Soal
1. Sebutkan empat fase perkembangan antropologi serta berikan contohnya.
2. Antropologi biologi terbagi dua sebutkan beserta contohnya.
3. Sebutkan pengertian etnologi pembagiannya berserta contohnya.
4. Sebutkan beberapa hubungan-hubungan antropologi dengan ilmu sosial lainnya beserta contohnya sertakan referensi.
5. Silakan baca 2 referensi yang sudah tertera, kemudian berikan kesimpulan (anotasi) terhadap referensi tersebut.
Jawaban
1. a. Fase pertama (sebelum abad ke-18)
Bahan tulisan, yang kemudian menjadi cikal bakal prosa Etnografi, kebanyakan dihasilkan oleh para pengelana, pelaut, pendeta, pejabat Kolonial, pejabat agama atau misionaris dari Eropa. Elemen- Alat tulis ini sudah ada sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Selama kurang lebih 4 abad, mereka telah berhasil menulis cerita Perjalanan dan kisah hidup orang-orang yang mereka temui. sebaran Mereka mengikuti kedatangan orang Eropa di benua saat ini Afrika, Asia dan Amerika Selatan, bahkan sampai Oseania. Namun Tulisan-tulisan ini jauh dari risalah etnografi karena Masih subjektif, jadi belum komprehensif dan holistik Mendeskripsikan kehidupan suatu masyarakat. Umumnya, mereka hanya Tuliskan apa yang menurut mereka lucu (aneh). Setelah karya etnografi tersebut diterbitkan dan dibaca secara luas, Buku itu mempengaruhi sikap orang Eropa, khususnya Orang-orang terpelajar yang kemudian menganggap negara-negara di luar Eropa sebagai negara primitif (barbar), sangat di belakang. Kelompok masyarakat ini juga dianggap murni, jujur dan Tidak tahu kejahatan. Keunikan negara-negara di luar Eropa ini, seperti barang-barang adat dan budaya, diyakini menyebar ke khalayak luas di Eropa, yaitu Misalnya dengan mendirikan museum secara khusus Kumpulkan budaya orang di luar Eropa. Selain itu, pada awalnya Pada abad ke-19, para ilmuwan Eropa juga berpikir Integrasikan prosa yang masih longgar Menjadi esai etnografi yang terpisah. tidak diketahui pada tahap ini Kehadiran para antropolog. Contoh, adanya bangsa pribumi pada abad tersebut :
*Primitif, orang Eropa yang memandang buruk Bangsa Pribumi menganggap mereka bukan manusia yang sebenarnya, melainkan keturunan Iblis, sehingga timbul istilah Savages (orang biadab/ganas) atau Primitives * Murni, orang Eropa yang memandang baik Bangsa Pribumi mengatakan bahwa mereka adalah contoh dari masyarakat yang masih murni *Kaya Benda Etnik, orang Eropa yang tertarik akan adat istiadat Bangsa Pribumi mulai mengumpulkan hasil kebudayaan dari Bangsa Pribumi.
b. Fase kedua (sekitar pertengahan abad ke 19)
Tahap ini ditandai oleh para ilmuwan menyusun Karya etnografi, yang materinya dikumpulkan dari berbagai esai oleh para musafir, pelaut, pendeta, abdi jajahan dan Pejabat agama atau misionaris yang tinggal di luar komunitas Eropa. Dari bahan-bahan yang terkumpul, disusun dalam suatu pola Gagasan evolusi sosial, yaitu membangun secara sistematis dari masyarakat dan budaya yang sangat sederhana di mana orang-orang yang tinggal di dalamnya tingkat lebih tinggi. Kelompok masyarakat diklasifikasikan sebagai Tingkat tertinggi atau paling beradab adalah masyarakat Eropa Barat Pada saat itu, lapisan terendah adalah itu Tinggal di luar Eropa Barat. Antropolog pada tahap kedua adalah antropolog Terutama mereka yang mengikuti evolusi, seperti L.H. Morgan. dia sebenarnya adalah seorang pengacara Amerika yang bekerja sebagai pengacara Ini membantu orang-orang Amerika Timur menghadapi masalah tanah. Salah satu L.H. Morgans yang terkenal adalah Sebuah buku tentang evolusi masyarakat yang disebut Ancient Societies (1877). Buku ini didasarkan pada penelitiannya tentang adat istiadat rakyat. India dan lusinan orang di seluruh dunia. Peran lain pada tahap ini Itu adalah P.W. Schmidt, tetapi dia memusatkan perhatiannya pada masalah sejarah tentang asal usul penyebaran budaya suku di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Contoh, Timbulnya karangan-karangan yang menyusun bahan etnologi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat.
c. Fase ketiga ( awal abad ke-20)
Pada awal abad ke-20, antropologi tidak hanya berkembang Sebagai ilmu yang mempelajari masalah-masalah kehidupan di negara-negara di luar Eropa itu tertarik pada kebutuhan kekuatan besar Penjajah juga ingin mengerti masyarakat modern yang kompleks. Yaitu dengan belajar Orang sederhana akan mengerti dengan baik masyarakat Eropa yang lebih kompleks. beberapa negara Pengaruh yang cukup besar, memiliki koloni paling luas saat ini Ini bahasa Inggris. Dengan demikian, antropologi berkembang sebagai ilmu praktis Berkembang pesat di Inggris, terutama dalam studi masyarakat dan budaya Sebuah negara yang dijajah oleh Inggris. Kecuali Inggris, Negara-negara lain dengan koloni juga memanfaatkannya Antropologi berusaha memahami ciri-ciri kehidupan berbangsa di koloni mereka. Amerika Serikat juga menggunakan pengetahuan ini untuk memahami penduduk asli Amerika.Masyarakat adat dianggap bermasalah dengan isu integrasi politik dan sosial. Tokoh antropologi ketiga ini adalah Marinovsky yang merupakan seorang antropolog Inggris yang mempelajari kebiasaan penduduk Kepulauan Trobrian. Tokoh lainnya adalah M. Fortes menulis tentang kebiasaan suku-suku yang tinggal di Afrika Barat. Contohnya pada masa ini Negara-negara Eropa mulai menguasai/menjajah daerah-daerah primitif sehingga ilmu Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari bangsa-bangsa menjadi sangat penting untukkeperluan pemerintahan jajahan.
d. Fase keempat ( sesudah tahun 1930-an )
Sejak tahun 1930-an, antropologi telah menerima banyak perhatian luas baik dari pejabat pemerintah maupun akademisi mengenai fungsi praktisnya. Bagi pejabat pemerintah, ilmu ini masih digunakan sebagai pengetahuan praktis untuk memahami eksploitasi terhadap kehidupan komunitas terjajah. Di sisi lain, para ulama lebih tertarik untuk memahami keberadaan masyarakat pada umumnya, masyarakat sederhana dan masyarakat kompleks yang dianggap primitif (liar). Hubungan antara dua bentuk masyarakat ini berguna untuk mempelajari evolusi sosial(perubahan sosial), yang menyatakan bahwa masyarakat berkembang dari yang paling sederhana ke yang lebih kompleks. Pandangan ini dipengaruhi oleh pendekatan evolusioner yang saat ini sangat dipengaruhi. Contoh, Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II (PD II),Cepat hilangnya bangsa primitif (karena pengaruh kebudayaan Eropa). Hal ini membuat ilmu antropologi seolah-seolah kehilangan lapangan & terdorong untuk mengembangkan lapangan penelitiannya dengan pokok & tujuan baru.
2. * Paleoantropologi : mempelajari masa lalu manusia prehistori dari segi biologi. Contohnya Temuan rangka manusia di Bali paling banyak ditemukan di Situs Nekropolis Gilimanuk. Ekskavasi di Situs Gilimanuk telah dilakukan semenjak tahun 1962-2006. Hasil identifikasi penemuan kerangka manusia Gilimanuk menunjukkan bahwa ciri dominan yang ditemukan adalah ras Mongoloid (Suprijo, 1983: 512; 1985: 397)
* Somatologi : ilmu yang mempelajari terbentuknya warna kulit melalui ciri-ciri fisik(ras). Contohnya, ras Indonesia terbagi menjadi 4:
- Malayan Mongoloid
Kulit sawo matang, mata hitam, rambut hitam, lurus atau berombak, hidung dan bibir sedang, dan tinggi badan 150-165cm. Yang termasuk dalam ras tersebut ada pada daerah Sumatra, Jawa, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi.
- Melanosoid
Kulit hitam, rambut hitam keriting, bibir agak tebal, hidung lebar pesek, tinggi 160-170cm. Yang termasuk pada ciri-ciri ras tersebut adalah Papua, Maluku, NTT.
