Dengan Takwa Kita Gapai Masadepan Yang Gemilang Serta Kehidupan Yang Hakiki
Oleh: Agus Salim Khan
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ
ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ.
Para hadirin yang berbahagia.
Pada hakekatnya tak ada penyejuk yang benar-benar menyegarkan, dan tak ada obat
yang paling mujarab selain taqwa kepada Allah.
Hanya taqwa kepadaNyalah satu-satunya jalan keluar dari berbagai problem kehidupan, yang mendatangkan keberkahan hidup, serta menyelamatkan dari adzabNya di dunia maupun di akhirat nanti, karena taqwa jualah seseorang akan mewarisi Surga Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Saudara-saudara yang berbahagia.
Pengertian taqwa itu sendiri mengandung makna yang bervariasi di kalangan
ulama. Namun semuanya bermuara kepada satu pengertian yaitu seorang hamba
meminta perlindungan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dari adzabNya, hal ini dapat
terwujud dengan melaksanakan apa yang di perintahkan-Nya dan menjauhi apa yang
di larang-Nya.
Para hadirin yang berbahagia
Bila kata taqwa disandarkan kepada Allah maka artinya takutlah kepada
kemurkaanNya, dan ini merupakan perkara yang besar yang mesti ditakuti oleh
setiap hamba. Imam Ahmad bin Hambal Radhiallaahu anhu berkata, “Taqwa adalah
meninggalkan apa-apa yang dimaui oleh hawa nafsumu, karena engkau takut (kepada
Dzat yang engkau takuti)”. Lebih lanjut ia mengatakan, “Takut kepada Allah, ridha
dengan ketentuanNya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat nanti.”
Para hadirin yang berbahagia
Pada hakekatnya Allah Subhannahu wa Ta'ala mewasiatkan taqwa ini, bukan hanya
pada umat Nabi Muhammad, melainkan Dia mewasiatkan kepada umat-umat terdahulu
juga, dan dari sini kita bisa melihat bahwa taqwa merupakan satu-satunya yang
diinginkan Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala menghimpun seluruh nasihat dan dalil-dalil,
petunjuk-petunjuk, peringatan-peringatan, didikan serta ajaran dalam satu wasiat
yaitu Taqwa.
Hadirin yang berbahagia.
Pernah suatu ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam berwasiat mengenai
taqwa, dan kisah ini diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah bahwa Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam shalat subuh bersama kami, kemudian memberi nasihat
dengan nasihat yang baik yang dapat meneteskan air mata serta menggetarkan hati
yang mendengarnya. Lalu berkatalah salah seorang sahabat, “Ya Rasulullah,
sepertinya ini nasihat terakhir oleh karena itu nasihatilah kami”. Lalu Nabi
bersabda:
أَوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
Artinya: “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu bertaqwa kepada
Allah, mendengar dan mentaati, sekalipun kepada budak keturunan Habsyi. Maka
sesungguhnya barangsiapa di antara kamu hidup (pada saat itu), maka dia akan
menyaksikan banyak perbedaan pendapat. Oleh karena itu hendaklah kamu mengikuti
sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah
kuat-kuat dengan gigi gerahammu (peganglah sunnah ini erat-erat). Dan
berwaspadalah kamu terhadap perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap
bid’ah itu sesat”. (HR. Ahmad IV:126-127; Abu Dawud, 4583; Tarmidzi, 2676, Ibnu
Majah, 43; Ad-Darimi 1:44-45; Al-Baghawi, 1-205, syarah dan As Sunnah, dan
Tarmidzi berkata, hadits ini hasan shahih, dan shahih menurut Syaikh
Al-Albani).
Hadirin yang berbahagia.
Tentang sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam: “Aku wasiatkan kepadamu
agar kamu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan mentaati”, tersebut di atas,
Ibnu Rajab berkata, bahwa kedua kata itu yaitu mendengar dan mentaati,
mempersatukan kebahagiaan dunia dan akhirat. Adapun taqwa merupakan penjamin
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia.
Di samping itu taqwa juga merupakan sebaik-baiknya pakaian dan bekal orang
mu’min, hal ini seperti yang digambarkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam
firmanNya surat Al-A’raaf ayat 26 dan Al-Baqarah ayat 197. Allah berfirman:
Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
terbaik. (Al-A’raaf: 26).
Allah Ta'ala menganugerahkan kepada hamba-hambaNya pakaian penutup aurat
(al-libas) dan pakaian indah (ar-risy), maka al-libas merupakan kebutuhan yang
harus, sedangkan ar-risy sebagai tambahan dan penyempurna, artinya Allah
menunjuki kepada manusia bahwa sebaik-baik pakaian yaitu pakaian yang bisa
menutupi aurat yang lahir maupun batin, dan sekaligus memper-indahnya, yaitu
pakaian at-taqwa.
Qasim bin Malik meriwayatkan dari ‘Auf dari Ma’bad Al-Juhani berkata, maksud
pakaian taqwa adalah al-hayaa’ (malu). Sedangkan Ibnu Abbas berpendapat bahwa
pakaian taqwa adalah amal shalih, wajah yang simpatik, dan bisa juga bermakna
segala sesuatu yang Allah ajarkan dan tunjukkan.
Adapun taqwa sebagai sebaik-baiknya bekal sebagaimana tertuang dalam firman
Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 197:
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah
kepadaKu, hai orang-orang yang berakal”
Para hadirin yang berbahagia
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat tersebut, dengan menyatakan bahwa
kalimat “sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa”, menunjukkan bahwa
tatkala Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk mengambil bekal dunia, maka
Allah menunjuki kepadanya tentang bekal menuju akhirat (yaitu taqwa).
Para hadirin yang berbahagia.
Seandainya kita mampu mengaplikasikan atau merealisasikan, kedua ayat di atas
bukanlah suatu hal yang mustahil, dan itu merupakan modal utama bagi kita untuk
bersua kepada Sang Pencipta.
Saudara-saudara yang berbahagia, banyak sekali faktor-faktor penunjang agar
kita bisa merasakan ketaqwaan tersebut, di antaranya:
1. Mahabbatullah
2. Muraqabatullah (merasakan adanya pengawasan Allah)
3. Menjauhi penyakit hati
4. Menundukkan hawa nafsu
5. Mewaspadai tipu daya syaitan
1.
Mahabbatullah
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
“Mahabbah itu ibarat pohon (kecintaan) dalam hati, akarnya adalah merendahkan
diri di hadapan Dzat yang dicintainya, batangnya adalah ma’rifah kepadaNya, rantingnya
adalah rasa takut kepada (siksa)Nya, daunnya adalah rasa malu terhadapNya, buah
yang dihasilkan adalah taat kepadaNya, bahan penyiramnya adalah dzikir
kepadaNya, kapan saja, jika amalan-amalan tersebut berkurang maka berkurang
pulalah mahabbahnya kepada Allah”. (Raudlatul Muhibin, 409, Darush Shofa).
2.
Merasakan adanya pengawasan Allah.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah melihat apa-apa yang
kamu kerjakan”. (Al-Hadid: 4).
Makna ayat ini, bahwa Allah mengawasi dan menyaksikan perbuatanmu kapan saja
dan di mana saja kamu berada. Di darat ataupun di laut, pada waktu malam maupun
siang. Di rumah kediamanmu maupun di ruang terbuka. Segala sesuatu berada dalam
ilmuNya, Dia dengarkan perkataanmu, melihat tempat tinggalmu, di mana saja
adanya dan Dia mengetahui apa yang kamu sembunyikan serta yang kamu fikirkan”.
(Tafsir Al-Qur’anul Adzim, IV/304).
3.
Menjauhi penyakit hati
Para hadirin.
Di dunia ini tidak ada yang namanya kejahatan dan bencana besar, kecuali
penyebabnya adalah perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat. Adapun penyebab dosa
itu teramat banyak sekali, di antaranya penyakit hati, penyakit yang cukup
kronis, yang menimpa banyak manusia, seperti dengki, yang tidak senang
kebahagiaan menghinggap kepada orang lain, atau ghibah yang selalu membicarakan
aib orang lain, dan satu penyakit yang tidak akan diampuni oleh Allah yaitu
Syirik. Oleh karena itu mari kita berlindung kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala
dari penyakit itu semua.
4.
Menundukkan hawa nafsu
Apabila kita mampu menahan dan menundukkan hawa nafsu, maka kita akan
mendapatkan kebahagiaan dan tanda adanya nilai takwa dalam pribadi kita serta
di akhirat mendapat balasan Surga. Seperti firman Allah yang artinya:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan nafsunya, maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggalnya.” (An-Nazi’at:
40-41)
5.
Mewaspadai tipu daya syaithan
Para hadirin yang berbahagia.
Seperti kita ketahui bersama bahwasanya syaithan menghalangi orang-orang mu’min
dengan beberapa penghalang, yang pertama adalah kufur, jikalau seseorang
selamat dari kekufuran, maka syaithan menggunakan caranya yang kedua yaitu
berupa bid’ah, jika selamat pula maka ia menggunakan cara yang ketiga yaitu
dengan dosa-dosa besar, jika masih tak berhasil dengan cara ini ia menggoda
dengan perbuatan mubah, sehingga manusia menyibukkan dirinya dalam perkara ini,
jika tidak mampu juga maka syaithan akan menyerahkan bala tentaranya untuk
menimbulkan berbagai macam gangguan dan cobaan silih berganti.
Saudara-saudara yang berbahagia, maka tidak diragukan lagi, bahwa mengetahui rintangan-rintangan yang dibuat syaithan dan mengetahui tempat-tempat masuknya ke hati anak Adam dari bujuk rayu syaithan merupakan poin tersendiri bagi kita.
Para hadirin yang berbahagia, demikianlah apa-apa yang bisa saya sampaikan, marilah kita berharap kepada Allah semoga kita termasuk orang-orang yang Muttaqin yang selalu istiqomah pada jalanNya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN;
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG NILAI KEPEMIMPINAN LELAKI DAN KEPATUHAN WANITA
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG SELAMATKANLAH KAUM WANITA
- MATERI KHUTBAH JUM'AT MENJAGA DIRI DAN KELUARGA DARI API NERAKA
- MATERI KHUTBAH JUM'AT MAKSIAT PENDUDUK NEGERI
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG TAQWA KEPADA ALLAH SWT
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG DENGAN TAQWA KITA GAPAI MASADEPAN YANG GEMILANG SERTA KEHIDUPAN YANG HAKIKI
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG MEMBUKA PINTU RIZQI YANG BARAKAH
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG HUBUNGAN ANTARA DOSA DAN BENCANA
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG AYAT YANG PALING DITAKUTI OLEH ULAMA
- MATERI KHUTBAH JUMAT TENTANG MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar