HOME

18 Februari, 2022

Download Kisi-Kisi dan Format Soal UAMBK Terbaru

Selamat pagi dan semangat pagi. Semoga sehat selalu untuk melaksanakan rutinitas kita sehari-hari. Di kesempatan pagi ini, penulis akan posting contoh paket Ujian Sekolah atau Ujian Madrasah Tahun 2021/2022 untuk sekolah bernaungan kemendikbud dan madrasah untuk madrasah bernaungan di bawah kemenag.

Kami sediakan contoh kisi-kisi dan format soal untuk Ujian Akhir Madrasah Berbasis Komputer untuk dijadikan alat evaluasi dari butiran pertanyaan tes latihan siswa setelah dilakukannya pembuatan kisi-kisi.

Pada dasarnya kartu soal merupakan penerjaman dari kisi-kisi pertanyaan yang berisi rumusan butir pertanyaan yang akan dijadikan alat evaluasi.

Paket Soal US/USBN/UM 2022  ini terdiri dari: Kisi-kisi soal, Soal, dan Kunci. Soal disusun semuanya adalah pilihan ganda (multiple choice) 50 soal dengan 4 opsi pilihan (A, B, C, dan D).

Isi soal terdiri dari materi kelas 7 dengan bobot 20%, Kelas 8 dengan bobot 30% dan sisanya 50% untuk kelas 9 mencakup materi semester gasal dan genap (I dan II). Untuk KD, kompetensi dasar diambil secara menyebar.

Demikianlah postingan mengenai Paket Soal Ujian SMP MTs Tahun ajaran 2021/2022. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pengunjung blog.

Berikut Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab MTs Kelas 7, 8, dan 9

Download Perangkat Pembelajaran Bahasa Arab MTs Kelas 7, 8, dan 9

Perang Khandaq

Menurut pendapat jumhur Ulama, perang Khandaq terjadi pada bulan Syawwal tahun lima hijriyah dan sebagian Ulama yang lain menyebutkan bahwa peperangan ini berkecamuk pada bulan Syawwal tahun keempat hijriyah. Al-Baihaqi memandang bahwa pada dasarnya kedua pendapat ini tidak beda. Karena yang berpendapat perang ini terjadi pada tahun ke-4 maksudnya empat tahun setelah Rasûlullâh hijrah ke Madinah dan sebelum tahun ke-5 berakhir.[1]

PEMICU PERANG[2]

Pemicu perang Khandaq ini dendam lama orang-orang Yahudi yang di usir oleh Rasûlullâh dari Madinah dalam perang Bani Nadhir. Mereka diusir karena mereka menghianati perjanjian yang dibuat dengan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejumlah tokoh Yahudi Bani Nadhir dan Bani Wa’il seperti Sallam bin abil Huqaiq, Hayyi bin Akhtab, Kinanah bin abil Huqaiq, Hauzah bin Qais al-Wa’iliy dan Abu Ammar al-Wa’iliy berangkat ke Mekah untuk mengajak kaum musyrikin Quraisy memerangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mereka berjanji, “Kami akan bersama kalian berperang sampai berhasil menghancurkan kaum Muslimin.” Mereka juga meyakinkan kaum Quraisy dengan mengatakan, “Agama kalian itu lebih baik daripada agama Muhammad.” Tentang orang-orang inilah, Allâh Azza wa Jalla turunkan firman-nya :

 أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا

Apakah kamu tidak memperthatikan orang orang yang diberi bagian dari kitab, mereka mengimani sesembahan selain Allâh dan thagut, serta mengatakan kepada orang kafir(musyrik Mekah) bahwa jalan mereka lebih benar dari pada orang orang beriman. [An-Nisâ’/4:51]

Setelah sepakat dengan kaum Quraisy, tokoh tokoh Yahudi ini mendatangi suku Gathafan. Dalam pertemuan dengan tokoh Gathafan mereka mencapai dua kesepakatan :

1. Suku Gathafan bersedia mengirim pasukan sebanyak-banyak untuk bergabung dengan pasukan sekutu menyerang kaum Muslimin.

2. Sebagai imbalannya, kaum Yahudi akan menyerahkan hasil panen kurma Khaibar kepada suku Gathafan selama setahun penuh.

KEKUATAN PASUKAN

Berkat kegigihan para tokoh Yahudi Bani Nadhir dan Wa’il menggalang dukungan, akhirnya sebuah pasukan sekutu berkekutan sangat besar pun terbentuk. Ibnu Ishâq[3] menyebutkan bahwa jumlah pasukan sekutu adalah sepuluh ribu pasukan yang terdiri dari kaum musyrik Quraisy, qabilah Gathafan beserta qabilah-qabilah yang ikut bergabung bersama mereka. Oleh karena pasukan orang-orang kafir ini terdiri dari berbagai kelompok, maka peperangan ini disebut juga dengan perang Ahzâb (beberapa kelompok). Komando tertinggi dipegang oleh Abu sufyan. Sementara pasukan kaum Muslimin hanya berjumlah tiga ribu saja dan bisa jadi jumlah musuh melebihi jumlah seluruh Madinah kala itu.

