HOME

14 Desember, 2021

Hadits Tentang Pendidikan dan Pengajaran

 A.      PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kegiatan yang penting dalam kemajuan manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu gigih dalam menuntut ilmu seperti yang diperintahkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadist. Kegiatan pendidikan pada dasarnya selalu terkait dua belah pihak, yaitu: pendidik dan peserta didik. Dalam proses belajar mengajar, pendidik memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor) dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak dibidang pengajaran.

Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan guru. Oleh karena itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

 

B.       RUMUSAN MASALAH

1.         Bagaimana Hadist Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan Kompak?

2.         Bagaimana Hadist Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang?

3.         Bagaimana Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita (Kisah)?

4.         Bagaimana Hadist Abu Hurairah tentang Metode Tanya Jawab?

5.         Bagaimana Hadist Anas bin Malik tentang Metode Diskusi?

6.         Bagaimana Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga?

 

C.      PEMBAHASAN

1.      Hadist Anas bin Malik tentang Membuat Mudah, Gembira dan Kompak

 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا وَبَسِّرُواوَلاَتُنَفِّرُوا  (اخرجه البخاري في كتاب العلم

Artinya: Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW ”mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan kamu membuat lari”. (HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)

Hadist di atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan tidak merasa bosan terhadap suasana di kelas, serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan suatu pembelajaran juga harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar.

Meskipun dalam islam banyak hal yang telah dimudahkan oleh Allah akan tetapi perlu diperhatikan bahwa maksud kemudahan islam bukan berarti kita boleh menyepelekan syari’at islam dalam hal pendidikan, mencari-cari ketergelinciran atau mencari pendapat lemah sebagian ulama agar kita bisa seenaknya, namun kemudahan itu diberikan dengan alasan agar kita selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

 

2.      Hadist Aisyah tentang Menyampaikan Perkataan yang Jelas dan Terang

 

عَنْ عَائِشَةََرَحِمَهاَاللهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَماًَفَصْلاَيَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ (اخرجه ابوداود في كتاب الادب

Artinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi)

Hadist tersebut untuk kita sebagai calon guru agar dalam pengucapan suatu perkataan hendaklah dengan terang dan jelas, supaya orang yang mendengarkan (peserta didik) dapat memahami maksud yang disampaikan. Dan apabila dengan ucapan pertamanya belum menjelaskan kepada murid, ,maka guru itu wajib mengulanginya agar murid tersebut bisa paham dalam pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Perkataan yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor keberhasilan suatu pendidikan, karena jika tidak demikian dikhawatirkan nantinya akan terjadi salah pengertian, ketika terjadi salah pengertian bukan tidak mungkin justru peserta didik akan melenceng dari yang diharapkan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik mampu mmenyerap dan memahami apa yang diharapkan oleh pendidik.

 

3.      Hadist Abu Hurairah tentang Metode Cerita (Kisah)

 

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْه اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌُ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَا ئِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍرَطْبَةٍ أَجْرٌ (اخرجه البخاري في كتاب المشقات

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ”Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ia merasakan sangat haus sekali. Kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur) kemudian datang seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing sangat haus sebagaimana aku, kemudian ia masuk kedalam sumur lagi dan ia memenuhi sepatunya (dengan air) kemudian (ia naik lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia memberi minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya. Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, adakah kita mendapat pahala karena menolong hewan?”, Nabi menjawab: ”Disetiap yang mempunyai limpa hidup ada pahalanya.”(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)

Dari hadist di atas menerangkan bahwa apabila kita berbuat baik kepada sesama makhluk Allah SWT walaupun perbuatan tersebut hanya sebesar biji jagung, maka perbuatan kita akan mendapat pahala dan ridho Allah SWT. Misalnya memberi minum hewan yang najis.

Sehingga dapat dijelaskan bahwa pendidikan metode kisah atau cerita ini dapat menimbulkan kesan mendalam pada jiwa seorang anak didik, sehingga dapat membuka hati nuraninya dan berupaya melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan dari perbuatan yang buruk sebagai dampak dari kisah itu, apalagi penyampaikan kisah-kisah tersebut dilakukan dengan cara menyentuh hati dan perasaan. Al-Qur’an mempergunakan meode cerita untuk seluruh pendidikan dan bimbingan yang mencakup seluruh metodologi pendidikannya, yaitu untuk pendidikan mental, akal dan jasmani serta menaruh jaringan-jaringan yang berlawanan yang terdapat didalam jiwanya itu, pendidikan melalui teladan dan pendidikan melalui nasehat. Oleh karena itu, cerita merupakan kumpulan bimbingan yang snagat baik.

 

4.       Hadist Abu Hurairah tentang Metode Tanya Jawab

 

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (أخرجه مسلم في كتاب البروالصلة والاداب

Artinya: Dari Abi Hurairah, ia berkata: ada seorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW kemudian ia bertanya: ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku hormati?”. Beliau menjawab Ibumu, ia berkata kemudian siapa?” Beliau menjawab kemudian ibumu, ia berkata kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian ibumu, ia berkata kemudian siapa? Beliau menjawab kemudian Bapakmu dan saudara-saudara dekatmu.(HR. Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)

Hadist di atas menerangkan bahwa suatu ketika ada seseorang laki-laki datang kepada Rasulullah, kemudian bertanya tentang orang-orang yang paling berhak untuk dihormatinya. Kemudian terjadilah dialog antara Rasulullah dan laki-laki tersebut dan Rasulullanpun mengajarinya tentang akhlak terhadap orang tuanya terutama ibunya, maka terjadilah tanya jawab antar keduanya.

Metode tanya jawab merupakan metode yang paling tua digunakan disamping metode yang lain, karena metode ini banyak sekali digunakan para Nabi terdahulu. Dan dalam penggunaan metode ini, pengertian dan pemahaman akan terasa lebih mantap. Sehingga segala bentuk kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari semaksimal mungkin.

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat Two Wag Traffic, sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dengan siswa, dalam komunikasi ini terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa. Metode ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum paham.

 

5.      Hadist Anas bin Malik tentang Metode Diskusi

 

عَنْ أَنَسٍ رَضِي الله عَنْه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًاأَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا يَارَسُوْلَ اللهِ هَذَا نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُفَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في كتاب الظالم والغضب

Artinya: Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Rasulullah telah bersabda: tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didhalimi. Mereka bertanya: wahai Rasulullah, bagaimana menolong orang dzalim?, Rasulullah menjawab tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya.(HR. Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori al-Ju’fi)

Hadist ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk menolong orang yang dzalim dan yang didzalimi. Anas berkata ia telah menolong orang yang didzalimi, kemudian ia berkata kepada Rasulullah bagaimana cara menolong orang yang dzalim? Rasul pun menjawab untuk menghentikannya dan mengembalikannya dari kedzaliman. Diskusi terdapat pada permasalahan bagaimana cara menghentikan orang dzalim tersebut dan mengembalikan dia dari kedzalimannya.

Diskusi pada dasarnya tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur penaglaman, secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu diskusi bukan debat atau perang mulut. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.

 

6.      Hadist Abu Hurairah tentang Alat Peraga

 

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْلِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِوَأَشَارَمَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِوَالوُسْطَى(اخرجه مسلم في الزهدوالرقائق

Artinya: ”Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda : ” Aku akan bersama orang-orang yang menyantuni anak yatim di surga akan seperti ini (Rasulullah menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan tengah yang saling menempel)”.(HR. Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)

Hadits ini memang tidak secara eksplisit menerangkan tentang penggunaan alat peraga dalam metode pengajaran akan tetapi secara implisit Nabi Muhammad SAW memberikan contoh tentang penggunaan alat peraga dalam memberikan penjelasan dengan cara menunjukkan kedua jari Beliau sebagai perumpamaan. Dari hadits ini kita mendapati bahwa dalam memahami konsep yang abstrak, kita membutuhkan suatu media yang kongkrit agar pengetahuan menjadi mudah dipahami.

Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan belajar sesuai dengan tipe belajar siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indera siswa untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa dengan cara mendengar, melihat, meraba dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, mulai dari benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan di dalam kelas atau luar kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang), animasi/flash (gerak), video (rekaman atau simulasi). Teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin dibawa dalam kelas bisa tampak di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.

    Baca juga artikel yang terkait:


Hadits tentang Materi Pendidikan

 BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Akan tetapi pendidikan Islam disini mencakup pengajaran umum dan pengajaran agama, yang didasari dengan langkah-langkah mengajar yang disebut dengan metode pengajaran. Dalam pendidikan Islam, pengajaran agama Islam mencakup pembinaan keterampilan, kognitif, dan afektif yang menyangkut pembinaan rasa Iman, rasa beragama pada umumnya. Adapun metode pendidikan Islam yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Dengan penggunaan metode yang tepat memungkinkan semakin mudah untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam beberapa cuplikan hadis dalam makalah yang akan kami sampaikan ini.

B.        Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah :

1.         Bagaimana Hadist tentang metode menciptakan situasi yang menyenangkan dalam Pendidikan Islam?

2.         Apa saja metode pengajaran pendidikan berdasarkan Hadits Rasulullah?

3.         Apa saja dalil al Qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam Islam?

4.        Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah :

1.         Mengetahui cara menciptakan situasi yang menyenangkan dalam Pendidikan Islam.

2.         Mengetahui metode metode pengajaran pendidikan berdasarkan Hadits Rasulullah.

3.         Mengetahui dalil Qur’an yang menjelaskan tentang metode pengajaran dalam Islam.

 

BAB II

PEMBAHASAN

1.        Materi Hadits Utama

عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في الجهاد (

“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad ).

·           Mufradat

بَشِّرُوا  Berilah berita gembira 

وَلاَ تُنَفِّرُوا  Janganlah membuat gelisah hingga meninggalkan

وَيَسِّرُوا    Berilah kemudahan

وَلاَ تُعَسِّرُا   Janganlah mempersulit

·           Penguraian Hadits

a.         Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Murid

Di dalam hadis tersebut terdapat perkara yang terkandung di dalamnya berupa memudahkan dalam segala urusan, meninggalkan sesuatu yang memberatkan.

Teladan penting yang perlu kita teladani dari seorang pendidik yang diabaikan dalam sirah Nabi kita yang mulia adalah tidak pernah memberatkan murid. Sebaliknya, beliau selalu memberikan kemudahan kepada mereka; sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri.

Imam Muslim Meriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :

عن جابر ابن عبدالله عن النبى صلى الله عليه وسلم قال: اِنِّ الله َلَمْ يَبْعَثْنِيْ مُعَنَتِّاً وَلَكِنْ بَعَثَنِيْ مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا ( رواه مسلم (

Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi SAW. “Sesungguhnya Allah tidak mengutusku sebagai orang yang menyusahkan (hamba-Nya) dan orang yang mencari-cari kesalahan. Akan tetapi, Dia mengutusku sebagai seorang guru yang memberi kemudahan”

Imam Muhammad bin Khulaif al-Wasytaany  dalam syarah “Mukammilul Ikmalul mu’allim” dalam Shohih Muslim mengatakan bahwa Dalam hadis tersebut terdapat perkara yang wajib yang berupa mempermudah dalam berbagai perkara, lemah lembut terhadap Manusia yang bisa menambahkan iman, dan meninggalkan keberatan yang menyebabkan takutnya hati. Apalagi kepada orang yang masanya dekat dengan iman.

Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik  di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep  pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi.

Nabi Muhammad adalah sebagai bashir (pemberi kabar gembira), kehadirannya sebagai  bashir  dalam proses pendidikan islam tampak lebih dominan dan signifikan. Sebagai bashir,  yakni tokoh yang membawa berita gembira dan keselamatan lahir batin, Nabi tidak menawarkan  reward  dalam bentuk materi, tetapi merangsang kecerdasan para murid, memperhalus budi pekerti, dam mempertajam spiritual keagamaan mereka.

Implikasi status bashir dalam pendidikan islam adalah bahwa seorang guru, seperti Nabi Muhammad, harus bertindak sebagai promoter of learning, baik di dalam maupun di luar kelas, serta harus mampu berinteraksi dengan siswa secara antusias dan penuh kasih sayang. Dengan prinsip ini, hukuman fisik bagi siswa merupakan hal yang tidak populer dalam kamus pendidikan islam.

Oleh karena itu dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran. 

2.        Metode Pendidikan Rasulullah Saw.[1]

Rasulullah Saw. adalah pendidik pertama dan terutama di dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukzizat luar biasa, yang manusia apa dan dimana pun tidak dapat melakukan hal yang sama. 

Menurut Najib Khalid al-Amar dalam bukunya, Tabiyyah Islamiyah bahwa metode pendidikan Islam yang dilakukan Rasulullah Saw. pada periode Mekah dan Madinah ialah:

a.      Melalui teguran langsung

b.      Melalui sindiran

c.      Pemutusan dari jamaah

d.      Melalui pemukulan

Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa yunani yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah ajaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.

Metode pendidikan Rasulullah SAW lebih fokus pada usaha menyucikan manusia, yang menghormati dan mengilhami nalar, dan membimbing nalar menuju tingkatan di bawah bimbingan wahyu.

Dalam mendidik para sahabatnya, setidaknya Rasulullah SAW. menggunakan beberapa metode pengajaran, yaitu :

a.         Ceramah

Ceramah yaitu suatu cara mengajar dengan penyajian materi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswa. Hasil yang hendak dicapai dalam metode ini adalah meningkatnya ketakwaan dan perbaikan sikap, cara berfikir, dan bertingkah laku. Yang menarik dari ceramah rasulullah Saw adalah beliau sampaikan ceramah itu dengan menyentuh hati semua pendengar, dan sangat membantu sahabat dalam meningkatkan nilai ketakwaan mereka. Rasulullah benar-benar dapat menyentuh hati mereka, dan mereka menghayati betul apa yang disampaikan beliau dari penjelasan sederhana diatas, dapat disimpulkan bahwa ceramah yang baik adalah ceramah yang dapat mempengaruhi diri para pendengar, yang dengan pengaruh itu para pendengar dapat menangkap isi materi yang disampaikan dan dapat menerapkannya dengan baik.

b.         Dialog

Dalam berdialog, Rasulullah SAW berbicara kepada orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka, Rasulullah benar-benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang dapat ditangkap pengertiannya. Sehingga seorang arab pedalaman dengan kekerasan karakternya mampu memahami. Disamping itu juga beliau memperhatikan daya tangkap dan kecerdasan. Kepada orang yang cerdas terkadang beliau cukup memberikan isyarat.

Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, dilakukannya metode dialog yang disertai tanya jawab bertujuan membantu manusia (dalam hal ini adalah peserta didik) dalam menemukan kebenaran

c.          Diskusi dan Tanya Jawab

Metode diskusi adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahakan masalah. Dengan kata lain dalam metode ini peserta didik mempelajari sesuatu melalui cara musyawarah diantara sesama mereka dibawah pimpinan atau bimbingan guru. Rasulullah SAW menggunakan metode ini untuk memecahkan beberapa permasalahan penting misalnya dalam menentukan strategi yang dipakai dalam perang Khandaq, atau tentang hukuman yang akan diberikan kepada tawanan perang Badar. Dalam dunia pendidikan, diskusi merupakan latihan bagi peserta didik untuk berani berpendapat dan mampu menghormati pendapat orang lain.

d.         Demonstrasi

Menurut Hadari Nawawi, metode demonstrasi adalah proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan memperlihatkan suatu proses pada sejumlah peserta didik. Sebagai seorang pengajar, Rasulullah SAW juga menggunakan metode demonstrasi untuk mengajarkan ibadah yang berstatus wajib seperti sholat. Sesuai dengan sabda beliau “ sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat ”.

e.         Pemberian Tugas

Metode mengajar Balance in Capacity artinya seorang pendidik dalam pemberian tugas dan menjelaskan sesuatu harus disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak didik. Rasulullah SAW. biasanya menggunakan metode ini untuk memberikan pengalaman kepada sahabat. Misalnya beliau memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit agar belajar bahasa non arab, yang semata-mata bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada Zaid bin Tsabit dan kedepan dapat membantu para sahabat dalam belajar memahami bahasa asing.

Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu :

1.         Metode Keteladanan

Keteladanan yang baik lagi shalih adalah saran terpenting dalam pendidikan. Ia memiliki pengaruh yang sangat besar. Namun, ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan akan menjadi racun dalam pendidikan. Allah SWT. Telah mencela para pendidik yang perbuatannya mneyelisishi ucapannya.

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri kewajibanmu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir” (QS. Al Baqarah:44)

2.         Bimbingan dan Nasehat

Bimbing dan nasehati anak dengan penuh kasih sayang. Sebab jiwa anak akan terpengaruh dengan kata-kata yang disampaikan kepadanya, apalagi jika kata-kata itu dihiasi dengan keindahan, kelembutan dan kasih sayang. Nasehat yang baik termasuk sarana yang menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Sebagaimana ungkapan hikmah yang mengatakan, “Bicaralah dari hati niscaya ucapanmu akan masuk ke dalam hati”. Dalam Al Qur’an banyak nasehat yang dapat kita petik, salah satunya :

Allah berfirman :

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Q.S Al Baqarah:83)

Agar nasehat membawa perbaikan maka perhatikanlah hal-hal berikut ini:

a.         Ulang-ulangilah nasehat karena tabiat manusia adala lupa.

b.        Pilihlah waktu yang tepat, yaitu waktu ketika kondisi kejwaannya dalam keadaan kondusif.

c.         Gunakanlah kata-kata yang mudah dan dapat dipahami sesuai dengan usia anak serta daya tangkap dan nalarnya. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata :

“Berbicaralah kepada manusia dengan apa yang dapat mereka fahami, apakah kalian suka kalu mereka nanti mendustai Allah dan Rasul-Nya?” (H.R. Bukhari).

3.         Kisah dan Cerita

Kisah termasuk saran pendidikan yang efektif. Sebab ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Ia uga dapat menadi khayalan berpindah bersama kisah-kisah yang nyata. Allah Swt. Juga menggunakan metode ini dalam mendidik, mengajar, dan mengarahkan. Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. Menyebutkan tentang kisah-kisah para nabi dan rasul. Dia berfirman :

وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Semua Kisah dari Rasul-Nya Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Huud:120)

Kisah dan cerita uga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak. Akan mencipatakn kehangatan dan keakraban tersendiri, sehingga akan membantu kelancaran komunikasi.

4.         Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian

Peristiwa keseharian akan memberi pengaruh sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami anak. Pendidik yang cerdas sangat menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya, tidak akan membiarkan suatu kejadian melintas begitu saja tanpa mengambil pelajaran darinya untuk ia sampaikan kepada anak-anaknya. Peristiwa-peristiwa kehidupan termasuk saran-saran terpenting dalam mendidik, karena memiliki pengaruh yang besar bagi anak. Dalam Al- Qur’an diturunkan berangsur-angsur menurut peristiwa yang terjadi agar lebih mengakar dalam hari manusia.

5.         Metode pembiasaan

Dengan pembiasaan maka urusan yang banyak akan menjadi mudah. Baik urusan agama sampai urusan yang kecil, dari urusan yang penting sampai yang sepele, dan dari urusan yang sifatnya pribadi sampai tanggung jawab yang berkaitan dengan orang lain.

6.         Memanfaatkan waktu luang

Rasulullah SAW. bersabda : “Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu dengannya: kesehatan dan waktu luang.” (H.R Al-Bukhari)

Hadits ini menunjukan bahwa waktu luang adalah nikmat bila kita memanfaatkannya. Namun jika tidak, maka hal itu akan menjadi kerugian dan hukuman, serta penyesalan didunia dan akhirat. Dorongan anak untuk mengisi waktu luang kosong dengan kebaikan dan sesuatu yang bermanfaat hingga tidak dimasuki oleh keburukan, kerusakan dan kesesatan. Berikan pengarahan yang benar dalam jalur kebaikan.

7.         Pemberian motivasi

Motivasi yang terus-menerus akan menungkatkan kreatifitas anak dalam melakukan kebaikan dan hal yang bermanfaat. Dampingi terus menerus dan berikan dukungan sebaik-baiknya. Motivasi ini bisa berbentuk bahasa kata-kata ataupun bahasa tubuh. Dengan memberikan dukungan moril maupun materil.

8.         Pemberian hukuman

Pendidikan dengan pemberian hukuman ini hendaknya bermula dari ancaman hingga berakhir pada penatuhan sanksi. Jika ternyata anak tidak menghiraukan, maka sanksi harus benar-benar kita jatuhkan. Dengan demikian akan tertanam dalam jiwa anak ancaman kita sungguh-sungguh dan bukan main-main.

Demikianlah metode yang Allah SWT. Sebutkan dalam firman-Nya :

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“Wanita-wanita yang kamu khawatir nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahakannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Q.S. An-Nissa’:34)

3.        Hadits-hadits Metode Pendidikan[2]

1.      Perintah Mempermudah dan Mengompakkan Peserta Didik

عن ابي بُرْدَةَ عن ابي موسى قال كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم اِذَا بَعَثَ اَحَدًا مِنْ اَصْحَا بِهِ فِي بَعْدِ اَمْرِهِ قال بَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا وَيَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْ ( اخرجه مسلم في الجهاد(

“Dari abi Burdah dari abi Musa ia berkata, Rasulullah SAW jika mengutus salah seorang sahabatnya dalam suatu perkaranya Nabi bersabda: “ buatlah mereka bahagia dan jangan kau buat takut, dan permudahlah jangan kau persulit”. ( H.R Muslim dalam kitab jihad )

Dengan demikian dalam menyampaikan pengajaran yang baik  di tuntut untuk tidak menggunakan metode yang memberatkan dan membuat siswa itu tertekan, tetapi menggunakan cara/metode yang menyenangkan dan mudah. Abdurrahman Mas’ud dalam menggagas konsep  pendidikan islam yang lebih maju menunjuk metode reward lebih baik daripada metode punishment. Karena penggunaan metode ini tidak memberatkan siswa tetapi membuat murid merasa tertantang dalam meningkatkan prestasi. Oleh karena itu, dalam melakukan pengajaran menggunakan metode yang baik dan tidak memberatkan siswa merupakan metode yang di ajarkan oleh Nabi sesuai dalam banyak hadis yang menyebutkan tentang metode pengajaran. 

2.      Pembicaraan Bila Perlu Diulang

عن انس بن مالك انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ اِذَا سَلَّمَ سَلّمَ ثَلَا ثًا وَاِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ اَعَادَ هَا ثَلَا ثًا.( اخرجه مسلم فى الاستئذان و الادب(

“Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah SAW jika memberi salam Ia memberi salam tiga kali, dan jika berbicara suatu kalimat nabi mengulanginya tiga kali.

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari  interaksi dengan lingkungannya. Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan atau latihan atau praktek yang diulang-ulang.

Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah SAW. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

Pelajaran lain yang kita temukan dalam sirah Rasul kita yang mulia adalah pada beberapa situasi dan kondisi tertentu, beliau mengulangi perkataannya saat memberikan pelajaran. Setidaknya ada tiga bentuk pengulangan yang pernah beliau lakukan:

a.         Mengulangi perkataan karena adanya permintaan;

b.         Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam satu kesempatan yang sama;

c.          Mengulangi perkataan tanpa adanya permintaan dalam kesempatan yang berbeda.

3.      Kedudukan Rasul dan Penanggung Jawab Anak Yatim di Surga

عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كَا فِلُ الْيَتِيْمِ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي اْلجَنَّةِ وَاَشَارَ مَا لِكٌ بِالسَّبَا بَةِ. ( اخرجه مسلم في الزهد والرقا ئق (

Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “orang yang mencukupi anak yatim miliknya atau milik orang lain, Aku dan orang yang menanggung (mengurusi) anak yatim berada di Surga adalah seperti ini.’ Imam malik  mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (HR. al-Bukhari dari Sahabat Sahl bin Sa’d).

Dalam hal ini Nabi menggambarkan kedudukan seorang yang menanggung kehidupan Anak yatim akan berada dalam surga seperti di isyaratkan menggunakan kedua jari beliau.

Adakalanya Nabi yang mulia menyampaikan pelajaran dan pengajarannya pada para sahabatnya  melalui perumpamaan atau tamsil. Adapun tujuan di buatnya perumpamaan sebagaimana di jelaskan di atas ialah untuk memahamkan sesuatu yang bersifat abstrak (kepada orang yang diajak berbicara) dengan cara menyerupakan kepada sesuatu yang bersifat konkret. Atau, menyerupakan sesuatu yang bersifat konkret dengan sesuatu yang bersifat konkret yang lebih jelas.

4.      Orang Laki-laki dan Anjing Kehausan

عن ابي هريرة رضي الله عنه انّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قا ل: (بيَنَا رَجُلٍ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَليْهِ اْلعَطَشُ, فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مَنْها, ثُمَّ خَرَجَ فَاءِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَئْا كُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ, فقال : لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِى بَلَغَ بِيْ. فَمَلَاءَ خُفَّهُ ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ, ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ, فَشَكَرَالله لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ). قا ل : يا رسول الله وَاِنَّ لَنَا فِي البَهَا ئِمِ اَجْرًا ؟. قا ل : ( فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرًا). (اخرجه البخا ري في المشقا ت )

“Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. Bersabda: suatu Ketika seorang lelaki yang melakukan perjalanan pada  tengah jalan, seorang laki-laki itu mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah. Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada setiap yang memiliki hati yang basah maka ada pahala.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Musaqat).

Cerita termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Metode kisah sangat penting, karena Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, selanjutnya akan menimbulkan kesan dalam hati. Mendidik rasa keimanan dengan cara membangkitkan berbagai perasaan seperti kauf, rido dan cinta, melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga terlibat secara emosional.

    Baca juga artikel yang terkait:

 

BAB III

PENUTUP

A.        Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah aaran yang memberikan uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pengajaran.

·           Adapun metode-metode yang digunakan Rasulullah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para sahabatnya yaitu sebagai berikut :

1.      Ceramah

2.      Dialog

3.      Diskusi dan Tanya Jawab

4.      Demonstrasi

5.      Pemberian Tugas

·           Menurut Ummu (2010;196) ada delapan metode pembelajaran dalam pendidikan, yaitu

1.      Metode Keteladanan

2.      Bimbingan dan Nasehat

3.      Kisah dan Cerita

4.      Mengambil Pelajaran dari berbagai peristiwa dan kejadian

5.      Metode pembiasaan

6.      Memanfaatkan waktu luang

7.      Pemberian motivasi

8.      Pemberian hukuman

·           Dalam hadits-hadits yang termuat dalam makalah menyimpulkan bahwasanya metode pengajaran dapat pula menggunakan yang mudah, diulang-ulang, dapat menggunakan perumpaan serta cerita atau kisah.

B.        Saran

Penulis mengharapkan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta semoga pembaca mampu mencapai tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Khalfiah, Yuliani, Modul Mata Kuliah Hadits Tarbawi, 2014. Palangka Raya: STAIN.

Ihsan, Ummu, Ihsan Al-Atsary, Abu, 2010.Mencetak Generasi Rabbani. Bogor : Pustaka Darul Ilmi

Zaairul Haq, Muhammad, 201j0. Muhammad Saw Sebagai Guru. Jawa Tengah : Kreasi Wacana

Hadist_Tarbawi_Metode_Pendidikan_Menurut_Rasulullah_Saw___Islamic_Centre.Html

________________________________________

[1] Muhammad Zaairul Haq, 2010, Muhammad Saw. sebagai Guru, Kreasi Wacana:Jawa Tengah, hlm. 144-199

[2]Http://HADIST_TARBAWI_METODE_PENDIDIKAN_MENURUT_RASULULLAH_SAW___Islamic_Centre.html


Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat

  Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat dan Makhluk Ghaib PEMBAHASAN 1.        Malaikat Pengertia...