide Turki yang lebih relevan. Pada tahu 1908 sebagian besar warga kristen telah independen (merdeka). Albania memberontak pada tahun 1910M dan mereka mendapatkan hak otonom pada tahun 1912M. Gerakan Balkan melepaskan kerajaan uthmani dari seluruh wilayahnya di Eropa, dan dan selama perang dunia I warga Armenia di Anatolia Timur berkurang secara drastis disebabkan oleh kekejaman perang, deportasi dan disebabkan pembunuhan massal yang dilancarkan oleh Turki dan Kurdi. Sebaliknya dikalangan muslim berkembang rasa kebangsan Turki dan Arab, dan terjadi persekutuan Arab untuk melawan kerajaan uthmani. Pada akhir perang dunia I, apa yang tersisa di dalam kerajaan uthmani hanyalah Anatolia, dengan Mayoritas warga Turki dan sebagian kecil warga keturunan Yunani, Kurdi, dan Armenia. Realitas kehidupan uthmani sekarang ini sejalan dengan kosep nasionalis tentang masyarakat Turki. Perang yang memutuskan gordian mengakhiri loyalitas uthmani dengan melepaskan sebagian besar penduduk turki yang non muslim.[7]

2.      Nasionalisme  di Aljazair

Ketika perancis menduduki Aljazair pada tahun 1830M, gerakan pelawanan datang dari Abdul Qadir. Melalui Tarekat Qadiriyah yang dipimpinnya dari tahun 1832M samapai 1841M. juga pada tahu 1849M, Bu Zian Zatatsha, seorang Syeikh lokal yang merupakan pendukung Abdul Qadir, melakukan pemeberontakan terhadap Perancis. Pada tahun 1858M, Sidi Sadok Ibnu Al-hajj, pimpinan Zawiyah Rahmaniyah yang telah bersatu dengan Bu Zian memlakukan gerakan Jihat, selanjutnya paga tahun 1860M dan 1879M. Bu Khentash dan Muhammad Amzian memimpin pemberontakan terhadap Perancis.[8]

Pada tahun 1870-1871 tajadi serangkaian pemeberontakan dalam sekala besar yang dipimpin oleh kepala suku Aljazair al-Muqrani yang didukung oleh Tarekat Rahmaniyah, walaupun mengalamin kegagalan. Oposisi dalam bentuk penentangan terhadap imprialisme juga datang dari bangsa Maroko Abdul Kari seorang intelektulal tampil melakukan gerakan pemberontakan.[9]

3.      Nasionalisme di mesir

Dipimpin oleh Urabi Pasha, seorang pejabat tinggi meliter memberontak terhadap pendudukan Inggris dan membentuk kerajaan baru di Mesir, walaupun dapat di ambil alih kembali oleh Inggris.[10]

4.      Nasionalisme di Arab

Sistem negara Arab modern dan gerakan nasional Arab berasal dari sistem uthmani abad ke-19 dan berasal dari wilayah Eropa di wilayah subur. Nasionalisme arab pertama lahir di Libanon. Di Libanon modernisasi dan pembentukan kesadaran politik yang baru secara langsung dipengaruhi oleh penetrasi pendidikan, politik, dan perdagangan bangsa Eropa.[11]

Di Arab lahirlah nesionalisme Arab, begitu juga di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iraq, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, dan Kuwait. Semangat persatuan Arab itu juga diperkuat pula oleh usaha Barat untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab dan di negeri yang yang dihuni oleh mayoritas Arab.[12] Deangan alasan berbeda belakangan nasionalisme Arab juga berkembang di kalangan bangsawan muslim Damascus, faktor utamanya bukan alasan otonomi politik atau penetrasi perdagangan, melainkan alasan yang lebih bersiafat operasional dari sistem uthmani dan sebagai reaksi muslim terhadap kemajuan perdagangan Eropa (dan warga kristen lokal) yang tengah berkembang.[13]

Nasionalisme Arab menyaksikan tujuan-tujuan ideologi dan spiritual dengan mempertimbangkan kenyataan pemerintahan Inggris dan Perancis dan konsolidasi  pembagian negara-negara Arab yang mandiri. Maka nasionalisme Arab praktis menjadi sebuah doktrin bagi Elite nasional Konservatif dan sebuah doktrin bagi perjuangan masing-masing negara untuk meraih kemerdekaan dari penjahahan Inggris dan perancis namun dalam latar belakang ini bertahan sebuah semangat kesatuan Arab yang tak pernah lenyap  dan sebuah kelangsungan keagamaan  yang berguna bagi doktrin sekuler. Khususnya dalam pandangan masyarakat umum, identitas Arab dan islam sesungguhnya tidak dapat dipisahkan.[14]

5.      Nasionalisme di India

Di india sebagaimana di Turki dan Mesir, gagasan pan-islamisme yang dikenal dengan gerakan khilafat juga mendapat pengikut, Syed Amir Ali (1848-1928M) adalah pelopornya. Namun gerakan ini segera pudar setelah usaha menghidupkan kembali khilafah yang dihapus Mustafa Kemal di Turki tidak mungkin lagi. yang terkenal adalah gerakan nasionalisme yang diwakili oleh partai kongres nasional India. Namun gagasan nasionalisme itu segera pula di tinggalkan sebagian besar tokoh-tokoh islam karena di dalamnya kaum muslimin yang minoritas tertekan oleh kelompok hindu yang mayoritas. Persatuan antara dua kelompok besar hindu dan islam sulit diwujudkan. Oleh karena itu mulim di anak benua India tidak menganut nasionalisme, tetapi islamisme, yang di India dikenal dengan komunalisme. Yang disuarakan oleh liga muslimin yang merupakan saingan bagi partai kongres nasional dukungan mayoritas penganut agama hindu. Benih-benih islamisme itu sebenarnya sudah ada sebelum liga muslimin berdiri, dilontarkan oleh sayyid Ahmad Khan (1817-1898M) kemudian memuncak pada masa Iqbal (1876-1938M) dan Muhammad Ali Jinnah (1876-1948M).[15]

6.      Nasionalisme di Indonesia

Di indonesia partai politik besar yang menentang penjajahan adalah SI ( seriakat islam) didirikan tahun 1912 di bawah pimpinan Hos Tjokroaminoto, partai ini adalah kelanjutan dari sarekat dagang islam yang didirikan oleh H. Samahudi tahun 1911, kemudian lahir juga partai-partai politik lainnya, seperti paratai nasional indonesia (PNI) didirikan oleh Sukarno,(1927M) pendidikan nasional indonesia (PNI baru) didirikan oleh Muhammad Hatta (1931M) persatuan muslimin indonesia (Permi) yang menjadi partai politi tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtar Lutfi.[16]

Pada tahun 1821-1837 di Minangkabau pecah perang Paderi, di Jawa terjadi perang Diponogro, merupakan perang terbesar yang dihadapi belanda di Jawa. Di Kalimantan selatan pada priode tahun 1857-1862M, pecah perang Banjarmasin, dipimpin oleh pangeran Antasari. Di Aceh ketika pemerintah belanda pada tanggal 26 maret 1873M, menyatakan perang terhadap Aceh, akhirnya pecahlah perang Aceh wilayah Aceh sampai dengan menyerahnya Belanda kepada jepang tidak pernah tunduk terhadap belanda. Itulah bentuk nasionalisme yang terjadi di wialayh-wilayah islam sebagai bentuk perlawanan terhadap imprialisme yang dilakukan bangsa Eropa.[17]

7.      Nasionalime di Afrika

Perubahan politik dan ekonomi di wilayah jajahan afrika barat dilajutkan dengan pembentukan kelas ekonomi dan beberapa kelompok sosial dan politik yang baru, sebagaiman terjadi dibeberapa negeri muslim lainnya. Perubaha pola pandangan dan administrasi mengantarkan mereka menuju pusat kota dan beberapa kota pelabuhan. Dari penduduk pendatang yang tidak berakar ini terbentuklah komonitas dan elit baru.