PERSIAPAN KAUM MUSLIMIN DI MADINAH

Ketika berita persekongkolan dan rencana busuk orang-orang kafir ini sampai ke Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung meresponnya dengan melakukan persiapan. Diantara persiapan itu adalah :

1. Musyawarah Diantara kebiasaan Rasûlullâh yaitu mengajak para sahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bermusyawarah tentang hal-hal yang tidak ada wahyunya dari Allâh, baik berkaitan dengan peperangan atau yang semisalnya.[5] Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta pendapat para sahabat tentang strategi dalam perang ini. Salah seorang shahabat yang bernama Salmân al-Farisy mengusulkan agar kaum Muslimin menggali khandaq (parit) di sebelah utara Madinah yang merupakan satu satunya jalan terbuka yang bisa di lewati musuh apabila ingin memasuki kota Madinah.[6] Ide brilian Salman Radhiyallahu anhu ini disetujui oleh Rasûlullâh dan para sahabat lainnya. Setelah mencapai kata mufakat, akhirnya penggalian khandaq (parit) pun dimulai. Inilah penggalian parit pertama dalam sejarah Arab.

2. Menggali Parit Setelah sepakat untuk menggali parit sesuai usul Salmân al-Fârisiy, kaum Muslimin pun bergegas untuk melaksanakannya. Parit yang diharapkan bisa memisahkan kaum Muslimin dengan musuh ini terus dikebut pengerjaannya supaya bisa selesai sebelum musuh datang ke Madinah. Para Ulama ahli sirah berbeda pendapat tentang waktu yang dibutuhkan untuk penggalian parit ini, berkisar antara enam sampai dua puluh empat hari.[7]

Para shahabat sangat bersemangat dan antusias menggali parit karena Rasûlullâh juga ikut bersama mereka dan tidak jarang mereka meminta bantuan Rasûlullâh untuk memecahkan batu batu besar yang tidak sanggup mereka pecahkan. Untuk memompa semangat para shahabat, Rasûlullâh berkali kali melantunkan sya’ir yang kemudian dijawab oleh para shahabat. Seorang shahabat al-Barrâ` bin Azib bercerita, “Pada waktu perang Ahzâb atau Khandaq, aku melihat Rasûlullâh mengangkat tanah parit, sehingga debu-debu itu menutupi kulit beliau dari (pandangan) ku. Saat itu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersenandung dengan bait-bait syair yang pernah diucapkan oleh Ibnu Rawâhah, sambil mengangkat tanah beliau bersenandung :

 اللّهُمَّ لَوْلَا أنت مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدّقْنَا وَلَا صَلّيْنَا فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا وَثَبّتْ الْأَقْدَامَ إنْ لَاقَيْنَا إنّا الألى قد بَغَوْا عَلَيْنَا وَإِنْ أَرَادُوا فِتْنَةً أَبَيْنَا

Ya Allah, seandainya bukan karena-Mu, maka kami tidak akan mendapatkan petunjuk, tidak akan bersedekah dan tidak akan melakukan shalat, Maka turunkanlah ketenangan kepada kami, serta kokohkan kaki-kaki kami apabila bertemu dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berlaku semena-mena kepada kami, apabila mereka menghendaki fitnah, maka kami menolaknya.’ Beliau menyenandungkan bait-bait itu sambil mengeraskan suara diakhir.”[8]

Mendengar Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melantunkan bait syair, para shahabatpun tidak mau tertinggal. Mereka mengatakan:

 نَحْنُ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا مُحَمَّداً عَلَى اْلِإسَلاَمِ مَابَقَيْنَا أَبَداً

Kami adalah orang-orang yang telah berbaiat kepada Muhammad untuk setia kepada Islam selama kami masih hidup Ucapan ini di jawab oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan do’a :

 اللَّهُمَّ إِنَّهُ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُ الآخِرَةِ فَبَارِكْ فِي الأَنْصَارِ وَ الْمُهَاجِرَةِ

Ya, Allah sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat maka berikanlah berkah kepada kaum Anshâr dan Muhajirin[9]

Demikianlah semangat kaum Muslimin ketika menggali parit yang bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat untuk ukuran saat itu, dengan berbagai kendalaseperti kekurangan peralatan, kurang makanan, cuaca Madinah yang sangat dingin ditambah lagi dengan sikap orang-orang munafiq yang terus berusaha mengikis semangat para shahabat.[10]

Meski demikian, semangat yang didasari iman yang kuat membuat mereka tidak pernah surut membela agama Allâh dan Rasul-Nya. Pasca penggalian parit Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar para wanita dan anak kecil ditempatkan di salah satu benteng terkuat di Madinah milik Bani Haritsah[11] dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Abdullah bin Ummi maktum untuk menggantikannya di Madinah selama peperangan.

Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai menyusun setrategi untuk menghadapi musuh. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh para shahabat untuk membelakangi gunung Sila’, menghadap khandaq yang sekaligus sebagai penghalang mereka dari pasukan sekutu.[12]

Baca juga artikel yang lainya:

PELAJARAN DARI KISAH

1. Ketauladan dan contoh yang baik dari seorang pemimpin sangat mempengaruhi pengikutnya. Sebagaimana para shahabat yang terus semangat menggali parit bersama Rasûlullâh meski mereka sangat lapar.

2. Di syari’atkan untuk musyawarah demi mencari ide terbaik dalam perkara penting yang tidak ada nashnya dari wahyu.

_______

Footnote

[1]. As-Sîratun Nabawiyah, Ibnu Katsir, 3/180

[2]. Sumber yang sama dengan yang sebelumnya.

[3]. As-Sîratun Nabawiyah fi Dhau’il Mashâdiril Ashliyyah, hlm. 445

[4]. Ar-Rahîqul Makhtûm, hlm. 303 [5]. As-Siyâsah as-Syar’iyyah tentang pembahasan musyawarah

[6]. Madinah ibarat sebuah benteng yang tertutup dan dikelilingi oleh bangunan, perkebunan, dan tanah bebatuan yang sulit di lewati hewan tunggangan atau manusia sekalipun (as-Sîratun Nabawiyah as-shahîhah, al-Umariy, hlm. 420, lihat juga Thabaqât al-Qubra oleh Ibnu Sa’ad:2/66- 67)

[7]. As-Sîratun Nabawiyah fi Dhau’il Mashâdiril Ashliyyah, hlm. 447

[8]. Fathul Bâri, (Ta’lîq Syaikh Bin Baz, Bab Ghazwatil Khandaq:(6/46) dan Shahîh Muslim, Bab Ghazwatul Ahzâb, 5/187

[9]. Fathul Bâri (Ta’lîq Syaikh Bin Baz, Bab Ghazwatil Khandaq:(6/46)

[10]. Sikap kaum munafiq ini di ceritakan oleh Allâh di Sembilan ayat pada QS. Al-Ahzâb/33:11-20

[11]. As-Sîratun Nabawiyah, Ibnu Katsir, 3/1197, Zâdul Ma’âd, 3/240

[12]. Lihat Rujukan yang sama.

Tata Cara Ruqyah

 

Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, Ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya. Sesungguhnya Ruqyah termasuk amalan yang utama. Ruqyah termasuk kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih. Para nabi dan orang shalih senantiasa menangkis setan-setan dari anak Adam dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya”. [1] Karena demikian pentingnya penyembuhan dengan Ruqyah ini, maka setiap kaum Muslimin semestinya mengetahui tata cara yang benar, agar saat melakukan Ruqyah tidak menyimpang dari kaidah syar’i.

Tata cara Ruqyah adalah sebagai berikut:

1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.

2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.

3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.

4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk Ruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.

5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.

6. Orang yang Ruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan Ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa Ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.

7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan Ruqyah. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Ruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia Ruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].

8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun. Disebutkan dalam hadits Malik bin Rabi’ah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 كُلُوْا الزَيْتَ وَ ادَّهِنُوا بِهِ فَإنَهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَة

“Makanlah minyak zaitun, dan olesi tubuh dengannya. Sebab ia berasal dari tumbuhan yang penuh berkah”.[2]

9. Mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan. Ini berdasarkan hadits ‘Aisyah, ia berkata: “Rasulullah, tatkala dihadapkan pada seseorang yang mengeluh kesakitan, Beliau mengusapnya dengan tangan kanan…”. [HR Muslim, Syarah An Nawawi (14/180]. Imam An Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanan dan mendoakannya. Banyak riwayat yang shahih tentang itu yang telah aku himpun dalam kitab Al Adzkar”.

10. Bagi orang yang Ruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang dikeluhkan seraya mengatakan بِسْمِ الله (Bismillah, 3 kali).

