Khotbah
Hikmah
Moralitas dalam Maulid Nabi
الحمد لله الذي له ما في السماوات والأرض وهو
على كل شيء قدير. والصلاة والسلام على معلم الناس الخير محمد بن عبد الله الذي
أوتي القرآن ومثله معه، وجعل الله طاعته من طاعته هو سبحانه. أما بعد، أما
بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون
Ma’asyiral
Muslimin Hafidzakumullah
Marilah
kita bersama-sama berdo’a kepada Allah SWT agar kita senantiasa berada di bawah
naungan rahmat-Nya. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita
kepada-Nya, Sebab taqwa merupakan jembatan bagi kita untuk menggapai ridha dan
kemulian di sisi-Nya, baik di dunia maupun akhirat. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisiku ialah
orang yang bertaqwa.” (QS: al-Hujurat, 14)
Beberapa
hari yang lalu, tepatnya Selasa 12 Rabi’ul Awal 1435 H, kita bersama-sama
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adalah sudah menjadi tradisi
mayoritas umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi tersebut. Bagi muslim
Peringatan
maulid Nabi memiliki dampak positif dalam pembentukan karakter umat Islam. Pada
acara itu kita bisa mendengar berbagai macam ceramah yang menjelaskan tentang
sosok Nabi Muhammad SAW. Mungkin saja, bayangan Nabi SAW itu sudah terlupakan
dalam benak kita, lantaran kesibukan dunia. Seorang pemimpin bisa jadi sudah
lupa bagaimana cara memimpin masyarakat yang benar, wakil rakyat mungkin saja
lupa dengan janji-janjinya selama ini, para pejabat yang sudah lupa bagaimana
cara menyimpan uang rakyat, sehingga banyak uang rakyat yang tercecer ke
kantong pribadinya, dan bisa jadi sebagai muslim kita sudah lupa
bagaimana berakhlak mulia. Momentum maulid Nabi ini sangat tepat dijadikan
sarana untuk melawan penyakit amnesia yang tengah mewabah itu.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
(QS: al-Ahdzab ayat 21)
Dalam ayat
lain Allah SWT berfirman:
وأنك لعلى خلق عظيم
Dan sesungguhnya, kamu (muhammad) benar-benar berbudi
perketi yang agung (QS. Al-Qalam 68: 4)
Ayat
di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam diri Nabi tertanam akhlak yang
mulia. Keelokan perangainya itu tidak hanya diakui kalangan Islam saja,
non-muslim pun memuji akan akhlaknya tersebut. Tak heran di usia belia rasul
dijuluki dengan gelar al-Amin, dan kejujurannya tersohor ke saentaro dunia.
Kebaikan akhlaknya itu digambarkan Imam al-Bushiri dalam gubahan
syairnya: “Alangkah agungnya
Rasul yang selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu.
Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu dihiasi oleh senyum
keramahan yang menawan. Dia lemah lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona
ibarat bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera, dan sangat pasti
cita-citanya ibarat perjalanan masa.”
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Misi
utama diutusnya Nabi SAW ke permukaan bumi ini ialah untuk memperbaiki akhlak
manusia. Syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul kaifa nata’amal ma’a al-Qur`an,
menyebutkan salah satu tujuan dari syari’at Islam ialah untuk menyucikan hati
manusia dan meluruskan akhlak. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah
disampaikan bahwa Nabi bersabda:
إِنما بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk
menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia.” (HR: al-Baihaqi)
Dengan modal akhlak yang mulia itu
pula Islam menyebar dalam tempo yang sangat singkat di Jazirah Arab. Praktik
kehidupan Nabi, baik di Mekah ataupun Madinah, memberi gambaran kepada kita
bahwa peranan akhlak dalam kehidupan ini sangatlah urgen. Penerimaan masyarakat
terhadap kebenaran yang disampaikan sangat berkaitan dengan moral si
penuturnya. Kebenaran akan meresap cepat ke dalam hati sabubari apabila
disampaikan dengan cara-cara yang santun seperti yang dicontohkan Nabi SAW.
Hadirin yang berbahagia
Berbicara
mengenai moral atau akhlak pada hari ini membuat air mata kita menetes.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari media cetak maupun elektronik mengabarkan
kepada kita perihal kemungkaran sosial yang terjadi di negeri ini. Bukan berati
negeri ini penuh dengan penjahat, tidak. Namun, suara kejahatan lebih
masih ketimbang kebaikan. Menengok kembali kepribadian Nabi SAW adalah
solusi nyata untuk keluar dari jeratan masalah ini. Rasul telah mencontohkan
kepada kita bagaimana mengatur negara yang baik dan masyarakat yang bermoral.
Dalam menjalankan kekuasaan Rasulullah SAW selalu menekankan aspek kebaikan,
kejujuran, kaselahan, dan keadilan bagi semua kalangan tanpa memandang warna
kulit, keyakinan, serta ras.
Selain
itu, Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti agar umatnya tidak selalu menuruti
hawa nafsunya. Karena hawa nafsu sumber kemungkaran dan kemerosotan akhlak.
Orang akan mudah terjerumus untuk korupsi, menipu, dan kemungkaran sosial
lainnya jika terlalu menuruti nafsu rakusnya. Bahkan Rasulullah mengancam
status keimanan umatnya yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan ‘Amr bin al-‘Ash, Nabi berkata:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا
لِمَا جِئْتُ بِهِ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”
Jama’ah
jum’at yang dirahmati Allah SWT
Demikianlah
khutbah jum’at kali ini. Semoga dengan peringatan maulid Nabi ini dapat membawa
perubahan dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya sekedar
formalitas atau seremonial belaka. Lebih dari itu, peringatan maulid sebagai
sarana bagi kita untuk menambah wawasan tentang kehidupan Nabi SAW,
kemudian mengamalkan dan mengkontekstualkan dalam kehidupan
sehari-hari.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ
ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN;
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG DENGAN TAQWA KITA GAPAI MASADEPAN YANG GEMILANG SERTA KEHIDUPAN YANG HAKIKI
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG MEMBUKA PINTU RIZQI YANG BARAKAH
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG HUBUNGAN ANTARA DOSA DAN BENCANA
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG AYAT YANG PALING DITAKUTI OLEH ULAMA
- MATERI KHUTBAH JUMAT TENTANG MENSYUKURI NIKMAT ALLAH SWT
- TEKS KHUTBAH JUM'AT TENTANG MARI BERJUANG DI JALAN ALLAH
- MATERI KHUTBAH JUM'AT HIKMAH MORALITAS DAN MAULID NABI
- MATERI KHUTBAH IDUL FITRI TENTANG MENGEMBALIKAN NURANI YANG HILANG
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG PEMUDA-PEMUDA PILIHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar