Logika berasal dari kata Yunani kuno “logos” yang
berarti “kata”, “ucapan”, atau “alasan”. Dalam konteks ini, maksud dari “logos”
dapat diartikan sebagai hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. Kata logika untuk pertama kali muncul pada
abad ke-1 sebelum masehi oleh seorang filsuf bernama Cicero. Namun demikian,
pada masa itu logika masih bermakna “seni berdebat”. Baru pada sekitar
permulaan abad ke-3 sesudah masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan kata
“logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya suatu pemikiran.
Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis
berpangkal pada penalaran, dan sekaligus sebagai dasar filsafat dan sebagai
sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu logika
merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara
terminologis logika dapat didefinisikan sebagai teori tentang penyimpulan yang
sah.
Pengertian Logika
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logika episteme
(Latin: logica scientia) atau ilmu pengetahuan logika yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu
pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan yang mengacu pada
kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata
logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Logika
secara luas dapat didefinisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara valid.
William Alston mendefinisikan logika sebagai studi
mengenai penyimpulan, tepatnya usaha untuk menentukan kriteria-kriteria yang
mampu membedakan penyimpulan yang valid dan yang tidak valid. (Surajiyo, 2019, hlm. 9). Sementara itu, Alfred Cryril
Ewing (dalam Surajiyo, 2019, hlm. 9) berpendapat bahwa logika adalah Studi
mengenai berbagai jenis proposisi dan keterhubungannya satu sama lain yang
dapat menentukan kebenaran suatu penyimpulan.
Selanjutnya, Fudyartanta dalam Surajiyo (2019, hlm. 8)
mengartikan logika sebagai ilmu yang mempelajari secara mendalam tentang
kebenaran berpikir. Dengan kata lain, logika adalah ilmu mendasar dan meluas
mengenai berpikir yang benar, supaya hasilnya juga benar/valid.
Sementara itu, menurut Hasbullah Bakry dalam Surajiyo
(2019, hlm. 8) logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penelitian
hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai
kebenaran. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa logika juga dapat
mempelajari aturan-aturan dan cara berpikir yang dapat menyampaikan manusia
kepada kebenaran dan logika mempelajari pekerjaan akal dipandang dari aspek
benar atau salah.
Dari beberapa pandangan ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa logika adalah studi yang mempersoalkan tata cara berpikir
secara tepat dan teratur untuk menentukan kriteria-kriteria yang mampu
menyimpulkan suatu penyimpulan yang valid atau yang tidak valid.
Objek Kajian Logika
Terdapat dua objek dari suatu kajian logika, yaitu
objek material dan objek formal. Objek material adalah suatu bahan yang menjadi
tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material ini dapat
menyangkut apa saja, baik yang konkret maupun hal yang abstrak. Misalnya, dalam
ilmu psikologi (studi perilaku manusia) manusia itu sendiri adalah objek
materialnya, sedangkan perilaku atau kegiatan akal budinya adalah objek formal.
Objek formal adalah sudut pandang yang ditujukan pada
bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana
objek material itu disorot. Contohnya, berpikir adalah objek material logika.
Namun demikian, yang dimaksud dengan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran,
akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakan pengetahuan
yang telah diperolehnya.
Macam-macam Logika
Terdapat beberapa jenis atau macam logika jika dilihat
dari beberapa sudut pandang tertentu. Menurut The Liang Gie dalam Adib (2015,
hlm. 102- 104) jenis-jenis logika adalah sebagai berikut.
1. Logika dalam pengertian sempit dan luas
Dalam arti sempit logika dipakai searti dengan logika
deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti luas, pemakaiannya mencakup
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem
penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai
logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah cara berpikir dengan
menggunakan premis-premis dari fakta yang bersifat umum ke khusus yang menjadi
kesimpulannya. Sementara itu, logika induktif merupakan cara berpikir yang
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat (khusus) terlebih dahulu dipakai untuk
penarikan kesimpulan (umum).
3. Logika Formal (Minor) dan Material (Mayor)
Logika Formal atau disebut juga Logika Minor
mempelajari asas, aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus ditaati, agar
orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Sedangkan Logika
Material atau Mayor mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai
hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang
sesungguhnya, mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, alat-alat
pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan metode ilmu
pengetahuan itu.
4. Logika Murni dan Terapan
Logika Murni merupakan pengetahuan mengenai asas dan
aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari
pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu
cabang ilmu dari istilah pernyataan yang dimaksud. Logika Terapan adalah
pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang
filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
5. Logika Filsafati dan Matematik
Logika Filsafati merupakan ragam logika yang mempunyai
hubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban
dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Sedangkan Logika Matematik
menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik serta bentuk
lambang yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda.
Manfaat Logika
Sebetulnya, dari berbagai pemaparan mengenai
pengertian, objek kajian, dan macam-macam logika, sudah dapat kita lihat
bermacam manfaat yang dapat dihasilkan oleh logika. Untuk menyimpulkan ragam
manfaat logika yang banyak tersebut secara umum, manfaat dari logika adalah
sebagai berikut.
1.
Membantu setiap orang untuk
berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis;
2.
Meningkatkan kemampuan berpikir
secara abstrak, cermat, dan obyektif;
3.
Menambah kecerdasan dan
meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri;
4.
Meningkatkan cinta akan kebenaran
dan menghindari kekeliruan serta kesesatan (Surajiyo, 2019, hlm. 15).
Penalaran
Sebelumnya telah dibahas bahwa logika adalah ilmu yang
berpangkal pada penalaran. Penalaran adalah proses dari akal manusia yang
berusaha untuk menimbulkan suatu keterangan baru dari beberapa keterangan yang
sebelumnya sudah ada. Penalaran dianggap sebagai konsep kunci yang menjadi
pembahasan dalam logika. Penalaran adalah suatu corak pemikiran yang khas yang
dimiliki manusia untuk memecahkan suatu masalah.
Penalaran dalam contoh yang nyata dapat kita temukan
pada perbedaan manusia dengan hewan yaitu apabila terjadi asap berkabut, burung
akan terbang untuk menghindari polusi udara yang memungkinkan dia tidak bisa
bertahan hidup. Sedangkan manusia akan mencari tahu mengapa asap tersebut dapat
terjadi? Bagaimana cara menghindarinya? Apa saja komponen-komponen yang
terkandung di dalam asap tersebut? Apa saja penyakit yang dapat diakibatkan
olehnya?
Jenis-jenis Penalaran
Terdapat dua jenis utama dari penalaran, yakni
penalaran deduktif dan penalaran induktif. Berikut adalah pemaparan dari
masing-masing jenis penalaran.
1. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah penalaran yang membicarakan
cara-cara untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan apabila lebih dahulu telah
diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai semua atau sejumlah di antara suatu
kelompok barang.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola pikir yang dinamakan silogisme. Silogisme dibentuk oleh dua
pernyataan yang disebut premis (premis mayor dan premis minor), yang diikuti
dengan sebuah kesimpulan atau konklusi. Dengan fakta lain bahwa silogisme
adalah rangkaian tiga buah pendapat yang terdiri dari dua pendapat dan satu
kesimpulan.
Contohnya penalaran atau llogika deduktif yang
menggunakan silogisme adalah sebagai berikut.
Tahap |
Penalaran |
Premis mayor: |
Semua buku besar
dan tebal adalah mahal |
Premis minor: |
Buku 3 adalah besar
dan tebal |
Konklusi/Kesimpulan: |
Jadi, buku 3 adalah
mahal |
2. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang membicarakan
tentang penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan-pernyataan yang umum,
melainkan dari pernyataan-pernyataan yang khusus. Kesimpulannya hanya bersifat
probabilitas berdasarkan atas pernyataan-pernyataan yang telah diajukan.
Terdapat beberapa macam penalaran induktif, yakni sebagai berikut.
Penyimpulan secara kausal
Penyimpulan ini berusaha untuk menemukan sebab-sebab
dari hal-hal yang terjadi. Bila telah diajukan suatu perangkat kejadian, maka
haruslah diajukan pertanyaan: “Apakah yang menyebabkan kejadian-kejadian itu?”
Misalnya, terjadi suatu wabah penyakit tipus: “Apakah yang menyebabkan
timbulnya wabah tipus?”
Analogi
Penalaran secara analogi adalah cara bernalar dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Misalnya, kita dapat
membandingkan seseorang yang sedang belajar sama halnya dengan saat kita
bersepeda menaiki bukit. Saat menanjak kita harus mengeluarkan tenaga ekstra
agar mampu menaikinya, namun setelah menemukan puncak maka kita akan melihat
keindahan alam serta mendapatkan kemudahan dari turunan tanpa harus mengayuh
sepeda ketika pulang.
Referensi
Adib, M. (2015). Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan, Edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Surajiyo. (2019). Dasar-dasar logika. Jakarta: Bumi
Aksara.
BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:
- Pengertian Budaya, Unsur, Wujud, Dan Fungsi Menurut Para Ahli
- Ekonomi : Pengertian, Jenis: Produksi, Distribusi, Dan Konsumsi
- Filsafat: Pengertian, Ciri, Contoh, Dan Fungsi Menurut Para Ahli
- Pengertian Logika, Objek Kajian, Jenis, Manfaat & Penalaran
- Filsafat Pendidikan: Pengertian, Sistematika, Tujuan & Aliran
- Filsafat Ilmu: Pengertian, Ruang Lingkup, Pengetahuan, Dan Ilmu
- Metode Filsafat – 10 Contoh, Dan Penjelasan Lengkap
- Filsafat Seni dan Estetika dilengkapi Uraian Pokok Bahasannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar