Pendidikan bukanlah segala-galanya, semuanya dimulai dari pendidikan. Blog Pendidikan ini membahas dan memberikan informasi terkait pengetahuan, tugas perkulian, perangkat pendidikan, serta penetahuan.
02 Desember, 2021
Cara Daftar Akun Gmail Dengan Mudah
DRAJAT FORMALITAS DALAM MENCERMINKAN NILAI BUDAYA DAN SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial yang harus berinterkasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, manusia tidak akan bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhanya tanpa berinteraksi dengan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengenal kebudayaan dan menciptakan berbagai wujud ide, karya, produk, aktivitas, hingga artefak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahasa menjadi salah satu unsur penting yang mempengaruhi kehidupan maupun kebudayaan manusia. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa menjadi alat komunikasi yang utama.
Bahasa Inggris adalah salah satu dari berbagai bahasa yang ada di dunia yang digunakan sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi Bahasa Inggris memiliki drajat formalitas dalam mencerminkan nilai budaya dan nilai sosial dalam masyarakat.
Seperti pada bahasa Indonesia, di bahasa Inggris juga terdapat bahasa formal dan juga informal (formal and informal English). Dua jenis bahasa ini digunakan di dalam konteks yang berbeda. Bahasa formal adalah bahasa yang digunakan saat kita dalam situasi yang juga formal atau kepada orang yang lebih tua, lebih tinggi jabatanya, cirinya menggunakan struktur kalimat yang panjang dan rumit, serta terkadang menggunakan kosakata yang jarang digunakan di percakapan sehari-hari. Sedangkan Bahasa Inggris informal digunakan untuk berbicara dengan teman akrab yang seusia, cirinya menggunakan kalimat yang ringkas, tidak terlalu memperhatikan tata Bahasa (grammar), serta banyak menggunakan bahasa populer (slang) dan singkatan.
Berikut beberapa contoh kalimat untuk lebih memahami perbedaan keduanya:
• Asking someone if they have time to talk for a bit
Formal: Could I disturb you for a minute?
Informal: You got a second?
• Making the email opening
Formal: Dear Sir Nick, I am writing to make a room reservation.
Informal: Hi Nick, I want to book a room.
• Asking someone if they have an ideas for same cases
Formal: Do you have any suggestion regarding this issue?
Informal: Any ideas?
• Apologizing for not attending an event
Formal: I would like to apologize for not attending the event.
Informal: Sorry I couldn’t come.
Baca juga artikel yang lain :
- Pengertian Pendidikan dan Menurut Para Ahli
- Membentuk Karakter Kepemimpinan Peserta Didik Lewat Kegiatan Pramuka
- 4 Tingkatan dalam Pramuka
- Istilah dalam Pendidikan yang Populer
- Drajat Formalitas dalam Mencerminkan Nilai Budaya dan Sosial
- Konsep Gender dan Isu Gender dalam Islam
- Mengenal Lambang Pada Burung Garuda
- Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
- Pemecahan Masalah (Problem solving)
- Penerapan Nilai -nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari -hari
- Bentuk-bentuk Energi
- Bilingual (Penerapan, Kelebihan, dan Kelemahan)
- Etika Politik dan Nilai Pancasila Sebagai Sumber Politik
- Kemajuan Ilmu pada Zaman Renaissance
KONSEP GENDER DAN ISU GENDER DALAM ISLAM
Seringkali dalam isu gender yang dibahas adalah ketidaksetaraan dan kesetaraan gender. Ketidaksetaraan banyak dikaitkan dengan ketidakadilan terhadap perempuan. Ajaran dalam agama disinyalir menjadi akar segala permasalahan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan. Apakah memang benar demikian bahwa ajaran agama Islam menjadi akar segala permasalahan diskrimanasi dan ketidakadilan terhadap perempuan?. Untuk memahami dan menjelaskan permasalahan tersebut perlu kita merujuk kepada al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman yang utama dan pertama.
Dari sisi pengahambaan antara laki-laki dan perempuan disisi Allah Swt., sesungguhnya tidak ada perbedaan antara keduanya, yang membedakan antara laki-laki dan perampuan adalah ketaqwaan dan amal kebaikanya. Keduanya sama-sama memiliki kesempatan untuk beribadah kepada Allah Swt., saling berlomba-lomaba dalam melakukan amal kebaikan.
Dasar kesetaraan antara laki-laki dan perempuan disebutkan dalam QS. an-Nahl ayat 97 yang artinya :
“ Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yng lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Munculnya isu ketidaksetaraan perempuan adanya ketidakadilan perlakuan terhadap perempuan. Akan tetapi bila melihat kesempatan dan peluang yang didapatantara laki-laki dan perempuan untuk mencapai kemuliaan di sisi Allah Swt., secara tegas menyebutkan dalam QS. al-Ahzab ayat 35 yang artinya :
“ Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keadaanya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan sabar, laki-laki dan perempuan khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatanya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Bedasarka ayat di atas, jelaslah antara laki-laki dan perempuan tidaklah dibedakan untuk memperoleh kemulian di sisi-Nya. Keduanya mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan ampunan dan pahala. Bahkan, keduanya memiliki potensi yang sama tergelincir dalam dosa. Jadi dapat disimpulkan, ajaran dalam agama bukanlah menjadi akar segala permasalahan diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan. Melainkan suatu amalan budaya atau tradisi masyarakat yang terkadang lari dari konsep ajaran Islam yang sebenarnya.
Istilah gender sudah sering disalahkan gunakan dan mengaikatnya dalam pengertian yang luas. Konsep gender tidak merunjuk pada jenis kelamin tertentu (laki-laki atau perempuan), konsep gender dipergunakan untuk menggambarkan peran, relasi sosial, dan tanggung jawab sebagai perempuan dan sebagai laki-laki yang diciptakan dan diinternalisasi dalam keluarga, masyarakat, budaya masyarakat, harapan-harapan, sikap, dan perilaku. Dengan pengertian lain, konsep gender lebih menekankan pada pembagian peran laki-laki dan perempuan yang diatur oleh manusia (masyarakat). Gender berbeda dari suatu masyarakat ke masyarakat lain. Bahkan, dalam suatu masyarakat pun mengalami perubahan.
Baca juga artikel yang lain :
- Pengertian Pendidikan dan Menurut Para Ahli
- Membentuk Karakter Kepemimpinan Peserta Didik Lewat Kegiatan Pramuka
- 4 Tingkatan dalam Pramuka
- Istilah dalam Pendidikan yang Populer
- Drajat Formalitas dalam Mencerminkan Nilai Budaya dan Sosial
- Konsep Gender dan Isu Gender dalam Islam
- Mengenal Lambang Pada Burung Garuda
- Model Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
- Pemecahan Masalah (Problem solving)
- Penerapan Nilai -nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari -hari
- Bentuk-bentuk Energi
- Bilingual (Penerapan, Kelebihan, dan Kelemahan)
- Etika Politik dan Nilai Pancasila Sebagai Sumber Politik
- Kemajuan Ilmu pada Zaman Renaissance
30 November, 2021
Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!
Sikap
adil dalam Islam mengandung berbagai spectrum makna, tidak hanya pada proses
penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih melainkan menyangkut segala
aspek kehidupan beragama. Di antaranya adalah :
1. Adil dalam aspek Aqidah;
untuk menelusuri makna adil dalam aqidah ini dapat digunakan antonim dari
keadilan yaitu kezaliman. Al-Qur’an menyebut bahwa syirik adalah kezaliman yang
terbesar.
Q.S.
Luqman/31: 13, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman
yang besar.”
2. Adil dalam aspek Syari’ah
khususnya yang berkaitan dengan muamalah, dan termasuk pula adil dalam
menetapkan hukum.
3. Adil dalam aspek Akhlaq dituntut
bukan hanya kepada orang lain namun juga kepada diri sendiri
Baca juga artikel yang terkait:
- Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!
- Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!
- Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?
- Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)
Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!
