HOME

25 Februari, 2021

Mashdar (الْمَصْدَرُ)

Mashdar (الْمَصْدَرُ)

Isim Mashdar adalah isim (kata benda) yang dibaca nashab yang terletak ketiga dalam tashrif-an kata kerja. Mashdar juga berarti menunjukkan suatu pekerjaan, namun tidak terikat dengan waktu. Mashdar dibagi menjadi 2, yaitu;

1.      Mashdar Lafdzi adalah mashdar yang lafadz-nya cocok dengan lafadz fi’il-nya. Contoh;

قَتَلَ السُّكَّانُ خِنْزِيْرًا قَتْلاً (Para penduduk telah membunuh babi liar dengan sebenar-benarnya membunuh)

Lafadz قَتْلاً sebagai mashdar yang dibaca nashab, lafadz-nya cocok dengan lafadz fi’il-nya قَتَلَ, maka dinamakan mashdar lafdzi.

2.    Mashdar Ma’nawi adalah mashdar yang cocok dengan maknya fi’il, tapi tidak cocok dalam lafadz-nya. Contoh;

تَقْرَأُ مَرْيَمُ سُوْرَةَ يٰس تِلَاوَةً (Maryam sedang membaca Surat Yasin dengan sebenar-benar bacaan)

Lafadz تِلَاوَةً sebagai mashdar yang maknanya sama dengan makna fi’il-nya تَقْرَأُ, namun tidak sama dalam lafadz-nya. Oleh sebab itu, dinamakan mashdar maknawi.

Penggunaan makna mashdar ada 3, yaitu;

1.      Menguatkan ‘amil-nya (مُؤَكَّدٌ لِعَامِلِهِ)

Ø  رَتَّبْتَ أَثَاثَ اْلبَيْتِ تَرْتِيْبًا

(Kamu telah merapikan prabot rumah dengan sebenar-benar rapi)

Ø  أَذَّنَ عَبْدُ الْمَنَّانِ عِنْدَ اْلفَجْرِ أَذَانًا

(Abdul Mannan mengadzani ketika waktu fajar dengan sebenar-benar adzan)

2.      Penjelas macam-macam/jenis ‘amil-nya (مُبَنِّىُ لِنَوْعِ عَامِلِهِ)

Ø  اخْتَبَرَنَا اْلأَسَاتِيْذُ اخْتِبَارًا شَفَوِيًّا

(Para guru telah menguji kita dengan sebenar-benar ujian lisan)

Ø  لاَ تَجْلِسْ جُلُوْسَ السَّلْطَانِ

(Jangan kamu duduk sebenar-benar seperti duduknya raja)

3.      Penjelas jumlah/hitungan ‘amil-nya (مَبْنِيٌّ لِعَدَدِ عَامِلِهِ)

Ø  صَفَعَ سَالِمٌ سَارِقًا صَفْعَةً "صَفْعَتَيْنِ/صَفْعَاتٍ"

(Salim menampar pencuri dengan sebenar-benar  1 kali tamparan “2 tamparan/banyak tamparan”)

Ø  قَلَتْ بَائِعَةٌ مَقْلِيَّاتٍ قَلْيَةً "قَلْيَتَيْنِ/قَلَيَاتٍ"

(Penjual telah menggoreng gorengan dengan sebenar 1 kali gorengan “2 kali gorengan/banyak)

Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)

Maf’ul Bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ)

Maf’ul Bih adalah isim (kata benda) yang dibaca nashab yang dikenai sebuah pekerjaan (objek). Isim yang manshub berarti kata benda yang secara i’rab (perubahan) akhir katanya dibaca nasab (fathah), seperti yang sudah dijelaskan dalam bab i’rab. Secara posisi maf’ul bih berperan sebagai sasaran tindakan pelaku (fa’il). Contoh;

قَرَأْتُ كِتَاباً = Saya telah membaca buku

Contoh di atas dapat kita lihat yang mejadi maf’ul bih (objek) lafadz kitaaban. Karena lafadz tersebut sebagai sasaran tindakan/perbuatan fa’il yang berupa dhamir (تُ).

Maf’ul Bih dibagi menjadi 2 macam yaitu maf’ul bih berupa isim dhahir, dan maf’ul bih berupa isim dhamir.

1.    Maf’ul Bih berupa isim dhahir (jelas), maksudnya maf’ul bih terdiri atas isim (kata benda) yang nampak bukan berupa dhamir atau kata ganti. Contoh;

يَتَعَلَّمُ الطَّالِبُ الحَدِيْثَ : Siswa itu belajar ilmu hadist

Dalam contoh di atas, kata اْلحَدِيْثَ adalah sebagai maf’ul bih (objek) dari kata fi’il (kata kerja)  يَتَعَلَّمُ  dan  fa’il-nya (subjek) adalah kata  الطَّالِبُ.

2.    Maf’ul Bih berupa isim dhamir, maksudnya maf’ul bih (objek) berupa kata ganti. Maf’ul Bih berupa isim dhamir terbagi atas 2 macam lagi yaitu dhamir muttashil dan dhamir munfashil.

a.         Dhamir Muttashil (bersambung) maksudnya dhamir terletak langsung setelah ‘amil-nya. Maf’ul Bih Dhamir Muttashil ada dua belas, yaitu;

ضَرَبَهُ - ضَرَبَهُمَا – ضَرَبَهُمْ - ضَرَبَهَا – ضَرَبَهُنَّ – ضَرَبَكَ - ضَرَبَكُمَا – ضَرَبَكُمْ - ضَرَبَكِ – ضَرَبَكُنَّ - ضَرَبَنِيْ – ضَرَبَنَا.

ضَرَبَنِيْ = Dia (laki-laki) telah memukulku

Lafadz ضَرَبَ kata kerja (fi’il) madhi, fa’il-nya adalah dhamir mustatir (tersembunyi), taqdir-nya huwa (هُوَ), huruf nun-nya adalah  lil wiqaayah, sementara  huruf   ya’-nya sebagai  ya mutakalim wahdah dimana kedudukannya menjadi maf’ul bih.

 

b.         Dhamir Munfashil (berpisah) adalah dhamir tidak terletak langsung setelah ‘amil-nya. Maf’ul Bih dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :

إِيَّاهُ – إِيَّاهُمَا – إِيَّاهُمْ – إِيَّاهَا – إِيَّاهُنَّ – إِيَّاكَ – إِيَّاكُمَا – إِيَّاكُمْ – إِيَّاكِ – إِيَّاكُنَّ – إِيَّايَ – إِيَّانَا.

Contoh;

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ = hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan

Kata “  إياك  “ adalah dhamir munfashil menempati posisi nashab sebagai maf’ul bih.

حَسِبْتُ نَعْسَانَ إيَّاكَ = Saya mengira kamu mengantuk

Kata “  إياك  “ adalah dhamir munfashil menempati posisi nashab sebagai maf’ul bih.

ISIM-ISIM YANG DIBACA NASHAB (مَنْصُوْبَات الاَسْمَاء)

ISIM-ISIM YANG DIBACA NASHAB

(مَنْصُوْبَات الاَسْمَاء)

Macam-macam isim yang di-i’rob nashab ada lima belas diantaranya maf’ul bih (الْمَفْعُوْلُ بِهِ), mashdar (الْمَصْدَرُ), dharaf zaman (ظَرْفُ الزَّمَانِ), dharaf makan (ظَرْفُ الْمَكَانِ), haal (الحَالُ), tamyiz (التَّمْيِيْزُ), mustashna (الْمُسْتَثْنَى), isim laa (اِسْمُ لاَ), munada (الْمُنَادَى), maf’ul min ajlih (الْمَفْعُوْلُ مِنْ اَجْلِهِ), maf’ul  ma’ah (الْمَفْعُوْلُ مَعَهُ), tawabi’[1] (النَّعْتُ، وَالعَطْفُ، وَالتَّوْكِيْدُ، وَالبَدَلُ).


    Baca juga artikel yang terkait:

24 Februari, 2021

Metode Belajar (Belajar Harus Fokus)

 Metode Belajar, 

Belajar adalah keharusan yang dilakukan manusia, karena belajar adalah salah satu cara untuk mengembangkan pemikiran, pengetahuan, dan daya ingat seseorang. Tanpa belajar pengetahuan seseorang tidak berkembang. Sedangkan pengetahuan itu dapat bertambah bila kita belajar. Memang belajar tidak harus membaca tapi juga bisa menulis, mendengar, dan melakukan kegiatan di luar. Belajar dikatan berhasil jika bisa memahami atau mengatahui  poin yang dipelajari dan menerapkanya. Bila kita belajar tidak ada yang bisa kita ambil tentu belajar kita tidak berhasil. Jika belajar kita belum berhasil tentu kita harus mengevaluasi apa yang menjadi penyebabnya.

Bisa saja penyebab itu dikarenakan karena metode belajar kita kurang tepat. Mengapa metode sangat menentukan dalam keberhasilan belajar. Karena metode adalah suatu prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan waktu belajar. Untuk itulah mengapa prosedur ini sangat menentukan keberhasilan belajar. Berikut di bawah ini adalah metode yang penulis analisis dari berbagai refrensi.

Fokus pada satu ilmu, bila kita membaca biografi ulama’ secara singkat kita memahami bahwa para ulama terdahulu hidup dalam satu masa. Mereka terkenal dengan karyanya yang berjilid-jilid. Mereka hanya mendalami satu sampai dua ilmu saja. Setelah mereka berhasil memahami dan menguasainya dan mendapat pengakuan dari gurunya mereka baru beralih pada ilmu yang lain. Bila kita baca lagi riwayat imam syafi’I beliau adalah satu imam empat madzab. Tahun pertama beliau belajar al-Qur’an serta merampungkan hafalanya sampai umur tujuh tahun. Setelah itu beliau konsentrasi belajar tata bahasa arab karena kejeniusanya ilmu tersebut dapat dikuasai hanya dalam hitungan hari. Kemudian beralih berkonsentrasi mempelajari ilmu hadist dan qiroah-qiroah al-Qur’an dengan waktu kurang lebih tiga tahun. Kemudian saat usianya sepuluh tahun beliau berangkat ke madinah untuk mendalami hadist dan fiqih pada imam malik dan seluruh kitab mutawattir mampu dipahami dan dihafalkan.

Inilah sistem pendidikan yang diterapkan pada yang diterapkan pada masa masa klassik. Tidak seperti sistem pendidikan saat ini yang menjejalkan deretan macam pelajaran dalam satu bangku. Jika dibandingkan dengan metode kuno adalah memusatkan waktu, tenaga, perhatian, dan kemampuan pikiran untuk mendalami satu ilmu bidang saja, ini akan memepercepat penguasaan ilmu secara sempurna. 

Tentu saja metode ini akan sangat efektif, karena pikiran akan sangat terfokus pada satu penguasaan. Anda masih dapat menerapkan metode ini walaupun masih duduk di bangku sekolah, karena bila anda sekolah selama lima jam, maka anda masih memiliki sisanya. Gunakan waktu yang anda miliki untuk memusatkan perhatian dan pikiran pada pelajaran favorit pilihan anda.

Baca artikel yang terkait :

CONTOH SURAT KEPUTUSAN (SK) SUSUNAN PANITIA UAS

 

S U R A T      K E P U T U S A N

NOMOR         :   066 /SMA.SH/SK/XI/2014

 

Tentang

 

Susunan Panitia  Ulangan Akhir  Semester

Tahun Pelajaran 2014 – 2015

 

 

Menimbang                    :

a.       Bahwa dalam rangka  merngevaluasi atau menilai kemampuan para Siswa yang sesuai sistem penilaian yang berlaku maka perlu dilakukan Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran  2014 – 2015

b.      Ulangan Akhir Semester di atas dipandang perlu ada panitia yang melaksanakan mulai dari persiapan dan pengumpulan nilai – nilai yang ada

c.       Para panitia tersebut pada poin kedua harus orang- orang yang layak dan semangat kerja tinggi

 

Mengingat                   : a. Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

                                      b. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ( BSNP )

                                      c. Pedoman penilaian Kurikulum 2013 dan KTSP

 

Memutuskan

 

Menetapkan                :

1.      Membentuk Panitia Ulangan Akhir Semester Ganjil  Pelajaran 2014 – 2015

2.      Menugaskan kepada Staf dan bapak/Ibu Guru dalam lampiran SK ini untuk menjadi Panitia UAS Ganjil  Tahun Pelajaran 2014 – 2015

3.      Kepada Bapak/Ibu Guru yang ditunjuk agar melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan melaporan hasil kerjanya kepada Kepala Sekolah

4.      Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian  hari ada kekeliruan maka akan dibetulkan sebagaimana mestinya.

 

                                                           

Di Tetapkan di            : Surabaya

                                                                                                Pada Tanggal              : 17 Nopember 2014

                                                                                                Kepala SMA .........

 

 

 

 

                                                                                                .................................

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran  I             : Surat Keputusan Kepala SMA ......... SURABAYA

 Nomor                  : 066 /SMA.SH /SK /XI/2014

 

 

Tentang

 

Susunan Panitia  Ulangan Akhir Semester Ganjil 

SMA ......... SURABAYA

Tahun Pelajaran 2014 – 2015

 

 

 

No

 

Nama

 

Jabatan

 

Rincian Tugas

01

 

Kepala Sekolah

Penanggung Jawab

02

 

Wk.Kurikulum

Ketua Panitia

03

 

Wk. Kesiswaan

Sekretaris

04

 

Tata Usaha

Bendahara

05

 

Wk. Sarpras dan Umum

Anggota

06

 

Tata Usaha

Anggota

 

 

                                                                             Ditetapkan di          : Surabaya

                                                                             Pada Tanggal                   : 17 Nopember 2014

                                                                            

Kepala SMA .........

 

 

 

 

...............................

 

 

                                                                           

 

 

 

 

 

 

Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat

  Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat dan Makhluk Ghaib PEMBAHASAN 1.        Malaikat Pengertia...