HOME

27 Januari, 2022

Arab Pra Islam Dan Nabi Muhammad Sebagai Pemimpin Agama Dan Negara

ARAB PRA ISLAM DAN NABI MUHAMMAD SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA DAN NEGARA

A.    Asal usul dan letak geografis Bangsa Arab

1.   Letak Geogrfis Jazirah Arab

Jazirah arab terletak di sebelah barat daya benua asia, dengan luas sekitar 3.000.000 km2. Letak jazirah arab ; sebelah timur berbatasan dengan Teluk Oman dan Teluk Persia (teluk arab), sebelah selatan berbatasan dengan Laut Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, serta sebelah Utara di batasi dengan Syam dan sebagian berbatasan dengan Irak.[1]

Dua kota yang terkenal di Hijaz adalah Makkah (yang memiliki sumber air zam-zam) dan madinah (yatsrib), yang di bagian utaranya ada gunung Uhud yang di tumbuhi oleh tanaman kurma yang sangat subur. Di sebelah selatan Hijaz adalah Yaman. Berbeda dengan Hijaz, tanah yaman sangat subur dan kekayaan alamnya melimpah. Kota-kota yang terkenal adalah Shan’a, ibu kota kerajaan Yaman zaman dahulu, Najran, dan Aden.[2]

Sementara itu, ilmu para ahli purba membagi Jazirah Arab menjadi tiga bagian berikut:[3]

a.    Arab Petrix ( daerah- daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah   Syam).

b.    Arab Deserta ( daerah syam sendiri).

c.    Arab Felix (negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”)


2.    Iklim di Jazirah Arab

Musim panas terjadi dalam tempo lama dan benar-benar terasa panas luar biasa, dengn temperatur mencapai 130oF disemu wilayah. Musim dingin justru berlangsung sebentar dan terasa dingin menyengat. Curah hujan sangat sedikit; rata-rata hanya mencapai 4 inci setiap tahun. Sementara itu, diwilayah barat daya, curah hujan relative agak banyak; kira-kira mencapai 12 inci tiap setiap tahun.[4] Adapun iklim yang terjadi di Jazira Arab, dapat dibedakan menjadi 5 kawasan, yaitu :

a.    Tihamah adalah daerah yang memiliki cuaca yang sangat sangat panas dan tidak ada angin yang berhembus.

b.    Hijaz adalah daerah yang ada di tengah dan berhadap-hadapan dengan Laut Merah yang beriklim sedang, serta daerah yang terdiri dari bukit-bukit pasir.

c.    Najad adalah daerah yang membentang dari gurun Samawah di Utara sampai sampai Yaman di sebelah Selatan, serta tanahnya yang sangat tinggi.

d.   Yaman adalah daerah hijau berada di selatan Najad sebelah Timur Laut Merah, serta sebelah Selatan Oman, Hadramaut dan sebelah utara Laut Hindia.

e.    Arudh, secara geografis daerah ini terpisah dari ketandusan Arab karena daerah ini melintang dari Yaman, Najd, dan Irak. Serta melewati Yamamah, Oman, dan Bahraini.

Sedangkan dari sisi pencaharian, para penduduk Jazirah Arab lebih memilih untuk mengembala kambing dan berburu serta berdagang dan bertani. Karena, kebanyakan penduduk Jazirah Arab ini tinggal di wilayah pesisir yang selalu turun hujan. Sehingga, para penduduk Jazirah Arab ini sudah bisa dikatakan maju tetapi masih ada juga yang miskin karena dilanda peperangan. [5]


3.   Luas dan Jumlah Penduduk Jazirah Arab Pra-Islam

Mengenai luas dan jumlah penduduk jazirah arab pra-islam, menurut sumber sejrah yang ditemukan, luas jazirah arab sekitar kurang lebih 1.100.000 mil2, 126.000 farsakh persegi, atau 3.156.558 km2. Meskipun wilayahnya cukup luas namun sepertiganya tertutupi lautan pasir, diantaranya yang paling luas adalah yang terkena dengan nama Ar-Rabi’ul Khali. Bukan dengan pasir saja tetapi di penuhi pula denan batu-batu besar  atau gunung-gunung batu yang tinggi, diantara yang paling besar dan tinggi terkenal dengan nama Jabal as-Sarat. didalam pulau pasir ini tidak ada sungai yang mengalir karena karea lembah-lembahnya berair atau kering silih berganti; airnya sebagian mengalir masuk ke dalam padang-padang pasir saja dan sebagian masuk ke dalam lautan. Daerah seluas itu, pada masa tersebut, didiamieh 12 juta jiwa, namun d yang mengatakan 10 juta jiwa.[6]


B.     Agama dan Peradaban Bangsa Arab

Selama masa panjang, terutama di kalangan bangsa Arab, keyakinan agama diwarnai dengan politeisme dan keprcayaan bahwa berhala merupakan manifestasi ketuhanan.[7] Kepercayaan berhala ini  pertama kali dibawa oleh ‘Amru bin Luhay dari Syam ke Makkah, jadi Bangsa Arab merupakan bangsa yang termasuk yang memiliki keanekaragaman Agama. Adapun macam-macam Agama pada Bangsa Arab, yaitu :

1.    Agama Paganisme, yaitu agama yang memberikan penyembahan terhadap berhala (patung). Agama ini merupakan agama yang paling banyak pengatutnya di daerah Jazirah Arab.

2.    Agama Monotheisme, yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim A.S (agama hanif), tetapi tidak banyak pemeluknya. Ketika Agama Islam datang yang di bawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. tidak semua dari mereka yang langsung memeluk agama Islam dan beriman kepa ALLAH S.W.T., karena mereka lebih percaya dengan menyembah berhala (patung).

3.    Agama Shabiah, yaitu agama yang menyembah binatang karena menurut mereka binatang itu memiliki keahlian atau kekuatan. Tetapi tidak banyak pula yang menganut agama Shabiah karena ada juga yang memeluk agama Masehi, agama Majusi dan agama Nasrani yang dibawa oleh orang persia.

Dari aspek peradaban, bangsa Arab terbagi atas peradaban yang bersifat rohani dan material. Peradaban yang bersifat rohani tertuang dalam banyak karya sastra dan syair-syair jahili yang begitu dominan. Hal ini juga bisa melihat tingkat kemajuan kehidupan mereka. Sedangkan peradaban material tertuang dari karya seni patung, bangunan dan lainnya.[8]

Dalam hal ini menjadikan sarana terbaik untuk menganalisis semangat dan intelek bangsa Arab dengan penilaiannya akan suatu karya yang diwariskan, bahwa kehidupan mereka adalah diwujudkan dari kesusastraan sebagai tolak ukur kehidupan yang sesungguhnya.

Sehingga sampai sekarang ini perbedaan yang terjadi di Arab juga banyak mempengaruhi dunia, terutama bangsa-bangsa yang beragama Islam. Mulai dari karya sastra, seni, dan budaya bahkan bangunan dan arsitek yang terpengaruhi oleh peradaban Arab. Oleh karena itu banyak yang mengatakan bahwa Bangsa Arab merupakan bangsa yang istimewa di dunia.


C.    Sirah Nabawy dan Lahirnya Masyarakat Islam

Bangsa arab larut dan tenggelam dalam kegelapan dan kejahatan takhayyul karena penduduknya yang masih termasuk kalangan jahiliyyah. namun, setelah masa-masa kesuraman muncullah matahari yang cerah dalam sosok Nabi Muahammad SAW di cakrawala sejarah dunia.

Berita akan kehadiran Nabi Muhammad sebagai nabi Akhiruzzaman sudah ada sejak masa-masa nabi terdahulu. Berita ini ditulis oleh Allah dalam kitab agama mereka sehingga mereka sama-sama menantikan kehadiran nabi tersebut dan berharap bahwa ia berasal dari kalangan mereka. Semua sabda kenabian ini dengan jelas meramalkan bahwa menyingsngnya fajar cahaya spiritual.  Cahaya ini muncul ke dunia pada 12 Robi’ul Awal pada tahun gajah atau tepatnya pada 571 M

Dinamakan tahun gajah karena pada saat dilahirkan Nabi Muhammad bertepatan dengan Peristiwa Gajah. Dimana pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah.

Nabi Muhammad adalah anggota dari bani hasyim suatau kabilah yang kurang berkuasa dalama suku Quraisy. Nabi lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib,seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi yang terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia ketika nabi Muhammad berusia 2 bulan didalam kandungan. Kemudian ketika nabi muhammad telah lahir dan menjadi seorang bayi, nabi disusui ibunya selama tiga hari,sesudah itu dua orang wanita juga mendapat kehormatan untuk menyusui nabi muhammad. Pertama adalah Seorang budak AbuLahab, menyusui nabi selama 6 bulan, dan kedua adalah Halimah putri Abi Zuwaib dari suku sa’ad bin Hawazam. Ketika Nabi Muhammad memasuki usia kanak kanak 6 tahun beliau ditinggal oleh ibunya dan menjadi anak yatim piatu, lalu diasuh oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib, , tidak lama gelombang kesedihan menimpa nabi, usianya belum genap delapan tahun sudah ditinggal kakeknya.

Setelah itu asuhan nabi Muhammad diambil alih oleh pamannya,bernama Abu Thalib yang terkenal akan kedermawanan dan kebaikannya. Pada usianya yang sudah 8 tahun nabi diajak untuk menggembala domba. Saat menginjak usia 12 tahun nabi juga menemani pamannya berdagang ke negeri Syam, kemudian mereka bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Bahira. Kemudian ia melarang Abu thalib membiarkan Muhammad tanpa pengawalan, sebab ia melihat tanda kenabian dalam diri Muhammad, dan jika tanda itu diketahui oleh orang Yahudi dikhawatirkan mereka akan membunuhnya.[9]

Di umur 25 nabi Muhammad memperistri Khadijah janda yang terkenal kebajikan,kecantikan dan kekaya rayaan nya. Keinginan Khadijah mengawini Rasulullah juga terdorong karena nabi orang Quraisy yang jujur. telah diakui bahwa lamaran datang dari khadijah dan perkawinanpun dilaksanakan dengan mahar dari Khadijah.

Sebelum rasulullah memasuki masa kerasulan nabi, beliau sering menghabiskan siang dan malamnya didalam gua hira’. Tempat yang jauh dari kebisingan, untuk berdoa dan beribadah. Beliau juga menghabiskan seluruh bulan Ramadhan. Istri tercintanya tau bilamana beliau tidak kunjung pulang, pastilah sedang menghabiskan waktu untuk berkhalwat dengan Rabbnya disana.

Sebelum menjadi rasul beliau sering memikirkan tentang dua hal, yang pertama yaitu mengkaji secara mendalam tentang kehidupan dan bertafakur akan keindahan ciptaan Allah.yang kedua, beliau merenungi akan tanggung jawab berat yang akan dipikulnya untuk mengubah hriuk-pikuk kehidupan orang Mekah.

Saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, yaitu Mulainya wahyu diturunkan pada nabi yaitu malaikat Jibril, diutus Allah untuk membacakan beberapa ayat kepada Nabi  yang berisi pendahuluan dan perkenalan pada kitab yang akan menjadi pedoman hidup manusia.pada hari khusus itulah Jibril meletakkan sejenis lempengan bertulisan disisinya seraya berkata,“Bacalah!”.[10] Dan lempengan berisikan Kalam Allah  yang merupakan surah untuk pertama kalinya diturunkan. Yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 dan bertepatan 17 Ramadhan. Bulan yang memberikan keberkahan bagi umat islam. Memang pada awalnya nabi belummampu untuk membacanya  akan tetapi Jibril menekannya hingga 3 kali dan akhirnya nabipun merasa mampu unutk membaca tulisan yang dipegang jibril.

Setelah kejadian ini Nabi disinari cahaya wahyu dan telah resmi menjadi seorang Rasul. Kemajuan islam dan penyebarannya yang dilakukan Rasulullah pun terjadi secara bertahap. Orang orang yang terlebih dahulu memeluk agama islam disebut sebagai Ash-shabiqunal Awwalun .hal ini merupakan tolak ukur kebajikan dan mendapatka kedudukan terhormat bagi siapa yang terlebih dahulu masuk islam. Tentuya nabi menyebarkan cahaya islam terlebihdulusecara sembunyi-sembunyi  kepada keluarga dan kerabat terdekatnya, adapun wanita pertama yang memeluk islam adalah istri Nabi Muhammad sendiri yakni Khadijah terbukti ketika Nabi turun dari Gua Hira dan menyampaikan semua peristiwa kepada istrinya ,langsung ia membenarkan pernyataan suaminya. Kemudian dari pihak laki-laki adalah Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib.

Lalu turunlah surat Al-Hijr ayat 94 yaitu perintah untuk berdakwah secara terang-terangan, dakwah Nabi dalam menyebarkan agama islam tetang tauhid yang hanya menyembah kepada Allah SWT. Begitu banyak tantangan yang dihadapi Nabi pada saat di Makkah karena pada saat itu mereka lebih percaya akan ajaran nenek moyangnya yakni menyembah berhala. dan banyak penduduk Makkah yang tidak percaya bahkan menentang Nabi Muhammad. Tetapi itu tidak membuat Nabi patah semangat, beliau terus berdakwah apapun rintangan yang harus dihadapi bahkan beliau pernah dilempari batu oleh orang-orang kafir Quraisy. Nabi Muhammad percaya bahwa Allah bersamanya dan wahyu yang harus disebarkan itu harus disampaikan karena itu merupakan tugas dari Allah, maka dari itu beliau tidak takut dengan apapun rintangannya.

Ketika pamannya Abu Thalib meninggal, hubungan Nabi Muhammad dengan pihak Quraisy lebih buruk lagi dari yang sudah-sudah. Lalu disusul pula dengan kematian Khadijah yang menjadi sandaran Muhammad, membuat beliau begitu terpukul dan berduka. Pihak Quraisy sepertinya sudah tidak terlalu segan lagi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW bila ada kesempatan. Dan dengan alasan ini pula beberapa tahun setelah kematian Paman dan Istrinya itu membuat Rasulullah memutuskan untuk melakukan hijrah ke Yastrib, dimana sebelumnya dakwah Nabi SAW telah sampai di sana dan diterima oleh sebagian penduduknya dengan baik. Dan dari tanah Yatsrib ini pulalah kejayaan Islam memasuki babak baru.


D.    Hijrah ke Madinah dan Terbentuknya Islam

Penekanan yang di lakukan suku Quraisy terhadap nabi Muhammd dan pengikutnya semakin ditingkatkan. Mereka mengadakan penindasan dan intimidasi. Tahap penindasan dan penganiayaan umat islam di makkah mencapai puncaknyan pada tahun kelima. Saat melihat penderitaan yang semakin menjadi, Nabi berkata kepada mereka, “Seandainya kalian pergi ke negeri Yatsrib, itu negeri yang tak seorangpun dizalimi di dalamnya, negeri yang jujur, hingga Allah memberi kalian jalan keluar dari penderitaan yang sudah kalian alami.

Mendengar berita hijrah nabi, orang Quraisy melakukan pertemuan mendadak. Dapat disimpulkan dari pertemuan tersebut yaitu Nabi Muhammad harus dibunuh segera sebelum meninggalkan kota Makkah. Mereka bersepakat bahwa dari setiap suku harus menunjukkan satu orang perwakilan yang akan ikut serta karena dengan begitu keluarga Nabi Muhammad tidak akan berani untuk menuntut balas kematian tersebut. Tetapi  hal itu telah diketahui oleh Nabi sehingga pada waktu menjelang maghrib beliau menyelinap keluar menuju rumah Abu  Bakar lalu pergi bersama meninggalkan kota Mekkah. Mereka melewati jalan yang tak lazim digunakan yakni jalan berputar di Yaman Selatan dengan arahan penunjuk jalan yang telah dipercayai Nabi. Kemudian Nabi dan Abu Bakar bersembunyi di sebuah gua sedangkan penunjuk jalan kembali ke kota Makkah. Saat malam hari orang-orang kafir menuju rumah Nabi dan mendobrak pintu kamar, tetapi yang mereka temui hanya Ali bin Abu Thalib berbaring diatas Kasur.[11]

Sebelum tugas seorang kenabian selesai maka Nabi Muhammad akan hidup. Bagaimana pun rencana yang telah disusun oleh orang-orang kafir maka itu akan gagal. Allah juga telah melindungi Nabi dengan bukti saat Nabi menyelinap keluar lalu bertemu penjaga dari orang-orang Quraisy, beliau menaburkan sejumlah pasir dengan membaca firman Allah dalam QS Yasin ayat 9 yang artinya “Dan Kami adakan dihadapan mereka dinding dan dibelakang mereka dinding (pula) dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” Saat Nabi pergi tak seorangpun ada yang mengetahui kecuali Ali dan anak-anak Abu Bakar yaitu Abdullah, Asma, Aisyah, dan pembantu setia Abu Bakar. Nabi bersama Abu Bakar berhasil sembunyi didalam gua dan tinggal selama 3 malam.

Setelah keadaan cukup aman, Nabi dan Abu Bakar meninggalkan gua itu dan melanjutkan perjalanan 434 km dengan hanya mengendarai unta di padang pasir yang panas nan luas. Namun mereka dapat melaluinya dengan penuh kesabaran. Sementara itu orang-orang kafir Qurasiy mengadakan sayembara yaitu barang siapa yang dapat menemukan keberadaan Nabi maka akan diberi hadian 100 ekor unta. Kemudian orang-orang langsung mencari Nabi termasuk Suraqah bin Malik. Dengan kudanya ia berusaha mencari dan menemukan Nabi Muhammad guna memenangkan sayembara tersebut. Saat di padang pasir Suraqah melihat bayangan dua orang menunggangi unta. Karena ia tidak ingin membagi hadiah kepada temannya maka ia melabuhi temannya dengan mengatakan bahwa ada bayangan dua orang menunggangi unta tetapi berlawanan arah dengan dimana tempat yang ia lihat. Setelah temannya itu percaya dan pergi, Suraqah langsung berbalik arah dan mengejar bayangan yang ia lihat tadi. Tetapi saat jarak mereka sudah dekat tiba-tiba kuda Suraqah jatuh tersungkur dan ia pun jatuh terpelenting. Ia segera berdiri dan mengejar lagi, Abu Bakar berkali-kali menengok kebelakang khawatir terkejar. Saat jarak mereka sudah dekat, tanpa sebab kuda Suraqah jatuh tersungkur lagi. Sayup-sayup Suraqah mendengar Nabi membaca ayat Al-Qur’an, Suraqah berdiri dan menunggangi kudanya lagi. Dan untuk ketiga kalinya Suraqah jatuh jatuh lagi dari kudanya dan seketika wajah Suraqah menjadi pucat lalu ia berteriak-teriak dan meminta ampun, kemudian Abu Bakar berhenti untuk memberi uang dan meminta agar Suraqah tidak berkata apapun kepada orang-orang kafir Quraisy.[12]

”Pada bulan Rojab tahun kelima, Nabi para sahabat akhirnya pergi berhijrah ke Yatsrib dalam satu rombongan. Kedatangan mereka disambut hangat oleh penduduk Yatsrib (Madinah).

Setelah hijrah ke Madinah, perkembangan islam di kota tersebut mengalami kemajuan. Kesuksesan nabi dalam mengembangkan islam di madinah , diantaranya:

1.    Memperdamaikan antara suku Khazraj dan suku Aus.

Sebelum islam datang, suku Aus dan Khazraj selalu terjdi perselisihan dan bersitegang, bahkan tidak jarang terjadinya pertumpahan darah. Hal ini di picu oleh adanya pihak ke tiga, yakni orang Yahudi dan sikap mereka yang menonjolkan masing-masing golongan mana yang harus menjadi pemimpin. Sehingga mereka berharap Rasulullah dapat menjadi penengah diantara mereka untuk menyelesaikan konflik antara suku Aus dan Khajraj.

2.    Membangun Masjid

Diawal tahun Hijriyah, Nabi Muhammad S.A.W. mendirikan masjid sebagai tempat melaksanakan ritual dan kegiatan sosial. Masjid ini merupakan awal dari Nabi Muhammad S.A.W. memulai karirnya sebagai kepala Agama dan kepala pemerintahan. Serta Nabi Muhammad S.A.W. mengajarkan praktek sosial yang tidak bertentangan dengan ajaran Tuhan. Masjid yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Nabawi. Masjid ini sebagai sentra aktivitas untuk meletakkan prinsip-prinsip kemasyarakatan dengan menganjurkan sholat berjamaah yang berarti juga menyimbolkan keselarasan komunitas beriman antara muhajirin dan anshor.

3.    Mempersatukan sahabat Muhajirin dan Anshor

Sebagai langkah selanjutnya yaitu nabi mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar dengan tali kasih sayang. Muhajirin dari Mekkah dan Anshor dari Madinah. Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan persaudaraan antara kedua sahabat dan melarang semangat kesukuan atas dasar sauatu agama sehingga menjadi bersatu, kokoh dan kuat.

Hal tersebut menunjukkan bukti bahwa nabi mampu untuk mengemban risalah yang diberikan oleh Allah. Cara  beliau yang melakukan segala sesuatu dengan memulainya dalam bentuk pendekatan sehingga banyak orang yang gembira untuk menerima hadirnya islam. Nabi pun mengembangakan keislaman dan membangun masyarakat islam yang kuat.

Akan tetapi dibalik kemasyhuran islam di Madinah, timbulah rasa nifak dikalangan masyarakat. Golongan munafiqin yaitu kaum Khaz, Khazraj dan kaum Yahudi yang diketuai oleh Abdullah bin Ubay bin Saul.[13] Yang diketahui bahwa mulanya Abdullah mengalami kegagalan dalam menjadi seorang raja madinah yang bertepatan dengan islam juga mulai berkembang. Maka dari itu timbul kebencian terhadap islam.

Dari kebencian ini hati kaum munafik itu semakin hari semakin membenci islam dan mengalami banyak pertentangan dikalangan tiga kaum tersebut, berbagai isu dan serangan yang diluncurkan mereka membuat keadaan kaum muslimin semakin sulit. Rasululullah sebagai pemimpin agama dan pengemban risalah dalam melihat hal ini tentunya tidak tinggal diam, beliau mengorbankan segala sesuatu demi tercapaianya risalah yang diberikan Allah kepadanya.

4.    Membentuk Kekuatan dan Politik Islam

Nabi juga mempersatukan antara golongan Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani Nadhir dan Bani Quroid. Terhadap golongan yahudi nabi membentuk suatu perjanjian yang melindungi Hak Asasi Manusia. Yang dikenal dengan Piagam Madinah.

Menurut ahli sejarah, kurang lebih dua tahun awal kehijrahannya Nabi Muhammad S.A.W. mendapatkan piagam, yang biasa disebut sebagai piagam Madinah, yang merupakan konstitusi dari sebuah dasar negara Islam pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Menurut Philip K. Hitti, Nabi Muhammad S.A.W. berada dimana berfungsi sebagai hakim, pemimpin Agama, pemberi kebijakan, dan panglima tertinggi.[14]


E.     Prinsip-prinsip Dasar Nabi Muhammad sebagai Kepala Negara

Ada dua prinsip yang mendasar dari kepemimpinan nabi Muhammad:

1.    Prinsip persaudaraan

Nabi mengajarkan kepada sahabat dan para pengikutnya untuk menjalankan kesatuan dan persatuan. Ikatan keimanan lebih mengikat daripada pertalian darah. Keimanan menjadi symbol yang paling kuat untuk mengikat tali persaudaraan atau golongan. Dengan  demikian komunitas muslim yang memiliki nilai-nilai solidaritas di tangannya.

Lebih jauh nabi menganjurkan, pentingnya melaksanakan persaudaraan dengan sesama non muslim, pada hal-hal yang bersifat sosial dan kemasyarakatan. Tidak hanya diakui komunitas muslim, tapi juga komunitas luar muslim.[15]


2.    Prinsip musyawarah

Nabi Muhammad saw. Selalu mengadakan musyawarah dengan para sahabatnya, ia selalu berkomunikasi dengan umatnya, bahkan kerap kali mendapatkan dirinya meminta pendapat kepada sahabat –sahabatnya. Karena itu, seluruh umat islam dari seluruh suku dan bangsa merasa menjadi bagian dari komunitas muslim. Antara kaum Anshar dan Muhajirin tidak terjadi perselisihan, meskipun mereka berasal dari suku bangsa yang berbeda. Kedua prinsip berkembang menjadi prinsip kemanusiaan, persmaan kedilan sosial, keadilan ekonomi, dan prinsip solidaritas dan kebersamaan.

Untuk merumuskan dasar-dasar kenegaraan yang kuat di buatlah undang-undang kenegaraan pertama kali yang dikenal dengan piagam madinah.[16]

Nabi Muhammad SAW selain sebagai Rasul Allah, juga sebagai kepala Negara. Kerasulnnya di mulai di kota Mekkah denagan mengajak manusia berimn kepada Allah, beribadah, dan berakhlak mulia. Sedangkan peranannya sebagai kepala Negara dilaksanakan di Madinah pada tahun 622 hingga 632 M. sebagai peletak dasar Negara beliau pertama tama merumuskan Dustur Madinah Ekonomi Negara terutama zakat dan jizyah. Selanjutnya membangun angkatan bersenjata untuk melindungi dakwah dan kepentingan warga Negara madinah.

Prinsip–prinsip dasar pemerintahan yang diterapkan oleh beliu adalah musyawarah atau konsultasi dengan warga madinah, walaupun beliau sebagai seorang rasul tetapi  dalam menetapkan  suatu keputusan sebelumnya dihadapkan kepada mereka. Kenyatannya beliau sangat terbuka menerima saran dan pendapat par sahabatnya. Bahhkn dalam beberapa kasus beliau terkadang rela mencabut pendapatnya sendiri.beliau juga menunjukkan sikap persamaan dan menghargai  setiap orang. Keadiln adalah mendapatkan priorits utama demi mewujudkan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kebebasan atau hak asasi manusia juga mendapatkan jaminn hidup, kebebasan berbicara dan serikat, kemerdekaan mencari nafkah serta perlindungan hak milik. Selnjutny menanamkn kesadaran bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan prinsip kewarganegaraan tersebut jika dibandingkan dengan teori-teori mengenai bentuk pemerintahan dalam ilmu politik, maka dapat dikatakan bahwa corak pemerintahan beliau adalah Demokratis

Baca juga artikel yang lain:

F.     Piagam Madinah

Piagam Madinah telah banyak ditulis dengan berbagaii macam versi, tetapi naskah dan tulisan asli piagam Madinah seperti yang telah ditulis oleh Ibnu Hisyam dan Sirah an-Nabawi-nya dan telah disistematisasi oleh penulis, sebagai berikut :

Mukaddimah:

هذاكت من محمد الببي طلي الله عليه وسلم بين المو منين والمسلمين من قريش ويشر ب و من تبعهم فلحق بهم وخا هد معهم

Merupakan piaga dari Muhammad S.A.W. diantara orang-orang yang beriman dan memeluk Islam dari suku Quraish dan dari Yasrib, serta orang-orang yang mengikuti mereka, mempersatukan diri dan berjuang bersama.

I.   Persatuan Ummat

Pasal 1

انهم امة واحد ة من هو ن النا س

Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa-satu negara (ummat) yang bebas dari (pengaruh dan kekuasaan) manusia lainnya.

II.   Hak Asasi Manusia

Pasal 2

المها جرون من قريش علي ر بعتهم يتعا قلون بينهم اخذ الد ية وا عطا نها وهؤ يفد ون عانيهم بالمعر وف و القسط بين المو منين

Kaum Muhajirin dari suku Quraish tetap mempunyai hak asli, yaitu saling menanggung dan membayat diyat (uang tebusan) diantara mereka (karena pembunuhan) dengan cara yang baik dan adil diantara orang-orang yang beriman.

Pasal 3

وبنو عو ف علي ر بعتهم يتعا قلو ن معا قاهم اللا و لي و كل طا نفة تفد ي عا نيها باامعر و ف و القسط بين المو منين

Bani Auf tetap mempunyai hak asli mereka, tanggung menanggung dalam uang tebusan darah. Setiap keluarga mereka membayar bersama uang tebusan dengan baik dan adil diantara mereka.

Pasal 4

وبنو سا عد ة علي ر بعتهم يتعا قلو ن معا قلهم اللاولي وكل طا نفة منهم تفدي عا نيها نا لمعر و ف و القسط بين المو منين

Bani Sa’idah (dari Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan mereka. Seriap keluarga dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 5

وبنو الحر ث علي علي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Harts (dari suku Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tersebut diantara mereka (diayat). Setiap keluarga dari mereka membayar bersama akan ditebus dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 6

وبنو خشم علي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Jusyam (dari suku Yasrib) tetap berpegangan dengan hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan (diyat) diantara mereka. Setiap keluarga (thaifah) dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 7

وبنو النخا رعلي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Najr (dari suka Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan (diyat) diantara mereka. Setiap keluarga (thaifah) dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 8

وبنو عمر و بن عوف علي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Amr bin Auf (dari suka Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan (diyat) diantara mereka. Setiap keluarga (thaifah) dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 9

وبنو النبيت علي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Nabith (dari suka Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan (diyat) diantara mereka. Setiap keluarga (thaifah) dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

Pasal 10

وبنو الاوس علي ر بعتهم يتعا قلو ن اللاولي و كل طا نفة منهم تفد ي عا نيها با لمعر وف و القسط بين المو منين

Bani Aus (dari suka Yasrib) tetap berpegangan pada hak-hak asli mereka saling menanggung uang tebusan (diyat) diantara mereka. Setiap keluarga (thaifah) dari mereka membayar bersama akan tebusan dengan baik dan adil diantara orang-orang beriman.

III.    Persatuan dan Keagamaan

Pasal 11

وانا لمو منين لا يتر كو ن مفر خا بيهم انيعطوه با لمعروف في فداء او عقل

Sesungguhnya dari orang-orang yang beriman tidak akan melalaikan tanggung jawabnya untuk memberi sumbangan bagi orang yang berhutang karena membayar uang tebusan darah dengan baik dan adil dikalangan orang-orang beriman.

Pasal 12

ولا يحا لف من مو لي مو من د ونه

Tidak seorangpun dari orang-orang yang beriman diperbolehkan membuat persekutuan dengan teman sekutu dari orang yang beriman lainnya tanpa persetujuan lebih dulu.

Pasal 13

وان المو منين المتقين علي من بغي منهم او ابتغي د سيعة ظلم او اثم او عد و ان او فساد بين المو منين و ان ايد يهد عليه خميعا ولو كا ن و لد ا حد هم

Setiap orang yang beriman dan bertaqwa harus menentang setiap orang yang berbuat kesalahan, melanggar ketertiban, penipuan, pemusuhan atau pengacau dikalangan orang-orang yang beriman. Mereka harus dihukum walau terhadap anakanya sendiri.

Pasal 14

ولا يقتل مو سنا في كا فر ولا ينصر ا علي مو من

Tidak diperkenankan seorang beriman membunuh seorang beriman lainnya lantaran orang yang tidak beriman tidak diperkenankan seorang yang beriman membantu seorang kafir untuk melawan seorang yang beriman lainnya.

Pasal 15

وان ذ مة الله وا حد ة يخد عليهم انهم و ان المو منين يعضهم مو الي بعض د ون الناس

Jaminan Tuhan adalah satu dan merata, melindungi nasib orang-orang yang lemah. Segenap orang yang beriman harus saling menjaga dan setia kawan antar mereka dari gangguan lain.

IV.    Persatuan Warga Negara

Pasal 16

وانه من تبعنا من يهو د فان له النصر و الا سو ة غير مظلو مين ولا ستنا صر عليهم

Sesungguhnya banga Yahudi yang setia pada negara berhak mendapat bantuan dan perlindungan seta tidak boleh dikurangi haknya dan tidak bleh diasingkan ari pergaulan umum.

Pasal 17

وان سلم المو منين واهدة لا يسا لم مو من د ون مو من في سبيل الله الا عل سواءو عد ل بينهم

Perdamaian dari orang-orang yang beriman adalah satu. Tidak diperkenankan segolongan orang yang beriman membuat perjanjian tanpa ikut sertanya segolongan lainnya didalam suatu peperangan diajalan Tuhan. Kecuali atas dasar persamaan dan keadilan diantara mereka.

Pasal 18

وان كل غاز ية غزت مصنا يعقب بعضها بعضا

setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita (Madaniah) merupakan suatu tantangan terhadap semuanya yang harus diperkuat oleh seluruh golongan.

Pasal 19

وان المو منين يبي بعضهم علي بعض بما نال د سا ء هم في سبيل الله وان المومنين و المتقين علي احسن هد ي و اقو مه

Segenap orang-orang yang beriman harus memberikan pembelaan terhadap tiap-tiap darah yang tertumpah dialan Tuhan. Dan setiap orang yang beriman yang bertaqwa harus berteguh hati atas jalan yang baik dan kuat.

Pasal 20

وانه لا يجير مشر ك ما لا لقر يش ولا يحول د و نه علي مو من

Perlindungan yang diberikan oleh orang musyrik terhadap harta dan jiwa seorang musuh Quraishtidak diakui.

Pasal 21

وانه من ا عتبط مو من قتلا عن بينة فا نه قو د الا ان ير ضي ولي المقتول وان المو منين عليه كا فة ولا يحل لهم الا قيا م عليه

Barang siapa yang membunuh terhadap seorang mukimin disetaibukti terhadap perbuatannya, maka ia harus dihukum bunuh, kecuali ada wali yang rela menerima ganti rugi. Dan orang mukmin harus mengutuk perbuatan tersebut dan diizinkan menghukum kejahatan tersebut.

Pasal 22

وانه لا يحل لمو من اقر بما في هذه الصحيفة و امن با لله و اليو م الاخر ان ينصر محد ثا و لا يو و ية وانه من نصر ه او او فان عليه لعيه لغة الله و غضبه يو م القيا مت ولا يو خذ منه صر ف ولا عد ل

Tidak dibenarkan bagi seorang yang mengakui piagam ini dan percaya kepada Tuhan dan hari akhir akan membantu orang yang salah dan memberikan tempat kediaman baginya. Siapa yang memberikan bantuan dan tempat tinggal bagi penghiyanat negara atau orang yang salah akan mendapat kemurkaan dan kutukan dari Tuhan di hari kiamat nanti. Serta tidak diterima pengakuan dan persaksiannya.

Pasal 23

وانكم مهما اختاضتم فيه من شي فا ت مر ده الي الله عن و خل و خل والي محمد صلي الله عليه و سلم

Apabila adaperselisihan pendapat diantara kamu dalam suatu hal, maka kembalikan penyelesaiannya pada hukum Tuhan dan keputusan Muhammad.

V.   Golongan Minoritas

Pasal 24

وان اليهو د ينفقون مع المو منين ما دا موا محا ر بين

Warga negara dari golongan Yahudi memikul biaya bersama-sama dengan kaum mukmin selama negara dalam peperangan.

Pasal 25

وان يهو د بني عو ف امة مع المو منين لليهو د دينهم وانفسهم الا من ظام و اثم فا نه لا يو تخ الا نفسه واهل و اهل بيته

Kaum Yahudi dari Bani Auf adalah atu bangsa-negara dengan orang mukmin. Kaum Yahudi bebas memeluk agama mereka, dan kaum Muslimin bebas memeluk agamanya. Kebebasan ini berlaku juga untuk pengikut dan sekutu mereka. Kecuali ada yang mengacau dan berbuat kejahatan yang menimpa diri bersangkutan dan keluarganya.

Pasal 26

وانليهو د بني النخار مثل ما ليهو د بني عو ف

Kaum Yahudi dari Bani Njjar diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf.

Pasal 27

وان ليهو د بني الحر ث ما ليهو د بني عو ف

Kaum Yahudi dari Bani Harts diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf.

Pasal 28

وان ليهو د بني الحر ث ما ليهو د بني عو ف

Kaum Yahudi dari Bani Saidah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf.

Pasal 29

وان ليهو د بني الحر ث ما ليهو د بني عو ف

Kaum Yahudi dari Bani Jusyam diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf.

Pasal 30

وان ليهو د بني الحر ث ما ليهو د بني عو ف

Kaum Yahudi dari Bani Aus diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf.

Pasal 31

وان ليهو د بني ثعلبة مثل ما ليهد بني عو ف الا من ظلم و اثم فا نه لا يو تخ الا نفسه واهل بيته

Kaum Yahudi dari BaniTsa’labah diperlakukan sama seperti kaum Yahudi dari Bani Auf. Kecuali ada yang mengacau dan berbuat kejahatan yang menimpa diri bersangkutan dan keluarganya.

Pasal 32

وان جغنه بطن ثعلبه كا نفسهم

Suku Jafnah adalah bertalian darah dengan kaum Yahudi dari Bani Tsa’labah dan diperlakukan seperti Bani Tsa’labah

Pasal 33

وان لبني الشطيبة مثل ما ليهو د بني عو ف وان البر دون الا ثم

Bani Sutheibah diperlakukan sama dengan kaumYahudidari Bani Auf.

Psal 34

وان مو الي ثعلبه كا نفسهم

Pengikut dan sekutu dari bani Tsa’labah diperlakukan sama seperti Bani Tsa’labah

Pasal 35

وان بطن يهود كا نفسهم

Semua pegawai dan pembela kaum Yahudi diperlakukan sama seperti kaum Yahudi.

VI.    Warga Negara

Pasal 36

وانه لا يخر خ احد سنهم الا با ذ ن هحهد صلي الله عليه و سلم وانه لا ينحخر علي ثارخر ح و انه من فتك فبنفسه فةك واهل بيثه الا من ظلم و ان الله علي ابر هذا

Warga negara tidak diperbolehkan bertindak diluar izin dari Muhammad. S.A.W. seorang warga boleh bertindak membalas kejahatan terhadap apa yang dilakukan kepadanya. Siapa yang berbuat kejahatan, maka balasannya akan menimpa dirinya dan keluarganya, kecuali dapat membela diri. Tuhan melindungi orang yang setia terhadap piagam ini.

Pasal 37

وان علي اليهو د نفقثهم و علي المسلمين نفقتهم وان بينهم النصر علي من حار ب اهل هذ هالصحيفة وان بينهم النصح و النصيحة والبر دون الاثم امرو بحليقة وان الصر للمظلوم

Kaum Yahudi memikul biaya negara seperti kaum muslimin diantara kaum Muslimin dan Yahudi berhak membela dan memerangi setiap musuh yang menentang piagam ini. Diantara mereka harus saling menasehati dan berbuat baik serta menjauhi perbuatan dosa. Seorang warga negara tidak dianggap salah atas apa yang diperbuat sahabat atau sekutunga. Pertolongan, pembelaan dan bantuan harus diberikan kepada orang atau golongan yang teraniaya.

Pasal 38

 وان اليهو د ينفقو ن مع المو منين ما دا سوا محا ر بين

Warga negara kaum Yahudi memikul biaya bersama-sama warga mukmin selama peperangan terjadi.

VII.   Pertahanan Negara

Pasal 39

وان يشر ب حر ام خو فها لا غير مضار ولا اثم

Kota Yasrib, ibu kota negara tidak boleh dilanggar kehormatannya oleh peserta piagam ini.

Pasal 40

وان الخار كا النفس غير مضار ولا اثم

Semua tetangga yang berdampingan rumah harus diperlakukan seperti dirinya dan tidak boleh diganggu ketentramannya dan dipersalahkan.

Pasal 41

وانه لا تخار حر مة الا با ذن اهلها

Seorang tetangga perempuan tidak boleh diganggu ketentramannya atau kehormatannya, serta setiap kujungan harus disertai izin suaminya.

VIII.       Pimpinan Negara

Pasal 42

وانه ما كا ن بين اهل هذ ه اهل هذه الصحيفة من حد ث واشتخار يخاف فسادهفان هر ده الي الله عز وجلوالي محمد صلي الله علي اتقي ما في هذه الصيفة وابره

Setiap pertengkaran atau peristiwa yang terjadi antara pengikut piagam ini harus segera dilaporkan dan diselesaikan menurut hukum Tuhan dan kebijaksanaan Muhammad. S.A.W.

Pasal 43

Sesungguhnya musuh Quraish tidak boleh dilindungi juga orang yang membantu mereka.

Pasal 44

وانه لاتجار قر يش ولا من نصر ها

Dikalangan warga negara sudah berjanji untuk menentang setiap agresor yang datang menyerang kota Yasrib.

IX.             Politik Perdamaian

Pasal 45

واذا اد عوا الي صلح يصا لحو نه (ويلبسو نه) فا نهم يصا لحو نه و يلبيو نه وانهم ادادعوا الي مثل ذلك فانه لهم علي الهم علي المو منين الا من حارب في الد ين علي كل اناس حصتهم من جا بنهم الذ ي قبلهم

Apabila ada negara yang diajak membuat perjanjian perdamaian, dan mereka bersedia, maka perjanjian tersebut harus segera dilaksanakan kecuali mereka menunjukkan permusuhan terhadap agama Islam. Dan warga negara wajib mendukung setiap perjanjian damai tersebut.

Pasal 46

وان يهود الاوس مو الهم و انفسهم علي مثل مالاهل هذه الصحيفة مع البر الحسن من اهل هذه الصحيفة و ان البر دون الاثم

Sesungguhnya kaum Yahudi dari Bani Aus dan sekutunya mempunyai kewajiban yang sama dalam menjaga setiap perdamaian. Sesungguhnya perdamaian dpat menghilangkan kesalahan.

X.     Penutup

Pasal 47

ولا يكسب كا سب الا علي نفسه وانا لله علي اصدق مافي هذه الصحيفة وابره وانه لا يحو ل هذا الكتا دون ظالم واثم وانه من خر ج ا من ومن قعد امن با لمدينة الا من ظلم و اثم وان الله جار لمن بر واتقي و محمد ر سو ل الله صلي الله عليه عليه وسلم

Jadi piagam Madinah ini adalah konsep dasar dari persamaan kedudukan antara satu umat dengan yang lain, piagam ini lahir pada masa NabiMuhammad SAW. Isi  daripada piagam ini meliputi dua landasan pokok yang dapat mengatur hubungan antar umat, bahwa:

1.    Semua pemeluk islam adalah satu ummat walaupun terdiri dari suku dan bangsa yang berbeda.

2.    Hubungan yang terjalin antara kaum muslim dan non-muslim, harus berinteraksi secara baik, saling membantu, saling membela, saling melindungi, dan menghormati segala kebebasan beragama.


DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Ridwan dkk, 2013, Sejarah Peradaban Islam, , Surabaya. UINSA Press

Ali An-Nadwi ,Abul Hasan . 2008 Riwayat Hidup Rasulullah. Surabaya: PT Bina Ilmu

Fuad, Ah. Zakki. 2014 .Sejarah Peradaban Islam.Surabaya: UINSA Press

Haekal Muhammad Husain, 1980. Sejarah Hidup Muhammad  Jakarta : Pustaka Jaya

Ibrahim, Qosim dan Muhammad Saleh, 2003. Buku Pintar Sejarah Islam,  Jakarta: Zaman

Nasution Syamruddin, 2013 Sejarah Peradabann Islam. Riau: Yayasan Pusaka Riau

Rofi’ Usmani, Ahmad, 2015. Jejak-jejak Islam,  Yogyakarta: PT Bintang Pustaka

Shiddiqi, Abdul Hamid, 2005. Sirah Nabi Muhammad SAW,  Bandung : Penerbit Marja

Subhani ,Ja’far. 1996.  AR-RISALAH Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Lentera

Tamrin dkk, Sejarah Peradaban Islam. 2013. Sragen: Akik Pusaka


[1] Syekh Shafirrahman al Mubarakfuri, Sejarah Emas dan Atlas Perjalanan Nabi Muhammad (Jakarta: Jaziyad Visi Media, 2012), h 28-30

[2] Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap (yogyakarta: DIVA Press, 2015), h 101

[3] Abdurrahman bin Abdulkarim, Kitab Sejarah Nabi Muhammad Saw. (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), h 25.

[4] Sayed Ali Asgher Razwy, Muhammad Rasulullah Saw,; Sejarah Lengkap Kehidupan & Perjuangn Nabi Islam Menurut Sejarawan Timur & Barat (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004), h 19

[5] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam  (Surabaya: UINSA Press,2014), cet 1. Hal.16

[6] Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw l (Jakarta: Gema Sensasi Press , 2001), h 13

[7] Ja’far Subhani, AR-RISALAH Sejarah Kehidupan RasulullahSAW (Jakarta: Lentera,1996),cet    2.hal.18

[8] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam  (Surabaya: UINSA Press,2014), cet 1. Hal.16

[9] Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam  (Surabaya: UINSA Press,2014), cet 1. Hal.22

[10] Ja’far Subhani, AR-RISALAH Sejarah Kehidupan RasulullahSAW (Jakarta: Lentera,1996),cet    2.hal.146

[11]Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam…………………..h.41-42

[12]Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad……………..h.274

[13]Abul Hasan Ali An-Nadwi, Riwayat Hidup Rasulullah (Surabaya: PT Bina Ilmu,2008).hal.142

[14] Philip K. Hitti, History Of Arab, tent Edition, The Macmilian Press Ltd. 1970, hal. 113.

[15]  Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam. H 29

[16]  Ah. Zakki Fuad, Sejarah Peradaban Islam. H 29

Kerajaan-Kerajaan Pasca Dinasti Abbasiyah

 A.    KERAJAAN KERAJAAN PASCA DINASTI ABBASIYAH

1.      DINASTI USMANIYAH DI TURKI (TURKI USMANI)

Dinasti usmaniyah merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar selain dinasti Safawiyah di Persia dan dinasti Mughal di india. Kerajaan ini berasal dari suku oghuz. suku yang dipimpin oleh ertughul ini bearasal dari daerah Mongolia yang selanjutnya berpindah karena tekanan dari bangsa Mongolia. Lalu mereka juga berpindah ke Turkistan, Persia hingga irak. Karena semakin banyaknya tekanan tekanan yang mereka terima dari bangsa Mongolia, akhirnya mereka melarikan diri guna menghindari tekanan dari bangsa Mongolia. Mereka melarikan diri kebarat ke daerah daratan asia kecil. Disana mereka mengabdi dan membantu sultan Seljuk (sultan alauddin II) melawan bizaintum hingga sultan alauddin mendapatkan kemenangannya atas bizaintum. Sebagai hadiah kepada kaum oghuz atas bantuannya melawan bizaintum, sultan aluddin menghadiahkan sebidang tanah kepada raja ertughul di asia kecil perbatasan dengan bizaintum. Itulah tanah yang nantinya akan menjada sebuah kerajaan besar yakni dinasti usmaniyah.

Tanah pemberian dari sultan alauddin tersebut kemudian diwariskan kepada putranya usman bin ertughul. Usman bin ertughul juga mengabdikan dirinya untuk sultan alauddin II dalam peperangan melawan bizaintum hingga dapat menduduki beberapa wilayah bizaintum. Setelah beberapa saat menikmati kemenangan atas bizaintum, serbuan tentara mongol telah memporak – porandakan tentara Seljuk bahkan sultan alauddin II terbunuh ditangan tentara mongol.[1]

Karena serangan dari tentara mongol tersebut membuat kerajaan Seljuk terpecah belah, dan hal itu membuat usman bin ertughul berkuasa dan menyatakan kemerdekaan atas wilayah yang didudukinya, serta mendirikan sebuah dinasti yang dinamai dinasti usmaniyah.


2.      DINASTI SAFAWIYAH DI PERSIA

Kerajaan safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan usmani. Nama safawiyah, diambil dari nama pendirinya, safi al-din (1252-1334 M), dan nama safawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan, nama it uterus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.[2]

Tarekat safawiyah ini berkembang hingga menjadi seperti organisasi keagamaan dengan massa yang banyak serta doktrin yang membuat pengikutnya merasa adanya ikatan antar anggotanya dan menjadikan tarekat ini memiliki kedisiplinan disetiap anggotanya. Karena kecenderungannya seperti sebuah organisasi tarekat ini condong untuk berpolitik, hingga kecenderungan terhadap politik mendapat wujud kongkritnya pada masa kepemimpinan juneid (1447 – 1460 M). dibawah kepemimpinan juneid dinasti safawi memperluas wilayahnya dengan sambil menambahkan gerakan politik dalam perluasannya tersebut. Pada saat saat perluasan wilayah terjadi konflik antara juneid dengan penguasa kara koyunlu, salah satu bangsa turki yang menempati wilayah yang akan dikuasai juneid.

Dalam konflik tersebut akhirnya juneid kalah dan diasingkan. Juneid melarikan diri ke istana uzun hasan dari kalangan suku Turki Ak Konyulu. Disitu juneid tetap merealisasikan gerakan politik terhadap suku ak konyulu tersebut. Hingga pada akhirnya juneid mampu mempersunting salah satu wanita uzun hasan untuk dijadikan istrinya yang nantinya menghasilkan anak bernama haidar.


3.      DINASTI MUGHAL DI INDIA

Dinasti mughal berasal dari tentara nomadik (penjelajah) dari Afghanistan sehingga wajar jika pemerintahan dijalankan oleh elite militer dan politisi. Mereka terdiri dari para pembesar di iran, Afghanistan, turki, dan india. Dinasti mughal didirikan oleh sultan babur. Tantangan dari raja raja hindu india begitu banyak tetapi kekuatan sultan babur dapat mengalahkan dengan kemenangan yang gemilang.[3]

Kemudian diteruskan ke putra sulungnya yang bernama sultan bumayun dan diteruskan lagi perjuangannya kepada cucunya yaitu sultan akbar yang mampu menetralisir kegoncangan social politik dalam negri jika turki usmani diibaratkan seperti mesin perang maka dinasti mughallah yang memiliki jiwa militer dan penakluk yang kuat sehngga mampu melakukan ekspansi keberbagai daerah daerah penting diindia dimana sultan akbar dapat dikalahkan dapat menguasai kebesaran kakeknya.


A.    DINASTI – DINASTI KECIL MASA PEMERINTAHAN BANI ABBAS

1.      DINASTI UMAYYAH DI SPANYOL

Penaklukan spanyol terjadi setelah mesir yang secara geografis sangat strategis dijadikan batu loncatan memasuki spanyol. Panglima tentara umayyah pertama yang masuk spanyol adalah tharif yang berhasil menyebrang dan mengalahkan tentara kerajaan visighotic yang sedang berkuasa pada saat itu.[4] Dan ekspansi selanjutnya dilanjutkan atas perintah gubernur afrika utara yang di pimpin oleh thariq ibnu ziad yang lama kelamaan bias leluasa memasuki dan menaklukan spanyol. Setelah spanyol berada ditangan tentara islam instabilitas social politik mulai terjadi baik oleh gangguan sisa sisa kekuatan spanyol pra islam maupun perebutan kekuasaan antara tentara arab (damaskus) dengan tentara barbar (afrika utara). Masalah perseteruan intern telah menyebabkan ketidakmampuan menciptakan pembangunan di spanyol sehingga Abdurrahman al-dakhildatang untuk mengakhiri konflik tersebut.

Dan pembangunan spanyol dimulai oleh amir Abdurrahman sendiri dengan membangun masjid dan lembaga ilmiah serta penataan politik. Selanjutnya digantikan oleh hisyam yang berhasil menegakkan islam sebagai hokum Negara dan masyarakat. Sedangkan hakam lebih memprioritaskan pada pembaruan bidang militer dan keprajuritan.


2.      DINASTI IDRISIYAH

Dinasti idrisi didirikan oleh seorang politisi dari kaum alawiyyin (keturunan ali bin abi thalib) yang bernama idris bin abdillah. Panji panji arab dan syiah Nampak dalam karakteristik dinasti idrisi. Dinasti ini merupakan dinasti syiah pertama dalam sejarah islam.[5] Kaum alawiyyin dan syiah sebelumnya merupakan mitra keluarga bani abbas dalam perseteruannya dengan para khalifah bani umayyah. Tetapi setelah bani abbas dapat merebut kekuasaan dari bani umayyah, kaum alawiyyi dan syiah ditinggalkan sehingga memunculkan sifat opposan terhadap khilafah abbasiyah yang seringnya terjadi pemberontakan maka kemudian dimulailah kalangan alawiyyin dan syiah semakin mendapat perlakuan yang buruk.

Banyaknya pemberontakan yang gagal maka banyak pimpinan pergerakan dan tentara yang gugur. Namun idris bin Abdullah selamat dan melarikan diri ke maroko. Karena idris pandai dalam memimpin maka dibaiat menjadi khalifah di ibukota Negara maroko. Akan tetapi khalifah harun ar-rasyid menganggap daulah bani idris sebagai ancaman, maka dari itu harun mulai menghadang gerakan para petinggi daulah bani idris, idris pun akhirnya terbunuh oleh kekuatan bani abbas tetapi anaknya melanjutkan kepemimpinan dan semakin memperjelas keberadaan dinasti idrisi sebagai dinasti berfaham syiah. Namun idrisi runtuh karena ditaklukan oleh kekuatan dinasti fathimiyah.


3.      DINASTI AGHLABIYAH

Dinasti aghlabiyah berdiri sebagai akibat ketakutan khalifah Harun al-rasyid atas rongrongan dinasti idrisiyah.[6] Dinasti aghlabiyah merupakan dinasti keluarga aghlabi yang bersuku arab. Dengan demikian status pemimpin aghlabi tidak seperi gubernur walaupun wilayah teritorialnya setingkat gubernur. Karena hak khususnya sebagai amir menyebabkan aghlabiyah menjadi penguasa di Tunisia. Hal ini tidak diartikan sebagai melemahnya khilafah abbasiyah tetapi justru sebaliknya hak hak otonom dinasti aghlabiyah dianggap penting guna menjadi benteng daulah abbasiyah di afrika utara.[7]


4.      DINASTI TULUNIYAH

Dinasti tuluniyah didirikan oleh ahmad ibnu tulun (salah seorang panglima tentara turki dikalangan istana abbasiyah). Nuansa turki begitu menonjol karena dinasti tuluniyah memang didirikan oleh klan turki yang sejak zaman al mu’tashim masuk istana Baghdad. Ahmad ibnu tulun dibesarkan dalam tradisi disiplin militer yang kuat karena ayahnya, Tulun adalah pegawai istana.[8]

Ketika situasi politik di Baghdad tidak stabil, wibawa pemerintahan merosot maka ahmad ibnu tulun memproklamirkan diri sebagai penguasa tulunyah di mesir.

Baca juga artikel yang lain:

[1] Syamsul bakri, peta sejarah peradaban islam (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2011), cetakan ke-1 135-136

[2] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003) cetakan ke-14, 138

[3] Ibid., 150

[4] Ibid., 98

[5] Ibid., 77

[6] Ibid., 82

[7] Ibid., 82

[8] Ibid., 83

26 Januari, 2022

Immanuel Kant

Biografi Immanuel Kant

Immanuel Kant lahir di Konigsberg, Prusia, pada tahun 1724 dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Setelah itu, ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, tetapi pada tahun 1730-1740 perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan. Ibunya meninggal pada saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.

Sejak kecil, Kant tidak pernah meninggalkan desa kelahirannya kecuali beberapa waktu singkat karena memberikan kuliah di desa tetangganya. Professor ini sangat doyan memberikan kuliah geografi dan etnologi. Pada tahun 1755, Kant memulai karirnya sebagai dosen swasta di Universitas Konisberg. Kemudian ia meninggalkan kedudukan itu setelah lima belas tahun. Dua kali lamarannya untuk menjadi guru besar ditolak dan akhirnya pada tahun 1770 ia diangkat menjadi professor logika dan metafisika. Setelah beberapa tahun mengajar, ia banyak melahirkan buku-buku tentang pendidikan yang berisi pendapat-pendapatnya yang sangat istimewa.

Pada usia 40 tahun, ia merasa beruntung karena menyenangi metafisika ia sendiri rupanya tidak menyadari bahwa sifat-sifat metafisikawan itu sebenarnya ada pada dirinya. Sebelum tertarik pada metafisika, ia lebih dulu menyenangi pengetahuan yang bukan metafisika. Ia menulis tentang planet, gempa, api, angin, eter, gunung, bumi, etnologi, dan ratusan subjek lainnya yang tidak berhubungan dengan metafisika.

Kehidupan Kant, menurut salah seorang penulis biogafi, berlangsung menurut aturan yang tegas : bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan, masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Lalu Kant muncul dari pintu rumahnya, berjalan menuju jalan kecil di bawah pepohonan yang rindang yang sering disebut tempat jalan-jalan sang filosof. Maka tahulah tetangganya bahwa itu berarti jam setengah empat. Ia berjalan naik-turun sepanjang musim, dan tatkala udara berkabut atau hujan, Lampe, pelayannya yang sudah tua, menjaganya dengan susah payah sambil memayunginya, seperti perlambang kebijaksanaan.

Secara fisik ia lelah, memerlukan perwatan dokter, tetapi ia hidup sampai usia delapan puluh tahun. Ia memang filosof tulen. Ia selalu berpikir lebih dahulu sebelum berbuat. Barangkali karena inilah ia membujang seumur hidup. Dua kali ia mencoba mendekati perempuan. Karena Kant terlalu memikirkan sebelum berbuat dan membutuhkan waktu yang lama membuat perempuan itu meninggalkanya dan menikah engan pemuda lain. Mungkin ia berpikiran seperti Nietzsche yang berpandangan bahwa kawin akan merintangi pencapaian kebenaran sedangkan Kant pada umur dua puluh dua tahun telah menyatakan, “saya sudah menetapkan jalan yang pasti. Saya ingin belajar, tidak satu pun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan itu.”

Melalui berbagai kondisi ia terus menyelesaikan karya besarnya selama lima belas tahun. Selesai tahun 1781 tatkala ia berumur lima puluh tujuh tahun. Belum pernah ada orang yang matang selambat itu dan juga belum pernah ada buku sehebat itu dalam mengguncangkan dunia pemikiran.

Baca juga artikel yang lain:

                        

Filsafat Kontemporer

PEMBAHASAN FILSAFAT PADA MASA KONTEMPORER

A.    Filsafat pada abad ke-17-20

Dalam abad ke–17 dan ke–18 pemikiran filsafat Barat memperlihatkan aliran–aliran yang besar, yang bertahan lama dalam wilayah–wilayah yang luas yaitu :

1.      Rasionalisme

Rasionalisme adalah aliran filsafat ilmu yang berpandangan bahwa akal adalah sumber dari segala pengetahuan. Dengan demikian, kriteria kebenaran berbasis pada intelektualitas. Aliran ini menekankan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui dengan pasti tentang berbagai perkara sejak lahir. Rasionalisme juga meyakini bahwa akal sebagai sumber kebenaran satu – satunya. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak pad aide kita, dan bukan di dalam sesuatu di luar ide (kenyataan).

Sejak abad pencerahan (enlightment), rasionalisme diasosiasikan dengan pengenalan metode matematika (mathematics rasionalism). Tokoh – tokoh rasionalisme diantaranya adalah Descartes, Leibniz dan Spinoza. Para pemikir rasionalisme berpandangan bahwa tugas dari para filosof diantaranya adalah menjadikan sesuatu yang irasional (tidak masuk akal) menjadi rasional (tidak masuk akal). Descartes menambahkan bahwa pengetahuan sejati hanya didapat dengan menggunakan rasio. Bahkan Baruch Spinoza secara lebih berani mengatakan “God exists only philosophically” (Tuhan berada dalam alam rasio), artinya eksistensi Tuhan bisa diketahui melalui pendekatan rasional.[1]

Sumbangan rasionalisme tampak nyata dalam membangun ilmu pengetahuan modern yang didasarkan pada kekuatan pikiran atau rasio manusia. Produk teknologi era industry dan era informasi tidak dapat dilepaskan dari andil besar rasionalisme untuk mendorong manusia menggunakan akal pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia.

2.      Empirisme

Empirisme adalah suatu cara yang mendasarkan perolehan pengetahuan melalui pengalaman. Aliran ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan manusia bersifat terbatas pada yang dapat diamati dan diuji. Dengan demikian strategi utama memperoleh ilmu dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Para ilmuwan berkebangsaan Inggris seperti Jhon Locke, George Berkeley dan David Hume adalah pendiri utama tradisi empirisme.

Menurut Agustus Comte, sejarah proses berfikir manusi amelalui tiga tahapan, yaitu tahap teologi, tahap metafikik dan tahap fisika. Pada tahap fisika inilah manusia mulai meragukan hal – hal yang bersifat teologis dan metafisik. Dengan kata lain, manusia lebih meyakini bahwa kebenaran ilmu pengetahuan adalah yang memiliki kesesuaian dengan pancaindera.

Sumbangan utama dari aliran empirisme adalah lahirnya ilmu pengetahuan modern dan penerapan metiode ilmiah untuk membangun pengetahuan. Selain itu, tradisi empirisme adalah fundamen yang mengawali mata rantai evolusi ilmu pengetahuan sosial. Sejak saat itu, empirisme menempati tempat yang terhormat dalam metodologi ilmu pengetahuan sosial.[2]

3.      Idealisme

Idealisme merupakan aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan itu adalah kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya. Idealisme adalah tradisi pemikiran yang berpandangan bahwa doktrin tentang realitas eksternal tidak dapat dipahami secara terpisah dari kesadaran manusia. Dengan kata lain, kategori dan gagasan eksis di dalam ruang kesadaran manusia terlebih dahulu sebelum adanya pengalaman – pengalaman inderawi.

Salah satu sumbangan dari tradisi filsafat idealisme adalah pengaruh idealism platonic dalam agama Kristen. Selain Kristen,  pemikiran yang turut memberikan saham bagi tradisi idealis adalah mistisisme Yahudi.

Dalam perkembangannya, aliran idealisme ini terbagi menjadi dua, yaitu :

a.       Idealisme Empiris

Idealisme empiris berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh melalui pancaindra. Tetapi teori ini tidak mampu memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hakekat.

b.      Idealisme Rasional

Idealisme rasional berpendapat bahwa pengetahuan itu diperoleh melalui pancaindra dan akal, tetapi pengetahuan ini masih tidak mampu memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hakekat. Setidaknya, manusia tidak akan mampu mengetahui apakah gambaran yang diberikan tentang hakekat itu sesuai atau tidak sesuai dengan sesuai dengan kenyataan. Apa yang mampu dicapai oleh idealisme rasional ini hanyalah swebatas pengetahuan tentang wujud sesuatu dan bukan pengetahuan tentang hakekatnya.[3]

Dibandingkan dengan itu, filsafat Barat dalam abad ke–19 dan ke–            20 kelihatan terpecah–pecah. Macam–macam aliran baru   bermunculan,dan yang menarik aliran–aliran ini sering terikat hanya pada satu Negara atau satu lingkungan bahasa. Aliran yang   paling berpengaruh pada abad kini diantaranya adalah:

1.      Positivisme

Aliran positivisme menyatakan bahwa ilmu adalah satu–satunya pengetahuan yang valid, dan fakta–fakta sajalah yang mungkin menjadi objek pengetahuan. Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subjek di luar fakta, menolak penggunaan segala metode di luar yang digunakan untuk menelaah fakta.

Aliran positivisme berpendapat bahwa filsafat hendaknya semata– semata berpangkal pada peristiwa positif yang dialami manusia. Positivisme adalah doktrin filsafat dan ilmu pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian.

Salah satu bagian dari tradisi positivisnme adalah sebuah konsep yang disebut dengan positivisme logis. Positivisme ini dikembangkan oleh para filosof yang menamakan dirinya ‘Lingkaran Wina’ pada awal abad ke–20.

Tokoh–tokoh yang paling berpengaruh dalam mengembangkan tradisi positivisme adalah Thomas Khun, Paul K. Fyerabend, W.V.O Quine. Pemikiran para tokoh ini membuka jalan bagi penggunaan berbagai metode dalam membangun pengetahuan mulai dari studi etnografi sampai penggunaan analisa statistic.[4]

2.      Eksistensialisme

Aliran yang ini berpendirian bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang kongkrit, yakni manusia sebagai eksistensi, dan sehubungan dengan titik tolak ini, maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi.[5]

3.      Pragmatisme

Aliran pragmatisme beranggapan bahwa benar dan tidaknya suatu ucapan, dali, atau teori, semata –mata bergantung pada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak di dalam kehidupannya. Pragmatism adalah pemikiran filsafat ilmu yang dipelopori oleh C.S Peirce, William James, Jhon Dewey, George Herberd Meat, F.C.S Schiller, dan Richard Rorty. Bagi penganut pragmatisme, ilmu pengetahuan dan kebenaran adalah sebuah perjalanan dan bukan merupakan tujuan.

Para tokoh pragmatisme mengambil jalan berpikir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Peirce lebih tertarik pada klarifikasi gagasan–gagasan. Peirce adalah tokoh yang menggagas konsep bahasa (linguistic) sebagai media dalam relasi instrumental antara manusia dengan benda. Gagasan ini kemudian disebut sebagai semiotic. James lebih tertarik dalam menghubungkan antara konsepsi kebenaran dengan area pengalaman manusia yang lain seperti kepercayaan dan nilai–nilai kemasyarakatan. Sedangkan Dewey menjadikan pragmatisme sebagai basis dari praktek–praktek berpikir secara ktitis.

Sumbangsih paham pragmatism terhadap ilmu penfetahuan adalah terutama sikap para tokohnya yang lebih demokratis. Dalam kontek proses demokratisasi ini, pragmatisme lebih memfokuskan pada kekuatan individu untuk meraih solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi.[6]

4.      Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pemikiran-pemikiran Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori  besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai kaum Marxis.

Marxisme dianggap sebagai sistem pemikiran yang amat kaya, karena marxisme telah memadukan tiga tradisi intelektual yang masing–masing sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Perancis dan ilmu ekonomi.

Ada tiga senjata utama dalam teori marxisme, yaitu :

a.       Filsafat Materialisme Dialektika

Filsafat materialisme dialektika sebagai cara pandang terhadap dunia serta metode berpikir yang benar. Matrialisme sebagai kritik terhadap cara pandang idealisme. Dialektika sebagai kritik atas metode berfikir metafisika. Materialisme dialektika kemudian diterapkan dalam sejarah perkembangan masyarakat yang melahirkan doktrin materialisme historis. Materialism dialektika dan historis dengan demikian menjadi filsafat atau senjata berpikirnya kaum Marxis di seluruh dunia.

b.      Ekonomi Politik Marxis

Ekonomi politik Marxis sebagai pisau analisis yang membedah rahasia penghisapan sistem kapitalisme , tempat dictator borjuis melakukan penghisapan dan penindasan atas kelas buruh dalam masyarakat modern dewasa ini.

c.       Sosialisme Ilmiah

Sosialisme ilmiah adalah sebuah paparan ilmiah tentang bagaimana kelas buruh dan rakyat yang tertindas lainnya yang harus melancarakan perjuangan kelas secara revolusioner, merebut kekuasaan Negara dari tangan borjuis. Filsafat Marxisme telah mensenjatai diri kita dengan cara pandang dan metode berpikir yang maju dengan dua maksud. Pertama, memerangi aliran filsafat yang dekaden dari pikiran umat manusia. Kedua, sebagai saran untuk mencapai tatanan masyarakat komunis di masa depan.[7]


B.     Filsafat akhir abad-20 (1950 Analitis)

Filsafat analitis merupakan aliran terpenting di inggris dan amerika serikat sejak sekitar tahun 1950. Filsafat analitis (yang juga disebut analytic philosophy dan linguistic philosophy) pada dasarnya memokuskan diri pada analisis bahasa dan konsep-konsep. Tujuanya ialah mengemukakan pernyataan-pernyataan yang berbentuk logis dan ringkas. Yang cocok dengan kata lain. Filsasfat analitis merupakan suatu ungkapan yang merangkum bagi semua karya filosofis abad ke-20.[8]

Tokoh penting dalam filsafat ini adalah Bertrand Rusell, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, dan John Langshaw Austin. Mereka mengadakan analisis bahasa untuk memulihkan penggunaan bahasa untuk memecahkan kesalahpahaman yang dilakukan oleh Charlesworth. Penekanan lain oleh Ludwig Wittgensteinadalah maknakata atau kalimat amat ditentukan oleh penggunaandalam bahasa, bukan logika.

Perhatian filosof terhadap bahasa semakin besar. Mereka sadar bahwa dalam kenyataanya banyak persoalan-persoalan filsafat, konsep-konsep filosofis akan menjadi jelas dengan menggunakan analisis bahasa. Tokoh-tokoh filsafat analitika bahasa hadir dengan terapi analitika bahasanya untuk mengatasi kelemahan dan kekacauan yang selama ini ada dalam berbagai macam konsep filosofis.

Tokoh- tokoh filsafat analitis dan pemikiranya:

1.      Gottlob Frege

Friedrich Ludwig Gottlob Frege (1848-1925) yang dikenal sebagai Gottlog Frege adalah seorang matematikawan jerman, ahli logika dan filsuf, yang membantu mendirikan matematika modern, logika, dan awal dari gerakan Analytic Philosophy. Meskipun karyanya sedikit dikenal dan hanya sedikit diterima orang-orang selama hidupnya, namun pemikiranya memiliki pengaruh fundamental dan luas terhadap filsafat abad 20.

Kemudian dia meninggalkan karyanya yang mendalam mengenai logika, tapi dia langsung mempengaruhi generasi ahli logika dan filsuf pada masa berikutnya (terutama Bertrand Russell, Ludwig Wittgenstein, dan positivisme logis. Setelah kematianya, teorinya tentang logika hampir sepenuhnya digantikan menjadi bentuk-bentuk logika tradisional. Frege berpendapat bahwa dasar yang kokoh bagi matematika dapat ‘diamankan’ melalui logika dan analisis yang ketat terhadap logika dasar kalimat-kalimat. Cara itu juga bisa menetukan tingkat kebeneran dari suatu pernyataan.[9]

2.      Bertrand Russell

Bertrand Russell (1872-1970) lahir dari keluarga bangsawan. Selama hidupnya, ia menulis banyak buku tentang berbagai pokok antara lain filsafat, masalah-masalah moral,pendidikan, sejarah, agama, dan politik. Dari sudut ilmiah jasanya terbesar terdapat di bidang logika matematika.

Pemikiran Bertrand Russell yaitu ia mencoba menggabungkan logika Frege tersebut dengan empirisme yang sebelumnya telah dirumuskan oleh David Hume. Bagi Russell, dunia terdiri dari fakta-fakta atomis (atomic fatcs). Dalam konteks ini, kalimat-kalimat barulah bisa disebut sebagai kalimat bermakna, jika kalimat tersebut berkorespondensi langsung dengan fakta-fakta atomik. Ludwig Wittgenstein (1889-1951) juga nantinya banyak dipengaruhi oleh Russell. Dia sendiri mempengaruhi lingkaran Wina dan membantu membentuk aliran positivism logis pada decade 1920-1930 an.

Jalan pemikiran Russell ini menawarkan jalan keluar untuk aliran antomisme logik. Antomisme logic berpendapat bahwa bahasa keseharian itu banyak menampilkan kekaburan arti.fakta dalam pemikiran Russell merupakan ciri-ciri atau relasi-relasi yang dimiliki oleh benda-benda.

Russell berpendapat bahwa grammar dari bahasa yang kita gunakan sebenarnya tidak tepat. Baginya, duniaterdiri dari fakta-fakta atomis inilah yang dapat disebut sebagai bahasa sahih. Berdasarkan prinsip-prinsip pemikiran itulah maka Russell menekankan bahwa konsep antomismenya tidak didasarkan pada mefisikanya melainkan lebih didasarkan pada logikanya. Karena menurutnya logikaadalah paling dasar dalam filsafat, oleh karena itu pemikiran Russell dinamakan ‘atomisme logis’.[10]

3.      Ludwig Wittgenstein

Ludwig Gwittgeinstein dilahirkan di wina (Austria)pada tanggal 26 april 1889. Ia merupakan karya filsafat yang inovatif, dipengaruhi oleh G.E Moore, Bertrand Russell dan Gottlob Frege. Karya filsafat tersebut memiliki perbedaan subtansial, terutama yang berkaitan dengan objek materialnya, tetapi diuraikan dengan pemikiran yang sistematis. Filsafat analitis sendiri sebenarnya dilator belakangi oleh adanya kekacauan filsafat. Filsafat analitis sebagai objek penelitian didasarkan oleh teori G.E Moore, yaitu suatu pemikiran baru yang melakukan analisis bahasa untuk mencari maknasuatu ungkapan filsafat)Charles worth, 1959:12 dalam filsafat analitis menurut Ludwig Wittgenstein).[11]


C.     Filsafat akhir abad-20 (1960 Strukturalisasi)

Strukturalisme merupakan praktik signifikansi yang membangun makna sebagai hasil struktur atau regularitas yang dapat diperkirakan dan berada diluar diri individu. Bersifat antihumanis karena mengesampingkan agen manusia dari inti penyelidikannya. Fenomena hanya memiliki makna ketika dikaitkan dengan sutruktur sistematis yang sumbernya bukan terletak pada individu. Pemahaman strukturalis terhadap kebudayaan memusatkan perhatian pada sistem relasi struktur yang mendasarinya.

Struktualisme berkembang di Perancis, lebih-lebih sejak tahun 1960. Aliran ini tersebar diberbagai bidang, yakni filsafat, linguistik, psikiatri, fenomenologi agama, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Strukturalisasi pada dasarnya menyelidiki “pattern” (pola-pola dasar yang tetap) dalam struktur bahasa, agama, sistem ekonomi, dan politik, dan dalam karya-karya kesusasteraan. Tokoh-tokoh terkenal dari strukturalisasi antara lain Claude Levi-Strauss, J. Lacan dan Michel Faucault, dan lain-lain.

Strukturalisme memusatkan perhatian pada struktur, namun tidak sepenuhnya sama dengan struktur yang menjadi sasaran perhatian teori fungsionalisme struktural. Strukturalisme lebih memusatkan perhatian pada struktur linguistik. Terjadi pergeseran dari struktur sosial dan struktur bahasa. Seperti dalam teori sebelumnya, Etnometodologi yang memusatkan pada teori percakapan dan komunikasi secara umum, maka strukturalisme lebih kepada bermacam-macam gerak isyarat. F. De Saussure yang merupakan tokoh strukturalisasi memberikan pembedaan antara langue dan parole. Menurutnya, Langue adalah sistem tata bahasa formal, sistem elemen [12]phonic yang hubungannya ditentukan oleh hukum yang tetap. Langue memungkinkan adalanya parole yang merupakan percakapan sebenarnya, cara pembicara menggunakan bahasa untuk mengatakan dirinya sendiri.

Strukturalisme muncul di tahun 1960an berbasis karya Ferdinand de Saussure yang diorientasikan untuk memahami struktur-struktur yang mendasari bahasa. Basis teorinya berasal dari linguistik. Menurut aliran ini, setiap orang di masyarakat mengetahui bagaimana caranya menggunakan bahasa meskipun mereka tidak peduli akan aturan-aturan berkenaan dengan tata bahasa. Strukturalisme didasarkan pada kepercayaan bahwa obyek budaya itu seperti literatur, seni dan arsitektur. Harus dipahami dalam konteks-konteks yang lebih besar dimana mereka berada dan berkembang. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengemukakan prinsip-prinsip universal dari pikiran manusia yang menjadi dasar karakter budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa strukturalisme melihat makna sebagai hasil struktur atau regularitas, bersifat anti humanis dan berada diluar individu. Hal ini dapat ditelusuri dari penggunaan bahasa berdasarkan prinsip-prinsip universal dari pikiran manusia yang menjadi dasar karakter budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia. Sebagai contoh, penggunaan sistem tanda pengaturan lampu lalu lintas. Ada peraturan yang dimaknai bersama, bahwa warna merah kendaraan harus berhenti, kuning, harus hati-hati dan hijau boleh jalan. Hal tersebut dimaknai secara konsisten dan hampir semua masyarakat mengetahuinya. Bahasa manusia disini merupakan hasil rancangan dari pemikiran dan tindakan-tindakannya yang membentuk pola universal yang menghasilkan realitas sosial.[13]

Baca juga artikel yang lain:

D.    Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa pemikiran filsafat pada masa kontemporer terjadi pada abad ke 17 sampai sekarang dan pada saat itu banyak aliran pemikiran filsafat barat yang bertahan lama di wilayah yang luas. Ada aliran yang lebih mengunggulkan akal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (rasionalisme), ada aliran yang memperoleh ilmu pengetahuan dengan cara pengalaman.(empirisme), dan ada pula aliran yang berpandangan bahwa pengetahuan adalah kejadian dalam jiwa manusia (idealisme).

Pada abad ke 19 dan ke 20 kelihatan terpecah-pecah. Macam-macam aliran baru mulai bermunculan dan aliran-aliran ini sering terkait hanya pada satu Negara atau satu lingkungan bahasa. Aliran Positivisme yang menolak keberadaan segala kekuatan atau subjek diluar fakta. Aliran Eksistensialisme  beranggapan bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang kongkrit. Aliran Pragmatisme yang beranggapan bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung pada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut. Aliran Marxisme yakni paham yang mengikuti pemikiran-pemikiran Karl Marx.

Pada akhir abad 20 muncul pemikiran strukturalisme yang merupakan praktik signifikasi yang membangun makna sebagai hasi struktur atau reguaritas yang dapat diperkirakan dan berada diluar individu. Bersifat antihumanis karena lebih mengesampingkan agen manusia dari inti penyelidikannya.


[1]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat(Surabaya;UIN SA Press, 2014)109-111

[2]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat (Surabaya: UINSA Press, 2014), 111-112.

[3]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat (Surabaya: UINSA Press, 2014), 115-117.

[4]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat (Surabaya: UINSA Press, 2014), 120-121.

[5]Ibid., 118-119.

[6]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat (Surabaya: UINSA Press, 2014), 122-123.

[7]https://id.m.wikipedia.org/wiki/Marxisme di akses pada 15 September 2017.

[8]Misbahul Munir, Pengantar Filsafat (Surabaya: UINSA Press, 2014), 30.

[9]http://goedangbiografi.blongspot.com/2016/05/filsuf-logika-dan-analitis-gottlob.html?m=1 di akses pada 15 September 2017.

[10]http://ayinfisafat.blogspot.co.id/2015/06/atomisme-logis-bertrand-russel.html di akses pada 15 November 2017.

[11]https://www.academia.edu/9770577/Filsafat_Analitis di akses pada 15 September 2017.

[12] Ali Maksum, Pengantar Filsafat, op. cit.

[13]http://sociolovers-ui.blogspot.co.id/2012/06/strukutralisme-bahasan-dalam-topik-ini.html di akses pada 15 September 2017.

Filsafat Modern

Filsafat modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme.[1] Filsafat zaman modern yang kelahirannya didahului oleh suatu periode yang disebut dengan “Renaissance” dan dimatangkan oleh “gerakan” Aufklaerung di abad ke-18 itu, didalamnya mengandung dua hal yang sangat penting. Pertama, semakin berkurangnya kekuasaan Gereja, kedua, semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan. Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Waktu munculnya filsafat modern adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara.[2]

1.   Zaman Renaissance

Jembatan antara Abad Pertengahan dan Jaman Modern, periode antara  sekitar 1400 dan 1600,  disebut jaman ”Kelahiran Kembali”.[3] aham filsafat yang  mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika. Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan dilancarkannya gerakan reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja Katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya Humanisme[4]

jadi ciri utama Renaissance ialah humanisme, individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan rasional berkembang. Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaisans itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanisme itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada zaman modern. Rupanya setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan menghasilkan yang positif, tetapi sekaligus yang negatif.

Jadi, Zaman Modern filsafat didahului oleh Zaman Renaisans. Sebenarnya secara esensial Zaman Renaisans itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman Modern. Ciri-ciri filsafat Renaisans ada pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes. Pada filsafatnya kita menemukan ciri-ciri Renaisans tersebut. Ciri itu antara lain ialah menghidupkan kembali rasionalisme Yunani (renaissance), individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama dan lain-lain. Sekalipun demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh rasionalisme. Penggelaran yang tidak salah, tetapi bukanlah hanya Descartes yang dapat dianggap sebagai tokoh rasionalisme. Rasionalis pertama dan serius pada zaman modern memang Descartes.

2.      Zaman Barok (Baruch de Spinoza)

Filsuf-filsuf dari Jaman barok antra lain: Rene Descartes (1596-1650), Barukh de Spinoza (1632-1677) dan Gottfried Leibniz (1646-1710). Filsuf-filsuf ini menekankan kemungkinan-kemungkinan akal budi (“ratio”) manusia. Mereka semu juga ahli dalam bidang matematika.[5] Baruch de Spinoza merupakan filsuf belanda yang fenomenal setelah dia menggugat salah satu pemikiran Descartes mengenai apa sesungghunya dunia ini? Sebagai keturunan yahudi yang berpikiran bebas, ia kerap ditentang oleh sahabat-sahabatnya yang berpikiran ortodoks, hingga akhirnya dikucilkan.

Karya utama Spinoza adalah  Ethics. Secara umum buku Spinoza tersebut menggunakan metode Cartesian dan berusaha membuat hipotesis mengenai kehidupan ini bahwa ada satu subtensi dengan banyak sifat yang tak terbatas jumlhnya. Manusia dan Tuhan adalah satu subtansi meski berbeda. Inilah yang membuat orang bias menerima tapi tidak sedikit yang mampu memahami pemikiran filsafat Spinoza karena memang agak membingungkan.[6]

Spinoza memliki  sesuatu yang lain dalam benaknya , dan itu merupakan suatu detrminisme. Tetapi determinisme Spinoza tidak berkaitan langsung dengan ilmu secara khusus namun lebih tepatnya dengan apa yang barangkali  dianggap sebagai nasib.[7]Karya Ethics Spinoza yang terakhir mengulas masalah emosi. Banyak komentator yang meinggalkanya, karena tidak menambah kerangka kerja metafisik yang telah ditetapkan dibuku keduannya. Spinoza dalam buku tersebut tidak beda pendapat dengan apa yang disebut  dengan apatheia, ketidak pedulian. Diskusi moral dalam buku terseut sangat penting dan memberi kontribusi bagi khazanah filsafat.

3.      Zaman  Aufklarung

Abad ke-18  memperlihatkan perkembangan baru lagi. Setelah reformasi, setelah Renaissance dan setelah rasionalisme dari jaman Barok, manusia sekarang dianggap “Dewasa”. Periode ini dalam sejarah barat disebut “jaman pencerahan” atau “fajar budi” (dalam B.inggris, “Enlightenment”, dalam bahasa jerman, “Aufklarung”. Diantara filosof-filosof  besar pada zaman ini tersebar diberbagai Negara Eropa, di Inggris misalnya ada John Locke (1632-1704), George Berkeley (1684-1753) dan David hume (1711-1776). Di Perancis Jean Jacque Rousseu (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1778), yang menciptakan pandangan kritisisme yang merupakan sintesis dari rasionalime dan empirisme dan yang dianggap sebagai filsuf terpenting dari jaman modern.[8]

John Locke (1632-1704 M) adalah tokoh pembawa gerbong aliran empirisme dalam filsafat.  Yakni, sebuah aliran yang mengimani bahwa semua pikiran dan gagasan manusia berasal manusia berasal dari sesuatu yang di dapat melalui indra atau pengalaman. Locke lahir di Inggris pada 25 Agustus 1632 dan meninggal pada 28 Oktober 1704 M. Karenanya dia disebut fisuf Inggris dengan pandangan empirisme.[9]

Fokus filsafat Locke adalah antitesis pemikiran Descartes. Baginya, pemikiran Descartes mengenai akal budi kurang sempurna. Ia menyarankan, sebagai akal budi dan spekulasi abstrak, kita harus menaruh perhatian dan kepercayaan pada pengalaman dalam menangkap fenomena alam melalui pancaindera. Ia hadir secara sposteriori. Pengenalan manusia terhadap seluruh pengalaman yang dilaluinya seperti mencium, merasa, mengecap dan mendengar menjadi dasar bagi hadirnya gagasan-gagasan dan pikiran sederhana.[10]

Yang membedakan Locke dengan yang lainya adalah pemikirannya yang empiris di bangun atas dasar tunggal dan srbaguna. Semua pengalaman(pengetahuan), kata Locke bermula dari pengalaman. Pengalaman memberi kita sensasi, dan sensasi ini kita memperoleh berbagai macam ide baru yang ideal dan kompleks. Dan pemikiran kita terpengaruh oleh perasaan. Kendati Locke berbeda pandangan dengan filsuf lain,namun Locke juga menerima metafora sentral cartesian. Pembedaan antara pemikiran dan tubuh. Terbukti, dia memandang bahwa pengetahuan pertama tama berkenaan dengan pemeriksaan pikiran.[11]

Melalui Locke, tradisi empirisme di Inggris di mulai dan berkembang ke penjuru dunia yang semenjak era plato tradisi ini di buang di Negeri Barat. Filsafat Locke ini belakangan juga dibawa Voltaire ke Prancis. Filsafat Locke selalu menyarankan bahwa semua pengetahuan berasal dari indra. Ia juga segera di ikuti oleh uskup Irlandia George Barkeley dan filsuf Skotlandia David Hume.

Proyek epistemologis Locke mencapai puncaknya dalam positivisme. Inspirasi filosofis empirisme terhadap positivisme terutama adalah prinsip objektivitas ilmu pengetahuan. Seperti sudah dijelaskan di muka, empirisme mempunyai keyakinan bahwa semesta adalah sesuatu yang hadir melalui data inderawi. Karenanya pengetahuan harus bersumber dari pengalaman dan pengamatan empirik. Dan tesis ini, positivisme lantas mengembangkan klaimnya bahwa puncak pengetahuan manusia adalah ilmu-ilmu yang di dasarkan pada fakta-fakta yang terukur dan pasti.[12]

Baca juga artikel yang lain:

4. Zaman Romantik

Pada zaman romantik ini merupakan rumusan pemikiran yang memperioritaskan ide-ide, berlawanan dengan “materialisme” yang memlerioritaskan dunia materia.Idealisme adalah salah satu aliran filsafat  yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed back realisme yang menganggap realitas sebagai kebenaran tertinggi. Paham ini mengajarkan bahwa hakikat fisik adalah jiwa dan memadukan pendapat paham rasionalis.e dan paham empirisme

Setelah Kant mengetengahkan kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap batas kemampuan akal, alasanya karena akal murni tidak akan dapat mengenai hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, ya,itu suatu sisitem metafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan : aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruha yang ada.

Pelopor Idealisme J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).


[1] Kees Berten, Ringkasan Sejarah Filsafat, ( Yogyakarta: Kanisius, 1976) h. 42

[2]Forrest E Baird, From Plato to Derrida,(New Jersey , Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall, 2008) h. 188

[3] Tim Reviewer MKD UINSBY Surabaya, Pengantar Filsafat, (Surabaya: UIN SA Press, 2017) h. 28

[4] ]Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), h. 109.

[5] Harun Hadiwijono, Sari Sejarah, op. cit.; dan Ali maskun, Pengantar Filsafat, op.cit.

[6] DW. Hamlyn, The Penguin History of Westrn… hlm. 148-156.

[7] DW. Hamlyn, The Penguin History of Westrn… hlm. 149-154.

[8] Harun  hadiwijoyo, sari sejarah, op. Cit,; dan Ali maksum, pengantar filsafat,op. cit

[9] Solomon,sejarah filsafat...hlm 378

[10] Donny Gahral adian ,menyoal objektifisme ilmu pengetahuan dari david hume sampai thomas kuhn, (jakarta: Teraju, 2002 hlm 49

[11]  Solomon, sejarah filsafat hal 387

[12]  Bambang  Q-ances dan Radea juli A.hambali, filsafat untuk umum  hal 337

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...