 أعُوذُ بِالله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ وَ أحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dan aku takuti”.[3]

Dalam riwayat lain disebutkan “Dalam setiap usapan”. Doa tersebut diulangi sampai tujuh kali. Atau membaca :

 بِسْمِ الله أعُوذُ بِعزَِّةِ الله وَ قُدْرَتِهِ مِنْ شَر مَا أجِدُ مِنْ وَجْعِيْ هَذَا

“Aku berlindung kepada keperkasaan Allah dan kekuasaanNya dari setiap kejelekan yang aku jumpai dari rasa sakitku ini”.[4] Apabila rasa sakit terdapat di seluruh tubuh, caranya dengan meniup dua telapak tangan dan mengusapkan ke wajah si sakit dengan keduanya.[5]

11. Bila penyakit terdapat di salah satu bagian tubuh, kepala, kaki atau tangan misalnya, maka dibacakan pada tempat tersebut. Disebutkan dalam hadits Muhammad bin Hathib Al Jumahi dari ibunya, Ummu Jamil binti Al Jalal, ia berkata: Aku datang bersamamu dari Habasyah. Tatkala engkau telah sampai di Madinah semalam atau dua malam, aku hendak memasak untukmu, tetapi kayu bakar habis. Aku pun keluar untuk mencarinya. Kemudian bejana tersentuh tanganku dan berguling menimpa lenganmu. Maka aku membawamu ke hadapan Nabi. Aku berkata: “Kupertaruhkan engkau dengan ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, ini Muhammad bin Hathib”. Beliau meludah di mulutmu dan mengusap kepalamu serta mendoakanmu. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih meludahi kedua tanganmu seraya membaca doa:

 أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Hilangkan penyakit ini wahai Penguasa manusia. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali penyembuhanMu, obat yang tidak meninggalkan penyakit”[6]. Dia (Ummu Jamil) berkata: “Tidaklah aku berdiri bersamamu dari sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali tanganmu telah sembuh”.

12. Apabila penyakit berada di sekujur badan, atau lokasinya tidak jelas, seperti gila, dada sempit atau keluhan pada mata, maka cara mengobatinya dengan membacakan Ruqyah di hadapan penderita. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘laihi wa sallam Ruqyah orang yang mengeluhkan rasa sakit. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, dari Ubay bin K’ab , ia berkata: “Dia bergegas untuk membawanya dan mendudukkannya di hadapan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salla,m. Maka aku mendengar Beliau membentenginya (ta’widz) dengan surat Al Fatihah”.[7]

Apakah Ruqyah hanya berlaku untuk penyakit-penyakit yang disebutkan dalam nash atau penyakit secara umum? Dalam hadits-hadits yang membicarakan terapi Ruqyah, penyakit yang disinggung adalah pengaruh mata yang jahat (‘ain), penyebaran bisa racun (humah) dan penyakit namlah (humah). Berkaitan dengan masalah ini, Imam An Nawawi berkata dalam Syarah Shahih Muslim: “Maksudnya, Ruqyah bukan berarti hanya dibolehkan pada tiga penyakit tersebut. Namun maksudnya bahwa Beliau ditanya tentang tiga hal itu, dan Beliau membolehkannya. Andai ditanya tentang yang lain, maka akan mengizinkannya pula. Sebab Beliau sudah memberi isyarat buat selain mereka, dan Beliau pun pernah Ruqyah untuk selain tiga keluhan tadi”. (Shahih Muslim, 14/185, kitab As Salam, bab Istihbab Ar Ruqyah Minal ‘Ain Wan Namlah).

 Baca juga artikel yang lainya:

Refrensi :

1. Risalatun Fi Ahkami Ar Ruqa Wa At Tamaim Wa Shifatu Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abu Mu’adz Muhammad bin Ibrahim. Dikoreksi Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman Jibrin.

2. Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, karya Abdullah bin Muhammad As Sadhan, Pengantar Syaikh Abdullah Al Mani’, Dr Abdullah Jibrin, Dr. Nashir Al ‘Aql dan Dr. Muhammad Al Khumayyis, Cet X, Rabi’ul Akhir, Tahun 1426H.

_______

Footnote

[1]. Dinukil dari Kaifa Tu’aliju Maridhaka Bi Ar Ruqyah Asy Syar’iyyah, hlm. 41.

[2]. Hadits hasan, Shahihul Jami’ (2/4498).

[3]. HR Muslim, kitab As Salam (14/189). [4]. Shahihul Jami’, no. 346.

[5]. Fathul Bari (21/323). Cara ini dikatakan oleh Az Zuhri merupakan cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam meniup.

[6]. Al Fathu Ar Rabbani (17/182) dan Mawaridu Azh Zham-an, no. 1415-1416.