Untuk
dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami
tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga
sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa
petunjuk Al-Qur'an agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain :
a. Mengatur
waktu dengan sebaik - baiknya.
b. Bekerja
harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja
yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.
c. Sikap
positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur
Seseorang
tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja
yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang
tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja
sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya akan tersita
untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-Qur'an dan Hadits memberi
apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.
Buah
dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang
diperkenalkan Al-Qur'an bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum
yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-Qur'an
memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain
atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri.
Baca juga artikel yang terkait:
- Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!
- Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!
- Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?
- Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)
Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?
Bumi
diciptakan Allah SWT sebagai tempat untuk manusia mencari rezeki. Oleh karena
itulah diperintahkan kepada umat manusia untuk bertebaran di muka bumi ini
untuk mencari anugerah dari Allah SWT. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar
bersikap disiplin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila
seseorang ingin mengalami kesuksesan dalam kehidupannya, salah satu modal utama
adalah memiliki etos kerja yang tinggi.
Etos
kerja adalah karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari
sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Komponen dasar dari etos kerja
adalah iman dan taqwa, serta niat. Umat Islam memiliki karakteristik tersendiri
mengenai etos kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan, ada beberapa motivasi yang
mempengaruhi.
Banyak
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai etos kerja. Dalam ayat tersebut
dijelaskan mengenai etos kerja yang diajarkan oleh Allah. Yang paling populer
dan sering kita dengar di pengajian-pengajian agama adalah QS Al-Jumu’ah ayat
9-10: “Hai orang-orang beriman, apabila
diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung”.
Sebagai
umat muslim sudah sebaikanya untuk membiasakan diri dengan perilaku etos kerja
yang baik. Perilaku tersebut antara lain:
1. Manusia
hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi
dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan
2. Memiliki
sikap dan sifat yang tidak merugikan orang lain walaupun orang lain lebih mulia
dan tinggi derajatnya
3. Mencintai
pekerjaan walau sekecil apapun dan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini
telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah
4. Melaksanakan
ajaran Islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai
tujuan hidup yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Baca juga artikel yang terkait:
- Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!
- Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!
- Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?
- Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)
Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)
Jelaskan pengertian budaya akademik!
Jawaban :
Budaya
Akademik adalah budaya atau sikap hidup yang selalu mencari kebenaran ilmiah
melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang mengembangkan
kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis, rasional dan obyektif
oleh warga masyarakat yang akademik.
Jelaskan tentang
bagaimana apresiasi atau penghargaan Al-Quran terhadap orang-orang yang berilmu
(berbudaya akademik)?
Jawaban :
Ilmu
pengetahuan dan orang yang berilmu menempati posisi yang tinggi dalam ajaran
Agama Islam. Seorang cendekiawan muslim dari Mesir Abbas Mahmud al-Aqqad bahkan
mengatakan, berpikir dalam rangka mencari kebenaran merupakan bagian dari
kewajiban Islam. Dan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim harus selalu
ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan.
Orang
yang berilmu akan ditempatkan oleh Allah SWT pada posisi yang terpuji dan amat
termuliakan (Q.,s. Al-Mujadilah : 11). Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan
akal dan kalbunya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran akan
diturunkan derajatnya sampai pada tingkatan terendah, yaitu seperti binatang
atau yang lebih hina darinya (Q.,s. Al-A`raf : 179).
Begitu juga dalam surat Al Mujadilah ayat 11: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Q.S Al-A’raf ayat 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Baca juga artikel yang terkait:
- Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!
- Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!
- Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?
- Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)
MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB
A. Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...
-
Dhorof Zaman ( ظَرْفُ الزَّمَانِ ) Dhorof Zaman adalah isim (kata benda) keterangan waktu yang dibaca nashab dengan memperkirakan makn...
-
MENUNTUT ILMU; PENTINGNYA BELAJAR السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَـالَمِيْنَ وَبِه...
-
TAWABI’ DAN I’ROBNYA ( التَّوَابِعُ وَاِعْرَابُهَا ) Tabi’ atau Tawabi’ (jamak) menurut bahasa adalah pengikut. Tawabi’ adalah kata b...