STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
PENDAHULUAN
Salah satu kegiatan pendidikan adalah
menyelenggarakan proses belajar mengajar. Belajar diartikan sebagai proses
memperoleh kompetensi yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan mengajar
merupakan proses yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik. Secara
umum, proses belajar mengajar atau proses pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses memperoleh dan mengembangkan kompetensi peserta didik yang dilakukan
melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan baik yang akan dilaksanakan di dalam maupun
di luar kelas memerlukan persiapan yang baik dari pendidik semua mata pelajaran.
Persiapan yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
merupakan skenario dalam pembelajaran. Dalam penyusunan RPP seorang pendidik
perlu memperhatikan pendekatan, metode, dan strategi yang akan dipakai dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Pemilihan suatu stratergi pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Pada hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan
menggunakan hanya satu metode. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode
akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelajaran
dengan menggunakan banyak metode dilakukan agar tujuan pembelajaran yang telah
disusun dapat tercapai dengan baik karena tidak semua strategi pembelajaran
cocok dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Oleh karena itu, pemilihan
pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran sangat penting dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Di
dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran diartikan sebagai usaha dalam
memperdayakan cara mengajar, sumber belajar, media pembelajaran, sarana dan
prasarana, serta lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat banyak strategi pembelajaran, diantaranya strategi pembelajaran diskusi,
strategi pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran problem solving, dan lain-lain. Strategi pembelajaran problem solving merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini, karena sesuai dengan kurikulum
saat ini yang menginginkan bahwa siswa yang lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran problem
solving juga dapat melatih kemampuan siswa dalam menganalisis setiap
masalah yang diberikan kepada mereka.
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami (1)
pengertian strategi pembelajaran problem
solving, (2) karakteristik strategi pembelajaran problem solving, (3) tahapan (syntax)
dari strategi pembelajaran problem-solving, (4) kelebihan dan kekurangan
strategi pembelajaran problem solving,
dan (5) penerapan strategi pembelajaran problem
solving dalam pembelajaran kimia.
Dengan
adanya penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat dalam membantu pebelajar
lebih memahami strategi pembelajaran problem
solving, karakteristik strategi pembelajaran problem solving, tahapan dalam strategi pembelajaran problem solving, kekurangan dan
kelebihan strategi pembelajaran problem
solving, serta penerapan strategi pembelajaran problem solving dalam pembelajaran kimia. Bagi Pendidik, diharapkan
makalah ini bermanfaat dalam menerapkan strategi problem solving dalam Pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
kimia.
PEMBAHASAN
Pengertian Strategi Pemecahan
Masalah (Problem solving)
Sebelum membahas tentang apa itu problem
solving (pemecahan masalah), terlebih dahulu harus diketahui terlebih
dahulu pengertian masalah. Menurut John Dewey (dalam Killen, 2007) masalah
adalah sesuatu yang diragukan atau sesuatu yang belum pasti. Menurut
pendapatnya masalah yang perlu dikemukakan memiliki 2 kriteria, yaitu (1)
Masalah yang dipelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat dan
perkembangan kebudayaan, (2) Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang
penting dan relevan dengan permasalahan yang dihadapi peserta didik. Individu
menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan
sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.
Secara umum, masalah dipisahkan
menjadi 3 kategori, yaitu : masalah dalam kegiatan sehari-hari (routine problem), masalah yang bukan
merupakan kegiatan sehari-hari (non-routine
problem), dan Open-ended problem (Killen, 2007). Routine problem adalah masalah yang dapat diselesaikan dengan
penerapan proses yang sudah diketahui sebelumnya. Banyak soal matematika
sederhana tergabung dalam kategori ini, dan mungkin disebut yang terbaik untuk
latihan. (Sebagai contoh, untuk kebayakan anak-anak umur 7 tahun, ini menjadi
sebuah routine problem : jika Ani
menghabiskan Rp.10.000 di suatu toko dan
Rp.5.000 di toko yang lain, berapa banyak uang yang dihabiskan Ani?). Non-routine problem adalah permasalahan
yang mana metode pemecahan masalah harus ditemukan sebagai bagian dari proses
pemecahan masalah. (Contoh sebelumnya dapat menjadi non-routine problem untuk anak umur 5 tahun). Open-ended problem adalah permasalahan yang dapat dipecahkan dengan
beberapa metode yang berbeda dan terdapat lebih dari satu jawaban tergantung
pada asumsi yang dibuat. (sebagai contoh, Bagaimana pemakaian petrol di
Australia dapat berkurang? Atau dalam pelajaran matematika 10+5 =…? Jawabannya dapat bermacam macam,
seperti : 10+5 = 15, 10+5 = 30-15, 10+5 = 5x3, 10+5 = 16-1, dan masih banyak
lagi).
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat ini
peserta didik belajar merumuskan pemecahan masalah, memberikan respon terhadap
rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematika, yang
menggunakan semua kaidah yang dikuasainya. Pemecahan masalah adalah suatu proses kompleks yang menuntut seseorang untuk
mengkoordinasikan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan intuisi dalam rangka
memenuhi tuntutan dari suatu situasi.
Menurut Mayo, Donnelly, Nash, &
Schwartz (dalam Killen, 2007) strategi pemecahan masalah adalah sebuah strategi
pendidikan untuk mengemukakan situasi-situasi dunia nyata, bermakna, dan kontekstual,
serta menyediakan sumber daya, bimbingan, dan pengajaran kepada siswa ketika
mereka mengembangkan pengetahuan konten dan keterampilan-keterampilan
memecahkan masalah. Kemampuan memecahkan masalah lebih dari sekedar pengumpulan
pengetahuan dan aturan-aturan. Kemampuan memecahkan masalah merupakan
pengembangan strategi-strategi kognitif fleksibel yang membantu menganalisis
situasi-situasi yang belum terdefinisi secara jelas dan tidak terantisipasi sebelumnya yang
kemudian menghasilkan jawaban yang jelas.
Berdasarkan beberapa konsep tentang
pemecahan masalah (problem solving)
seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi
pembelajaran problem solving adalah suatu strategi pembelajaran yang
mengaktifkan siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah
serta dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang ada
tersebut.
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu permasalahan. Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah teknik mengajar melalui pemecahan masalah. Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah itu sendiri. Mengajar memecahkan masalah berarti, pemecahan masalah itu sebagai isi atau content dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah sebagai suatu strategiberar kedudukan pemecahan masalah itu hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pengajaran. Untuk menggunakan problem solving sebagai sebuah strategi pembelajaran, pendidik perlu melalukan kerja lebih banyak dibandingkan hanya memberikan beberapa permasalahan di papan tulis, kemudian membiarkan peserta didik berlatih dengan mengerjakan permasalahan tersebut. Pendidik perlu menjelaskan kepada peserta didik apa yang pendidik inginkan untuk dipelajari oleh peserta didik, mengapa pendidik menggunakan pemecahan masalah untuk mengajar, dan harapan pendidik tentang interaksi antara peserta didik dan peserta didik, serta interaksi antara peserta didik dan peserta didik lainnya. Melalui proses pembelajaran ini, fokus pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman mereka mengenai konsep-konsep penting (bukan hanya prosedur pemecahan masalah). Pencapaian terbaik didapatkan dengan permasalahan yang nyata dan menggunakan waktu lama untuk memecahkannya serta mampu mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman secara mendalam dibandingkan permasalahan yang membutuhkan waktu yang singkat untuk dipecahkan.
Karakteristik Strategi Pemecahan
Masalah (Problem solving)
Ciri-ciri strategi pembelajaran problem solving secara umum adalah
sebagai berikut:
a.
Diawali dari
sebuah masalah
b.
Adanya
tuntutan dari peserta didik untuk berpikir dan bertindak kreatif
c.
Adanya
tuntutan bagi peserta didik untuk memecahkan masalah
d. Merangsang
perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat
e.
Peserta
didik bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil
f. Pengajaran
ditekankan kepada materi pelajaran yang mengandung persoalan-persoalan untuk
dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara
pemecahannya (open-minded problem)
g.
Peserta
didik menggunakan banyak pendekatan dalam belajar
h.
Hasil dari
pemecahan masalah adalah tukar pendapat (sharing) diantara semua peserta
didik.
Pemilihan pemasalahan yang sesuai
merupakan hal terpenting dalam strategi pembelajaran problem solving. Pedoman yang berguna untuk memilih permasalahan
adalah bahwa permasalahan tersebut harus memenuhi ketiga kriteria dasar, yaitu
: permasalahan tersebut harus relevan, komperhensif (menyeluruh), dan memiliki kerumitan yang sesuai.
1)
Permasalahan
tersebut harus relevan, artinya
permasalahan tersebut dapat menjaga ketertarikan peserta didik dalam jangka
waktu yang lama yang memungkinkan peserta didik untuk memindahkan pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan yang baru diperoleh keluar ruang kelas, sehingga
pengalaman tersebut dapat menambah kemampuan mereka dalam memecahkan
permasalahan dunia nyata dan peserta didik dapat melihat bagaimana professional
menganalisis dan memecahkan permasalahan.
2)
Untuk
menjadi komperhensif, permasalahan harus mengijinkan peserta didik untuk
menjelajah konsep yang luas dan mengembangkan keterampilan yang khusus. Saat
merancang permasalahan, sangat berguna untuk memulai dari pemikiran dasar atau
konsep utama, lalu mengidentifikasi fakta dasar, konsep, atau ide yang pendidik
inginkan untuk peserta didik temukan ketika mereka memecahkan permasalahan.
Selanjutnya, pendidik harus menyusun proses pembelajaran sehingga dapat
menyelidiki isu tersebut.
3)
Kerumitan
dari suatu permasalahan harus merefleksikan kerumitan dari permasalahan dunia
nyata. Hal ini akan menjamin ada lebih dari satu jawaban untuk suatu
permasalahan, hal itu mengijinkan perspektif yang berbeda dan pemecahan yang
diekplorasi. Permsalahan yang rumit juga mendorong peserta didik untuk
memasukkan pendekatan multidisiplin ke dalam pemecahan masalah.
Hal lain yang terpenting dalam
strategi pembelajaran problem solving
adalah peran guru (pendidik) dan siswa (peserta didik) karena, pendidik dan
peserta didik merupakan subjek dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
hanya akan berlangsung ketika adanya interaksi antara pendidik dan peserta
didik, serta interaksi antar peserta didik.
1.
Peran guru
a)
Sebagai
manajer, guru mengatur jalannya kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir,
sehingga jalannya kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar sesuai dengan yang
sudah dirancangkan.
b)
Sebagai
desainer, Guru sebagai
desainer bertugas merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
peserta didik. Guru merancang kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir,
yang meliputi: pembukaan pembelajaran, inti pembelajaran, dan penutupan
pembelajaran.
c)
Sebagai
fasilitator, guru harus mampu memfasilitasi segala keperluan yang dibutuhkan
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Yang meliputi : sumber belajar, media
pembelajaran, dan alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
d)
Sebagai
observer, guru mengamati jalannya kegiatan pembelajaran, yang meliputi:
kegiatan peserta didik dalam merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan
mencari pemecahan masalah.
e)
Sebagai
motivator, guru memberi dorongan agar peserta didik dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Guru memberi dorongan dalam bentuk mendorong peserta
didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, mendorong peserta didik untuk
berpikir, dan mendorong peserta didik untuk saling membantu.
Adapun aktivitas khusus guru dalam
strategi pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Membantu
peserta didik untuk menganalisis dan mengklarifikasi permasalahan
b.
Membantu
peserta didik untuk menghasilkan gagasan
c.
Membantu
peserta didik untuk menilai gagasan
2.
Peran Siswa
Peran siswa dalam pembelajaran problem solving yaitu siswa sebagai pemecah masalah yang mereka rumuskan atau temui (problem solver). Kegiatan siswa meliputi menganalisis masalah yang diberikan, merumuskan hipotesis, mencari data yang mendukung hipotesis, hingga mencari pemecahan masalah untuk permasalahan yang diberikan.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pemecahan Masalah (Problem solving)
Di dalam Jurnal of physics education (2008), dinyatakan bahwa dasar dari
pemecahan masalah adalah sebuah proses yang sistematis. Setiap tahap adalah
hasil dari tahap yang sebelumnya dan berlanjut hingga tahap berikutnya. Metode
yang terkenal adalah pemecahan masalah dalam pengajaran yang menggunakan model
bertahap. Pembahasan mengenai pemecahan masalah ini tidak bisa lepas dari tokoh
utamanya yaitu G. Polya. Pemikiran Polya (dalam Rohmah, 2011) mengenai
pemecahan masalah terdiri dari 4 tahap, yakni:
1.
Memahami
masalah
Contoh tindakan yang kita lakukan adalah
seperti “Apa yang kita lihat?” atau “informasi apa yang diberikan dari suatu
permasalahan tersebut?”
2.
Merencanakan
pemecahan masalah
“Apa saja cara penyelesaian yang
saya tahu?”
3.
Menerapkan
rencana pemecahan masalah
4. Memeriksa kembali hasil pemecahan masalah
Menurut (Djamarah, 2006) langkah-langkah dalam memecahkan masalah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan
masalah dan menegaskan masalah
Individu melokalisasi letak sumber
kesulitan untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Beliau menandai aspek
mana yang mungkin dipecahkan menggunakan prinsip atau dalil serta kaidah yang
diketahuinya.
2.
Mencari
fakta pendukung dan merumuskan hipotesis
Individu menghimpun berbagai
informasi yang relevan termasuk pengalaman orang lain dalam menghadapi
pemecahan masalah yang serupa. Kemudian mengidentifikasi berbagi alternative
kemungkinan pemecahannya yang dapat dirumuskan sebagai pertanyaan jawaban sementara
yang memerlukan pembuktian.
3.
Mengevaluasi
alternatif pemecahan masalah yang dikembangkan
Setiap alternatif pemecahan masalah
ditimbang dari segi untung ruginya. Selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan
memilih alternatif yang dipandang paling mungkin dan menguntungkan.
4.
Mengadakan
pengujian atau verifikasi
Mengadakan pengujian atau verifikasi secara eksperimental alternatif pemecahan yang dipilih, dipratikan, atau dilaksanakan. Dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untuk membuktikan benar atau tidaknya yang telah dirumuskan.
Sedangkan
(Arifin, 2000) menyatakan bahwa langkah-langkah dalam memecahkan masalah adalah
sama halnya dengan memecahkan masalah dalam penelitian, untuk memecahkan
masalah tertentu seseorang perlu menggunakan tahap yang dilakukan peneliti
yaitu melewati 6 tahap seperti yang tertera pada tabel berikut:
No |
Tahapan
Penelitian |
Tahapan
Pemecahan Masalah |
1 |
Perumusan Masalah |
Apa yang ditanyakan |
2 |
Membuat hipotesis |
Menuliskan alternatif cara
menjawab |
3 |
Studi pustaka |
Mencari teori, rumus-rumus aturan
yang berkaitan dengan yang ditanyakan |
4 |
Melakukan penelitian untuk
mendapatkan data |
Menganalisa soal untuk mendapatkan
data yang diketahui |
5 |
Menganalisis data |
Menjelaskan soal berdasarkan data |
6 |
Kesimpulan |
Menyimpulkan data |
Namun tahapan-tahapan pemecahan masalah di sekolah oleh pelajar dalam hal ini yang dimaksud adalah pemecahan soal. Menurut Melters (dalam Rohmah, 2011) tahap-tahap pemecahan masalah tersebut adalah:
a.
Tahap
analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah dan menyimpulkan data yang
ada.
b.
Tahap
perencanaan pemecahan masalah. Dari data-data yang ada, peserta didik mencoba
merencanakan suatu pemecahan dengan tahapan sebagai beikut:
1)
Memecahkan
rumus standar
2)
Meneliti
hubungan antar konsep
3)
Membuat
transformasi atau membuat suatu pengubahan bentuk yang dapat mendukung proses
pemecahan masalah
c. Tahap pengecekan
Kelebihan dan Kekurangan Startegi
Pembelajaran Problem Solving
A.
Kelebihan
Bila digunakan secara efektif, pemecahan masalah
memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan instruksi langsung atau kerja
kelompok sederhana. (Killen, 2007) Beberapa alasan khusus untuk menggunakan problem solving sebagai strategi
pengajaran (keuntungan strategi pembelajaran problem solving) adalah :
1.
Pemecahan
melibatkan peserta didik secara aktif dan sengaja belajar masalah,
mengembangkan pemikiran mereka dan penalaran mereka serta keterampilan mereka
yaitu, berupa kemampuan mereka untuk menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan mereka yang sudah ada dengan situasi baru, untuk mengenali
perubahannya antara fakta dan opini, dan untuk membuat penilaian objektif.
2.
Ketika
masalah menarik dan sulit, tingkat yang lebih tinggi dari pemahaman dan pengembangan
keterampilan terjadi dari dalam instruksi langsung. Mengembangkan solusi yang
berarti untuk masalah yang menyebabkan pemahaman yang lebih dalam materi
pelajaran tersebut.
3.
Pemecahan
membantu membuat peserta didik bertanggung jawab untuk membentuk dan
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri.
Hal tersebut bermanfaat bagi mereka untuk melihat bahwa pembelajaran mereka
adalah hasil dari usaha mereka sendiri. Ketika mereka mengembangkan pengetahuan
baru untuk diri mereka sendiri dan merasa bertanggung jawab untuk pembelajaran
mereka sendiri, mereka didorong untuk mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri
dan proses-belajar yang mereka lakukan menjadi metakognitif.
4.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dan
kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan situasi belajar yang baru, tetapi
hanya apabila mereka telah belajar untuk sadar apa yang mereka lakukan.
5.
Pemecahan
masalah dapat menunjukkan kepada peserta didik bahwa masing-masing mata pelajaran
mereka (Sains, Matematika, Sejarah, dll) merupakan cara berpikir dan melakukan hal-hal yang
harus masuk akal bagi mereka, tidak hanya untuk pendidik atau penulis buku
teks.
6.
Problem solving, utamanya
dalam kelompok, mendorong peserta didik untuk berbicara tentang konsep yang
mereka coba untuk pahami. Ini membantu mereka untuk mengevaluasi pemahaman
mereka sendiri dan mengidentifikasi celah dalam pemikiran mereka. Ini juga
dapat mengembangkan keterampilan berbahasa mereka.
7.
Problem solving dapat
membantu peserta didik mengembangkan kualitas, seperti akal, rasa percaya diri,
kesabaran, dan ketekunan.
B.
Kekurangan Probem Solving
Terdapat beberapa kekurangan dalam strategi
pembelajaran problem solving, antara
lain (Killen, 2007):
1)
Suksesnya
pelajaran pemecahan masalah membutuhkan banyak persiapan. Masalah yang tepat
membutuhkan waktu untuk berkembang karena setiap masalah harus terstruktur
untuk menghasilkan hasil belajar peserta didik yang baik.
2)
Kecuali
peserta didik memahami mengapa mereka sedang berusaha untuk memecahkan masalah
tertentu, mereka mungkin tidak belajar apa yang menjadi tema belajarnya.
Misalnya, mereka fokus pada strategi dan bukan pada prinsip-prinsip yang
pendidik ingin mereka temukan.
3)
Kecuali para
peserta didik melihat masalah yang relevan, mereka mungkin menganggap masalah
tersebut hanya sebagai kesibukan, dalam hal ini mereka tidak mungkin untuk
belajar banyak.
4)
Kecuali
peserta didik percaya bahwa mereka mampu memecahkan masalah, mereka mungkin
enggan untuk terlibat dengan masalah tersebut.
5)
Karena
peserta didik bekerja relatif tidak bergantung dari pendidik, mereka mungkin
tidak 'menemukan' semua hal yang pendidik ingin mereka untuk pelajari. Peserta
didik yang menggunakan strategi yang tidak pantas bisa berpikir mencapai
kesimpulan yang tidak pantas. Kecuali pendidik memantau peserta didik secara
dekat, pendidik mungkin tidak menyadari bahwa hal-hal ini terjadi.
6)
Peserta
didik yang terbiasa menjadikan pendidik mereka sumber utama pengetahuan mungkin
merasa tidak nyaman dengan diri yang diarahkan belajar untuk memecahkan
masalah.
7)
Beberapa
peserta didik mungkin memiliki gaya belajar yang tidak melengkapi penggunaan
pemecahan masalah.
8) Ketika peserta didik bekerja dalam kelompok, bagi peserta didik kurang mampu atau kurang percaya diri mudah didominasi oleh peserta didik yang percaya diri dan mampu.
Penerapan
Strategi Pembelajaran Problem solving
dalam Pembelajaran Kimia
A.
Materi pokok
Asam-Basa
B.
Kompetensi Dasar (KD)
Memahami konsep asam-basa untuk diaplikasikan dalam kehidupan
C. Langkah pembelajaran
1)
Pembukaan
a.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran asam basa
b.
Guru menyampaikan review materi
asam basa (menjelaskan konsep-konsep dasar dan teori-teori yang diperlukan
dalam memecahkan permasalahan asam basa).
c.
Guru memberi masalah pada peserta didik untuk dipecahkan. Misalnya
permasalahan berikut: Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki rentang pH
5,5 – 6,5. Tidak semua tanah yang ada di Indonesia adalah tanah yang subur.
Salah satunya adalah daerah Bukit Jimbaran, Bali. Kurang suburnya tanah di
daerah tersebut dikarenakan tanah yang ada berasal dari pelapukan batu kapur.
Menurut Anda bagaimana caranya agar tanah di daerah tersebut menjadi subur ?
2)
Isi
Siswa memecahkan masalah yang diberikan oleh guru melalui tahapan berikut:
a.
Tahap analisis
Setelah membaca permasalahan dengan seksama, peserta didik membuat skema yang
menunjukkan gambaran dari yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu
permasalahan tersebut. Siswa diharapkan mencari sumber (mengumpulkan data) yang
terkait dengan masalah yang diberikan guru.
b.
Tahap perencanaan
Pada tahap ini siswa diharapkan berpikir ke arah:
a)
Tanah berkapur artinya tanah bersifat basa.
b)
Menentukan cara menyuburkan tanah yang bersifat basa, yaitu dengan
menambahkan zat yang bersifat asam agar dapat menurunkan pH tanah. Contohnya
pemupukan pada tanah.
c)
Pupuk terdiri atas 2 jenis yaitu pupuk alami dan pupuk buatan
Jika siswa tidak berpikir ke arah jawaban penyelesaian masalah maka guru
harus memfasilitasi siswa ke arah jawaban penyelesaian masalah.
c.
Tahap pengecekan
Tahap pengecekan ini dilakukan untuk memastikan jawaban dari siswa, agar
kemungkinan kesalahan jawaban dari siswa dapat diminimalisir. Pada kegiatan
inti peran siswa adalah sebagai problem
solver sedangkan guru mengamati cara siswa memecahkan permasalah serta
menfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam proses pemecahan masalah.
3)
Penutup
a) Guru dan siswa mendiskusikan
jawaban dari pemecahan masalah siswa.
b) Guru dan siswa menarik
kesimpulan jawaban yang tepat dari hasil pemecahan masalah asam basa yang
diberikan guru.
c) Pada permasalahan tersebut
jawaban yang diharapkan yaitu:
Cara yang
dapat dilakukan agar tanah di daerah tersebut menjadi subur diantaranya:
Melakukan pemupukan menggunakan pupuk alami atau buatan seperti pupuk kandang
dan pupuk kompos yang bersifat asam untuk menurunkan pH tanah di daerah tersebut.
d) Guru mengevaluasi
pembelajaran melalui pemberian tes kecil pada siswa.
Pebelajaran
materi asam basa dengan kompetensi dasar memahami konsep asam basa untuk
diaplikasikan dalam kehidupan cocok dengan strategi belajar problem solving, karena materi dengan KD
tersebut bisa dibuatkan masalah yang relevan, komprehensif, dan memiliki
kerumitan serta open ended problem seperti contoh masalah dalam rancangan
pembelaran diatas. Materi yang bisa dibuatkan masalah yang relevan,
komprehensif, dan memiliki kerumitan serta open-ended
problem ditujukan agar memenuhi karakteristik dari strategi pembelajaran problem solving yang mana menuntut siswa untuk berpikir dan bertindak kreatif.
Baca juga artikel yang lain :
- Pengertian Pendidikan dan Menurut Para Ahli
- Membentuk Karakter Kepemimpinan Peserta Didik Lewat Kegiatan Pramuka
- 4 Tingkatan dalam Pramuka
- Istilah dalam Pendidikan yang Populer
- Drajat Formalitas dalam Mencerminkan Nilai Budaya dan Sosial
- Konsep Gender dan Isu Gender dalam Islam
- Mengenal Lambang Pada Burung Garuda
- Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
- Pemecahan Masalah (Problem solving)
- Penerapan Nilai -nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari -hari
- Bentuk-bentuk Energi
- Bilingual (Penerapan, Kelebihan, dan Kelemahan)
- Etika Politik dan Nilai Pancasila Sebagai Sumber Politik
- Kemajuan Ilmu pada Zaman Renaissance
PENUTUP
Strategi pembelajaran problem
solving adalah suatu strategi pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik
yang dapat melatih peserta didik untuk menghadapi berbagai masalah serta dapat
mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan yang ada tersebut.
Dalam bidang Kimia, strategi pemecahan masalah ditujukan untuk para pengajar
bidang studi Kimia sebagai alternatif dalam menerapkan dan mengembangkan proses
dan aktivitas pembelajaran di kelas yang lebih produktif dan bermakna.
Adapun karakteristik dari strategi
pembelajaran problem solving adalah
(1) Diawali dari sebuah masalah, (2) Adanya tuntutan dari peserta didik untuk
berpikir dan bertindak kreatif, (3) Adanya tuntutan bagi peserta didik untuk
memecahkan masalah, (4) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, (5) Peserta didik
bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil, (6) Pengajaran
ditekankan kepada materi pelajaran yang mengandung persoalan-persoalan untuk
dipecahkan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan
dari strategi pembelajaran problem
solving. Salah satu kelebihan dari strategi ini adalah pemecahan melibatkan
peserta didik secara aktif dan sengaja belajar masalah, mengembangkan pemikiran
mereka dan penalaran mereka serta keterampilan mereka yaitu berupa, kemampuan mereka
untuk menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan mereka yang sudah ada dengan
situasi baru, untuk mengenali perubahannya antara fakta dan opini, dan untuk
membuat penilaian objektif. Sedangkan salah satu kekurangannya adalah kecuali
peserta didik memahami mengapa mereka sedang berusaha untuk memecahkan masalah
tertentu, mereka mungkin tidak belajar apa yang menjadi tema belajarnya.
Misalnya, mereka fokus pada strategi dan bukan pada prinsip-prinsip yang
pendidik ingin mereka temukan.
Adapun
tahapan-tahapan dalam strategi pembelajaran problem
solving yaitu, Tahap analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah dan
menyimpulkan data yang ada, Tahap perencanaan pemecahan masalah, Tahap
melakukan perhitungan,Tahap pengecekan. Strategi ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia, contohnya dalam pokok bahasan asam basa dengan memberikan
contoh permasalahan yang relevan dengan kehidupan nyata.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya. Bandung: UPI.
Djamarah, S.Bahari dan Zain.A. 2006. Strategi Belajara Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Gamze Sezgin Selcuk, September 2008, “The Effects of Problem Solving Instruction
of Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use”. Jurnal
of Physics Education. Volume 2, No. 3.
Killen, Roy. 2007. Efective
Teaching Strategy (4th Ed). Australia: Cengage.
Rohmah, Siti. 2011. "Penerapan Pendekatan Problem
Solving dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Peserta didik Terhadap Konsep
Mol dalam Stoikiometri". Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.