Di beberapa kota kelas borjuis yang terdiri dari laki-laki dan wanita profesional membentuk sejenis pendidikan barat yang melatih minoritas kecil untuk menjadi dokter, guru, pengacara, jurnalis, penerjemah dan pegawai pemerintah. Namun kegiatan pendidikan seperti ini sangat terbatas, dalam kerajaan prancis hanya ada 3 persen usia pelajar afrika yang bersekolah. Di negeria pendidikan inggris melahirkan elite kecil yang berpendidikan barat yang sebagian berasal dari afrika selatan. Dalam dekade sebelum 1942 sekitar 300.000 usia pelajar masuk ke beberapa sekolah dasar, namun hanya 2000 yang dapat melanjutkan ke sekolah mengah. Hampir semua sekolah-sekolah tersebut terdsps di wilayah afriks selatan dan sebagian besar diperuntukkan sebagai pendidikan missionaris kristen. Sebagai pengecualian, sekolah missionari kristen dan sekolah barat tidak di izinkan berkembang di nigeria utara.[18]

Administrasi dan pendidikan kolonial juga melahirkan elite pekerja mekanik, transportasi, pekerja bangunan, juru tulis, petani, dan elite bawahan lainnya. Para juru tulis secara khusus berhubungan erat dengan pekerja administrasi dan perekonomian modern dan merupakan pihak yang berpengaruh sebagai pengegah antar elite bawahan dengan pejabat pemerinta yang lebih tinggi. Para juru tulis dan guru menjadi juru bicara dalam gerakan politik.

Dengan munculnya beberap elite baru memperkokoh afrika melalui asosiasi baru. Kelompok kesukuan, etnis, kejasama, perserikatan dagang, kelompok diskusi, dan yang terpenting perkumpulan politik, merupakan akibat dari migrasi dan urbanisasi dan merupakan basis bagi lahirnya partai-partai politik, perkumpulan pelajar dan pemuda secara khusus merupakan faktor penting bagi pembentukan gerakan nasionalis Afrika.[19]

Kemerosotan perang dunia II membuka kesemapatan bagi elite baru ini untuk menegaskan tuntutan mereka. Perang dunia secara fatal menghancurkan kekuata politik dan otritas moral penguasa Eropa dan memungkinkan tokoh-tokoh Afrika menuntut hak untuk menentukan nasib meraka sendiri dan menuntut kemerdekaan politik. Pendidikan telah mengantarkan mereka pada keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan masyarakat, maka elite tersebut menjadi nasionalis yang anti kolonial dan menuntut hak berbicara demi kepentingan masyarakat umum, untuk kepentingan elite bawahan mereka menuntut persamaan gaji dengan pekerja Eropa, persamaan dalam berpartisipasi dalam rezim kolonial, dan yang lebih penting adalah menuntut kemerdekaan.

Pembentukan majelis teritorial melatar belakangi pembentukan sejumalah partai politik, diantaranya adalah Ressemblement Democratique Africain (R.D.A) dibentuk pada tahu 1946. Di bawah kepemimpinan felix houphouet-boigny. Selama pemerintahan perancis partai ini adalah yang terbesar di pesisir lvory, sudan, niger dan guinea, yang pada akhirnay di gantikan oleh partai Union Progressiste Senegalaise pada tahun 1931.[20]

Gagasan-gagasan nasioinalisme dan gerakan-garakan untuk membebaskan dari kekuasaan barat yang kafir juga bangkit di negeri-negeri lainnya.[21]


BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN


[1] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007).184

[2] Badri yatim, sjarah peradaban islam, 185, lihat juga, Ading kusdiana, sejarah dan kebudayaan islam, 335

[3] Ira, m. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 72

[4] Ibid., 82

[5] Ibid., 83

[6] Ahmad al-Usairy, Sejarah islam (Jakarta: Akbar media, 2013), 369

[7] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 83

[8] Ading Kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), 331

[9] Ibid., 332

[10] Ibid.,332

[11] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999),138

[12] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, 419

[13] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 142

[14] Ibid., 150

[15] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 187 lihat juga , Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam, 187

[16] Ibid., 187

[17] Ading kusdiana, Sejarah & Kebudayaan Islam (Bandung: Pustaka setia, 2013), 334

[18] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 428

[19] Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam. Terj, Ghufron A. Mas’adi(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1999), 429

[20] Ibid., 430

[21] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), 187

Penyulingan Air

  Kita hidup di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, sungai-sungai, danau, dan sebagainya. Selama ini kita tidak pernah pusing akan kekur...