[7]. Al Fathu Ar Rabbani (17/183). [8]. Namlah adalah luka-luka yang menjalar di sisi badan dan anggota tubuh lainnya

17 Februari, 2022

Teknik Analisis Komparasional Bivariate

TEKNIK ANALISIS KOMPARASIONAL BIVARIATE


MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Statistik Pendidikan”


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II RUANG LINGKUP DAN URUTAN PEMBAHASAN 3

A. Ruang Lingkup Pembahasan 3

B. Urutan Pembahasan 3

BAB III PEMBAHASAN 4

A. Pengertian Komparasi 4

B. Pengertian Penelitian Komparasi 4

C. Pengertian Teknik Analisis Komparasi 4

D. Penggolongan Teknik Analisis Komparasi 5

E. Komparasi Biavariate 5

F. Uji-T 6

1. Uji-T Independen 7

2. Uji-T Dependen 12

G. Uji Chi-Square Dua Variabel 15

1. Prosedur uji chi-square (x2 ) Dua Variabel 16

2. Contoh penggunaan Uji Chi-square (x2) Dua variabel 17

3. Pengujian Chi-square pada tabel 2x2 19

4. Contoh penggunaan uji Chi-square x2 pada tabel 2x2 20

BAB IV PENUTUP 22

A. Rangkuman 22

DAFTAR PUSTAKA 23


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan saat ini, statistik sangat penting sekali peranannya untuk membantu memudahkan kegiatan manusia. Salah satunya dalam penelitian ilimiah, statistik berperan sebagai penyedia data untuk menemukan keterangan-keterangan dalam angka. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif data yang didapatkan yang belum tersusun dengan baik merupakan data mentah yang harus diolah terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan. Pengelolahan data dalam penelitian kuantitatif menggunakan teknik statistik. 

Terdapat dua jenis statistik yaitu statistik deskriptif yang merupakan metode pemaparan dan pengumpulan data, didalamnya memuat ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data serta kecenderungan suatu gugus data. Selain itu ada juga statistik inferensialmerupakan statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah. (Yulingga Nanda Hanief dkk, Statistik Pendidikan, 3) 

Seorang peneliti melakukan penelitian memiliki tujuan untuk menguji persamaan ataupun perbedaan dari variabel-variabel yang hendak diuji. Salah satu pengujian yang sering digunankan adalah untuk mengetahui perbandingan atau perbedaan variabel-variabel yang akan diuji. Dalam statistik teknik menguji perbedaan variabel disebut teknik komparasional. Teknik komprasional terbagi menjadi dua yaitu komprasional bivariate yang digunakan menguji perbadingan dari dua variabel, dan komprasional multivariate untuk menguji perbandingan dari 3 atau lebih variabel.

Olehkarena itu dalam makalah ini akan dijelaskan dan paparkan mengenai teknik analisis komparasional dua variabel, bagaimana cara dan langkah penghitungannya. 


B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah kami ini adalah sebagai berikut:

1.Apa yang dimaksud dengan teknik analisis komparasional bivariate?

2.Apa saja yang termasuk dalam teknik analisis statitiska untuk penelitian komparasional bivariate?

3.Bagaimana langkah pengolahan data menggunakan teknik statistika dalam penelitian komparasional bivariate?


C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:

1.Untuk mengetahui teknik analisis komparasional bivariate.

2.Untuk mengetahui teknik analisis statitiska untuk penelitian komparasional bivariate.

3.Untuk mengetahuilangkah-langkah pengolahan data menggunakan teknik statistika dalam penelitian komparasional bivariate.

BAB II

RUANG LINGKUP DAN URUTAN PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penulisan makalah ini dibatasi, pada beberapa persoalan sebagai berikut:

1. Mengenai pengertian teknik analisis komparasional biavariate secara singkat.

2. Mengenai jenis-jenis metode statistik inferensial yang digunakan dalam teknik analisis komparasional bivariat.

3. Langkah-langkah serta rumus dalam pengambilan kesimpulan menggunakan teknik analisis komparasional bivariat.

4. Contoh permasalahan dalam masing-masing teknik pengambilan kesimpulan menggunakan teknik analisis komparasional bivariat.

B. Urutan Pembahasan

Urutan atau sistematika penulisan makalah ini disusun dengan urutan sebagai berikut: 

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas mengenai latar belakang disusunya makalah ini, rumusan masalah serta tujuan yang akan dicapai dengan disusunnya makalah ini.

BAB II RUANG  LINGKUP DAN URUTAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi mengenai apa saja bahasan yang terdapat dalam BAB III Pembahasan serta outline dari keseluruhan makalah. 

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengen teknik analisis koparasional bivariat, apa saja teknik statistik yang digunakan dalam pengembilan kesimpulannya, dan bagaimana cara menerapkan penggunaan teknik pengembilan analisis tersebut yang dijelaskan dalam contoh-contoh dari setiap teknik analisisnya. 

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakir yang berisi rangkuman singkat dari bab sebelumnya yaitu pembahasan. 

 

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komparasi

Kata komparasi berasal dari istilah Inggris yaitu, compare, comparability, comparable, comparative dan comparation. Kata compare berarti bandingan atau tara, kata comparability mengandung arti sifat bisa diperbandingkan atau disamakan, comparable berarti sebadingataudapat dibandingkan disamakancomparative artinyayang bertalian dengan perbandingan, sedangkan comparisonberarti perbandingan atau pembandingan.Istilah komparasi atau komparasional yang digunakan dalam buku ini diambil dari kata comparison yang berarti perbandingan atau perbandingan. (Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, 273)

B. Pengertian Penelitian Komparasi

Pada dasarnya Penelitian Komparasi merupakan penelitian yang berusaha untuk menemukan persamaan dan perbedaan tentang benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dapat juga diartikan dengan untuk membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan pandangan orang, grup atau negara terhadap kasus, terhadap peristiwa, atau terhadap ide.

Selain itu Suharsimi mengungkapkan bahwa penelitian komparatif dapat digolongkan sebagai penelitian causal comparative studies, yang pada pokoknya ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat penyebabnya. (Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, 274). Baca selengkapnya..............>>>

Baca juga Makalah Statistik yang lain;

  1. Penelitian Kuantitatif
  2. Memiliki Wawasan dan Kreatifitas Dalam Pemilihan Metode, Media dan Alat Evaluasi Pembelajaran PAI
  3. Konsep Dasar Statistik Pendidikan
  4. Data Statistik Pendidikan
  5. Makalah Distribusi Frekuensi
  6. Makalah Grafik dan Kurva
  7. Pengukuran Tendensial Sentral
  8. Pengukuran Variabilitas
  9. Korelasi Bivariate
  10. Korelasi Multivariate
  11. Teknik Analisis Komparasional Bivariate

Korelasi Multivariate

Statistik Pendidikan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Ruang Lingkup dan Urutan Pembahasan 2

A. Ruang Lingkup. 2

B. Urutan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Korelasi Multivariat 3

B. Koefisian Korelasi Multivarian 6

C. Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi Multipel 11

D. Korelasi Multivariat (Ganda) Antara Dua Variabel Bebas Dengan Satu Variabel Terikat 13

BAB III 16

PENUTUP 16

A. Kesimpulan 16

DAFTAR PUSTAKA 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata korelasi berasal dari bahasa inggris correlation. Dalam bahasa indonesia sering diterjemahkan dengan “hubungan”, atau “saling hubungan”, atau “hubungan timbal balik. Korelasi multivariate (multivariate correlation) adalah hubungan antar lebih dari dua variabel. Dan hubungan antar dua variabel disebut bivariate correlation. 

korelasi multivariat adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependent). Korelasi ganda (multivariat) adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,…..Xn) serta satu variabel terikat (Y). Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara masing-masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana. Korelasi ganda memiliki koefisien korelasi, yakni besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan.

Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yaitu: regresi ganda atau multiple regresion dan korelasi kanonik.

Regresi ganda, Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010). Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria.

Pengujian korelasi multivariat adalah pengujian hipotesis menggunakan rumus korelasi untuk menguji kebenaran dugaan bahwa terdapat hubungan antara dua atau lebih variabel bebas atau independen (X) dengan satu variabel terikat atau dependen (Y).


B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari korelasi multivariate?

2. Apa pengertian dari koefisien korelasi multivarian?

3. Bagaimana cara menguji keberartiannya koefisien korelasi multipel?

4. Bagaimana cara menghitung koefisien korelasi multivariate?


C. Tujuan

1. Memahami mengenai pengertian dari korelasi multivariate

2. Mengetahui pengertian dari koefisien korelasi multivarian

3. Mengetahui cara menguji keberartiannya koefisien korelasi multipel

4. Mengetahui cara menghitung koefisien korelasi multivariate


D. Ruang Lingkup dan Urutan Pembahasan

A. Ruang Lingkup.

Makalah ini membahas mengenai statistik inferensial, statistik inferensial merupakan proses pengambilan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi. Dalam makalah ini memfokuskan membahas mengenai korelasi multivariate.

B. Urutan Pembahasan

Urutan pembahasan dari makalah ini disusun menjadi 3 Bab, dimana ditiap bab tersebut akan dibagi lagi menjadi sub-bab yang akan dibahas secara lebih lanjut. Dan berikut merupakan urutan pembahasan dari masing-masing bab:

Bab I : Pendahuluan. Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari perumusan masalah, ruang lingkup pembahasan dan urutan penulisan makalah

Bab II :Pembahasan. Pada bab ini memaparkan dari beberapa rumusan masalah yang ada. Pembahasan dari bab ini meliputi pengertian korelasi dll.

Bab III :Kesimpulan. Pada bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari materi korelasi multivariat yang sudah dipaparkan pada bab II dan juga sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diajukan


BAB II 

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korelasi Multivariat

Kata “korelasi” berasal dari bahasa Inggris correlation. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan: “hubungan”, atau “saling berhubungan” atau “hubungan timbal balik”. Dalam Ilmu Statistik istilah “korelasi” diberi pengertian sebagai “hubungan antardua variabel atau lebih”.

Hubungan antar dua variabel dikenal dengan istilah: bivariate correlation, sedangkan hubungan antar lebih dari dua variabel disebut multivariate correlation. (Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, 179-180).

Secara sederhana, korelasi dapat diartikan sebagai hubungan. Namun ketika dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dapat dipahami sebatas pengertian tersebut.Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif). (Hotman Simbolon, Statistika, 256). Baca selengkapnya...........

Baca juga Makalah Statistik yang lain;

  1. Penelitian Kuantitatif
  2. Memiliki Wawasan dan Kreatifitas Dalam Pemilihan Metode, Media dan Alat Evaluasi Pembelajaran PAI
  3. Konsep Dasar Statistik Pendidikan
  4. Data Statistik Pendidikan
  5. Makalah Distribusi Frekuensi
  6. Makalah Grafik dan Kurva
  7. Pengukuran Tendensial Sentral
  8. Pengukuran Variabilitas
  9. Korelasi Bivariate
  10. Korelasi Multivariate
  11. Teknik Analisis Komparasional Bivariate

Korelasi Bivariate

STATISTIKAN PENDIDIKAN

HALAMAN COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Korelasi Bivariate 2

B. Macam-Macam Korelasi Bivariate…………………………………5

C. Teknik Korelasi………………………………………………………6

D. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Bivariate………………………15

E. Manfaat Korelasi…………………………………………………….17

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 18

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu statistika selama ini sering digunakan untuk melakukan penelitian di berbagai disipilin keilmuan. Saat ini praktek pendidikan pun juga menggunakan statistika dalam berbagai kegiatannya. Untuk itu seorang calon pendidik perlu menguasai ilmu statistika sebagai bekal menghadapi tuntutan profesi keguruannya itu. Dengan mempelajari statistika seorang pendidik dapat memetakan gejala-gejala pembelajaran secara lebih tepat. Efektivitas dan efisiensi pun bisa diwujudkan dengan pemahaman yang komprehensif pada masalah-masalah pembelajaran. Salah satu alat yang bisa digunakanj adalah anilisi korelasi sederhana. 

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Korelasi Bivariate?

2. Apa saja macam-macam Korelasi ?

3. Apa saja teknik korelasi?

4. Bagaimana cara menguji kebenaran Korelasi Bivariate?

5. Apa manfaat korelasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Analisis Korelasi Bivariate.

2. Untuk mengetahui macam-macam korelasi.

3. Untuk memahami bagaiamana cara pengujian korelasi antar-variabel dalam Analisis Korelasi Bivariate.

4. Untuk mengetahui cara menguji kebenaran korelasi bivariate.

5. Untuk memahami manfaat korelasi bivariate.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.

Pada bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun). Baca Selengkapnya..................

Baca juga Makalah Statistik yang lain;

  1. Penelitian Kuantitatif
  2. Memiliki Wawasan dan Kreatifitas Dalam Pemilihan Metode, Media dan Alat Evaluasi Pembelajaran PAI
  3. Konsep Dasar Statistik Pendidikan
  4. Data Statistik Pendidikan
  5. Makalah Distribusi Frekuensi
  6. Makalah Grafik dan Kurva
  7. Pengukuran Tendensial Sentral
  8. Pengukuran Variabilitas
  9. Korelasi Bivariate
  10. Korelasi Multivariate
  11. Teknik Analisis Komparasional Bivariate

Pengukuran Variabilitas

STATISTIK PENDIDIKAN

DAFTRA ISI

Kata Pengantar 2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

BAB II 5

RUANG LINGKUP DAN URUTAN PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup 5

A. Pengertian Pengukuran Variabilitas 6

B. Simpangan rata-rata 7

C. Simpangan Standar (Standart Deviasi ) 9

D. Koefesien variasi 10

E. Nilai standar atau angka baku 12

F. Ukuran kemiringan 13

BAB III

PENUTUP 26

A. Rangkuman 26

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyelidikan-penyelidikan, seringkali kita membutuhkan informasi yang lebih banyak daripada hanya mengetahui salah satu tendensi sentral saja. Kita ingin misalnya, mengetahui bagaimana penyebaran tiap-tiap nilai tendensi sentral itu. Hal inilah yang menjadi pusat perhatian kita dalam bab ini.

Variabilitas adalah derajat penyebaran nilai-nilai variabel dari suatu tendensi sentral dalam suatu distribusi. Bilamana dua distribusi, katakan distribusi A dan distribusi B dibandingkan dengan distribusi A menunjukan penyebaran nilai-nilai variabelnya yang lebih besar daripada distribusi B, maka dikatakan bahwa distribusi A mempunyai variabilitas yang lebih besar dari distribusi B. Variabilitas ini juga disebut dispersi.

Pengukuran tentang variabilitas termasuk dalam bidang statistik deskriptif. Dari itu mudah dimengerti bahwa pengukuran tentang variabilitas mempunyai arti praktis.

Mengingat pentingnya materi variabilitas, maka dalam makalah ini, akan dipaparkan pembahasan mengenai pengukuran variabilitas, pengertian beserta cara menghitung deviasi, mean deviasi, standar deviasi dan z score. Dengan harapan agar pembaca lebih mudah dalam memahami dan mengaplikasikannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pengukuran variablitas?

2. Bagaimana pengertian dan cara menghitung simpangan rata-rata?

3. Bagaimana pengertian dan cara menghitung simpangan standar (standar deviasi)?

4. Bagaimana pengertian dan cara menghitung koefisien variasi?

5. Bagaimana pengertian dan cara menghitung nilai standar (angka baku)?

6. Bagaimana pengertian dan cara menghitung ukuran kemiringan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran variablitas.

2. Untuk mengetahui pengertian dan cara menghitung simpangan rata-rata.

3. Untuk mengetahui pengertian dan cara menghitung simpangan standar (standar deviasi).

4. Untuk mengetahui pengertian dan cara menghitung koefisien variasi.

5. Untuk mengetahui pengertian dan cara menghitung nilai standar (angka baku).

6. Untuk mengetahui pengertian dan cara menghitung ukuran kemiringan.

BAB II

RUANG LINGKUP DAN URUTAN PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup

Dalam makalah ini, penulis akanmemaparkan materi mengenai pengertian variabilitas, macam-macam variabilitas dan rumus-rumus yang digunakan. Ukuran penyebaran yang akan dibahas pada bab ini adalah simpangan rata-rata, simpangan standar (standar deviasi), nilai standar (angka baku), koefisien variasi dan ukuran kemiringan.

B. Urutan Pembahasan

Adapun sistematika dalam makalah ini yaitu :

1. Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penulisan

2. Bab II berisi ruang lingkup dan urutan pembahasan

3. Bab III berisi Pembahasan yang mencakup 

         Pengertian pengukuran variabilitas

         Simpangan rata-rata

         Simpangan standar (standart deviasi)

         Koefisien variasi

         Nilai standar atau angka baku

         Ukuran kemiringan

         Kurtosis

4. Bab IV berisi rangkuman

5. Bab V berisi daftar kepustakaan

Baca juga Makalah Statistik yang lain;

  1. Penelitian Kuantitatif
  2. Memiliki Wawasan dan Kreatifitas Dalam Pemilihan Metode, Media dan Alat Evaluasi Pembelajaran PAI
  3. Konsep Dasar Statistik Pendidikan
  4. Data Statistik Pendidikan
  5. Makalah Distribusi Frekuensi
  6. Makalah Grafik dan Kurva
  7. Pengukuran Tendensial Sentral
  8. Pengukuran Variabilitas
  9. Korelasi Bivariate
  10. Korelasi Multivariate
  11. Teknik Analisis Komparasional Bivariate

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran Variabilitas

Untuk memahami ukuran variabilitas atau ukuran penyebaran data, perhatikan contoh berikut.

Hasil ulangan dua kelompok siswa yang terdiri dari 10 orang

A

70

65

60

60

60

65

70

65

75

60

B

75

50

40

45

20

85

80

90

80

85

Kedua kelompok di atas memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu 65.  Jika kita perhatikan datanya, nilai rata-rata dari kelompok A lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena nilai-nilai datanya tidak berbeda jauh dengan rata-ratanya.Sebaliknya, untuk kelompok B, variasi nilai setiap siswanya sangat besar, yaitu 90-20.Jika nilai rata-rata dari kedua kelompok nilai tersebut digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam mengajar,  kelompok pertama dapat dikatakan berhasil karena prestasi siswanya hampir merata. Sebaliknya, kelompok B dapat dikatakan tidak berhasil karena ada sebagian siswa yang tidak bisa menyerap pelajaran dari gurunya. Baca Selengkapnya..............................


Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat

  Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat dan Makhluk Ghaib PEMBAHASAN 1.        Malaikat Pengertia...