- Asiatic Mongoloid
Kulit kuning, mata sipit, bibir tipis, rambut hitam lurus, tinggi badan 155-165cm. Yang termasuk merupakan para kaum pendatang seperti Cina, Jepang, dan Korea.
- Kaokasoid
Kulit putih, kulit agak kuning(India), rambut hitam atau pirang, hidung mancung,bibir tipis, tinggi badan 155-165cm. Yang termasuk pada ciri-ciri ras tersebut merupakan para kaum pendatang seperti India, timur tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
3. Sebuah studi tentang prinsip-prinsip kemanusiaan melalui etnologi, studi tentang budaya berbagai kelompok etnis yang tersebar di seluruh dunia. Ini adalah bidang antropologi yang berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang prinsip-prinsip manusia dengan mempelajari budaya dalam kehidupan kelompok etnis sebanyak mungkin dan selalu tersebar di seluruh permukaan bumi. Menarik dalam kajian etnografi adalah catatan lengkap tentang identitas suku dalam sejarah evolusi, terutama perjalanan dari satu situs ke situs lainnya. Barnouw menekankan keterbatasan dalam etnologi, menyatakan bahwa "antropologi adalah studi tentang budaya modern." Alih-alih berfokus pada masyarakat masa lalu, fokusnya adalah pada studi tentang budaya dan orang-orang kontemporer(V Barnow, 1979). Ada dua kelompok dari studi dalam studi etnologi yakni, (a) tipe pertama menekankan bidang diakronik, contohnya adat istiadat, perkawinan, kegiatan keagamaan, (b) tipe kedua menekankan bidang sinkronik kebudayaan manusia, contohnya sistem politik dan ekonomi, cerita rakyat, kesenian dan musik.
4. 1. Hubungan Antropologi dengan Sosiologi.
Contoh : antropologi lebih mempelajari tentang kajian penelitiannya pada masyarakat tradisional yang ada di luar masyarakat Barat. Sosiologi lebih condong mempelajari pada masyarakat perkotaan, yang pada waktu itu ada pada masyarakat Barat itu sendiri.
2. Hubungan Antropologi dengan Sejarah.
Contoh : memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena masyarakat tersebut telah tercemar atau terpengaruh dengan suatu kebudayaan dari luar, penelitian tentang sejarah dari suatu proses perpaduan kebudayaan karena seringkali terjadi sejarah dari suatu suku bangsa harus direkonstruksi sendiri oleh seorang peneliti.
3. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Politik.
Contoh : ilmu antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan masyarakat sehingga memberikan corak dan ragam pada lembaga-lembaga dan ide-ide dalam masyarakat. Antroplogi telah berpengaruh dalam bidang metodologi penelitian ilmu politik.
4. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Ekonomi.
Contoh : pihak bank berusaha memecahkan masalah masyarakat bagaimana menaikkan nilai rupiah terhadap dollar Amerika dengan cara menurunkan suku bunga bank.
5. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Administrasi.
Contoh : bagaimana ilmu antropologi dapat menguraikan masalah-masalah yang kompleks terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan ilmu administrasi, seperti masalah administrasi pemerintahan, pertanahan, dan lain-lain.
6. Hubungan Antropologi dengan Psikologi.
Contoh :memiliki hubungan antara kebudayaan dengan hakekat manusia,tipe-tipe kepribadian individu, dan tipe kepribadian khas masyarakat.
7. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Geografi.
Contoh : di mana dalam hal ini ilmu antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan manusia sedangkan pada keadaan lingkungan fisik tempat mereka tinggali merupakan hal yang dibahas dalam geografi.
5. Pendidikan berkarakter dikatakan efektif bila sudah mencapai tujuan buat berakibat insan yg mempunyai karakter; kemampuan sosial (social skill), pengembangan kepribadian (personal improvement) & pemecahan kasus secara komprehensif (comprehensive persoalan solving). Pendidikan berkarakter memerlukan figur teladan menjadi contoh untuk menegakkan nilai atau anggaran yg sudah disepakati bersama. Di sinilah peran penting seorang pendidik, khususnya guru, orang tua, masyarakat & pemerintah menjadi figur teladan supaya siswa sanggup melakukan imitasi terhadap perilaku moral. Oleh lantaran seluruh pihak dituntut buat terlibat aktif maka perlu adanya sinergisitas diantara elemen tadi sehingga pendidikan berkarakter bisa terus dilakukan secara berkelanjutan. Sinergi seluruh elemen inilah yg mengingatkan kita pada kata-kata bijak, “Tidak terdapat keberhasilan individu, yg terdapat adalah keberhasilan kolektif.”
Ekonomi yang ramah lingkungan dicermati menurut pertimbangan moral & rasional pada pengambilan keputusan sistem ekonomi akan terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai tadi pada pembelajaran ekonomi. Dalam konteks ini, pengembangan materi ajar menggunakan muatan materi pendidikan ekonomi berkelanjutan sebagai krusial buat diperhatikan pada pengembangan pendidikan ekonomi.Perilaku ekonomi yang berkembang pada kehidupan sehari-hari warga bantaran sungai pada Kabupaten Banjar sarat menggunakan nilai-nilai lokal yg berkembang & mencerminkan Budaya Sungai. Berbagai aspek yg terdapat pada kehidupan persatuan warga setempat menjadi cerminan menurut Budaya Sungai itu sendiri, adalah keliru satu asal yg bisa dijadikan acuan pada pengembangan materi pendidikan ekonomi berkelanjutan. Budaya Sungai merupakan produk budaya lokal yang sangat erat kaitannya dalam penggunaan ilmu ekonomi lingkungan pada beberapa aspek misalnya aktivitas produksi & konsumsi. Sebagai contoh, aktivitas konsumsi warga bantaran sungai Kabupaten Banjar pula bisa dijadikan menjadi asal belajar misalnya pada materi aktivitas ekonomi.
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN;
- MAKALAH ETIKA PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR
- MAKALAH ILMU POLITIK DAN PENDIDIKAN IPS
- MAKALAH ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU ILMU SOSIAL
- MAKALAH MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
- MAKALAH KATA SERAPAN DAN ARABISASI
Referensi
Putra, M. A. H. (2019). Building character education through the civilization nations children. The Kalimantan Social Studies Journal, 1(1), 12-17. Putra, M. A. H., Rahman, A. M., Jumriani, J., Abbas, E. W., & Subiyakto, B. (2021). The Street Clowns in Banjarmasin City as a Life Survival Strategy. The Innovation of Social Studies Journal, 2(2), 121-126. Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., Ramadhan, S., & Rahmatina, R. (2020). Utilization Learning Management System (LMS) of Ruang Guru for Education Teachers in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal, 2(1), 31-38. Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., & Handy, M. R. N. (2020). The Development of a Waste Bank as a Form of Community Participation in Waste Management. The Kalimantan Social Studies Journal, 2(1), 22-30. Putra, M. A. H., Mutiani, M., & Jumriani, J. (2021). PENDIDIKAN KARAKTER ANAK JALANAN DI SEKOLAH KELAS KHUSUS PASAR LIMA BANJARMASIN. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 7(2), 32-36. Syaharuddin, S., Susanto, H., & Putra, M. A. H. (2020). Portrait of Community Economic Activities in The River as a Learning Resources on Social Studies With Local Culture-Based. The Innovation of Social Studies Journal, 1(2), 178-187. Hasanah, M., Putra, M. A. H., & Yuliani, R. (2021). IMPROVEMENT OF ECOLOGICAL INTELLIGENCE THROUGH EDUCATIONAL COMICS AS A OF LEARNING RESOURCES. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH (Vol. 6, No. 2). Norhayati, N., Abbas, E. W., & Putra, M. A. H. (2019). Social Interaction Pattern Jelai Riverbanks South Basirih. The Innovation of Social Studies Journal, 1(1), 12-20. Chicago Mutiani, H. S., & Putra, M. A. H. (2020). Improvement of Scientific Attitudes Through Training of Social Science Modul 1. Ruang lingkup ilmu antropologi oleh Drs. Wawan Ruswanto, M.Si.
Suprijo, Agus, 1983, “Penelitian terhadap Rangka Gilimanuk, Bali”, Rapat Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi I, Hal 511-531, Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
V Barnow, 1979. Anthropology, a Genral Introduction, Illinois : The Dorsey Press, hlm. 4.
Ibrahim Tito Marlinov,Kajian Antropologi Hukum Dengan Ilmu Sosial Lainnya, Fakultas Hukum Universitas Eka Sakti Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar