HOME

12 Desember, 2022

Khutbah Jumat Singkat Tentang Nikmat yang Terlupa

 Khutbah Jumat Singkat Tentang Nikmat yang Terlupa

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Jamaah salat Jumat rahimakumullah.

Di hari nan cerah dan di tempat suci ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Hanya karena rahmat-Nya, kita dapat hadir di masjid yang diberkahi ini, semata-mata untuk melaksanakan kewajiban kita, yaitu salat Jumat.

Sholawat dan salam, semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Tak lupa, kami mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah salat Jumat sekalian, agar senantiasa selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sebab, dengan takwa yang sungguh-sungguh, Allah akan memberikan solusi atas probema yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Allah SWT juga akan memberikan rezeki dari arah yang tak pernah kita duga sebelumnya.

Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ .وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (ath-Thalaq: 2-3).

Ma’asyiral Muslmin Rahimakumullah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhu, disebtkan bahwa Nabi bersabda,

نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ

Artinya: “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari [6412]).

Bagaimanakah maksud dari hadis ini? Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, saat diminta untuk menjelaskan maksud dari hadis ini mengatakan sebagai berikut,

“Kebanyakan manusia menyianyiakan kesehatannya tanpa faidah dan juga waktu luangnya dalam hal-hal yang tidak ada faedahnya.

Tubuhnya sehat, badannya selamat dari penyakit, punya waktu luang akan tetapi tidak digunakan dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, dalam perkara yang mendekatkan dirinya kepada Allah, dan dalam urusan yang bermanfat bagi dirinya di dunia ini.

Orang semacam ini tertipu atau lengah dalam dua nikmat tersebut. Seorang mukmin hendaklah memanfaatkan nikmat tersebut dalam hal-hal yang Allah ridhai dan dalam urusan yang bermanfaat buat dirinya.

Misalnya, dalam perdagangan, berbagai mata pencaharian yang halal, atau memperbanyak puasa, shalat, dzikir, berbagai ketaatan, mengunjungi orang sakit, amar makruf nahyi mungkar, dakwah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berbagai bentuk kebaikan lainnya.

Jadi, seorang mukmin itu memanfaatkan kesehatan dan waktu luang dengan apa saja yang Allah ridhai dan apa saja yang bermanfat buat dirinya di dunia ini yang halal. Bila kedua nikmat tersebut tidak dia gunakan dalamperkara yang bermanfaat buat dirinya, maka itulah yang dimaksud ketertipuan.”

Pada khutbah Jumat singkat ini, kami ingin fokus membahas lebih jauh tentang nikmat waktu luang. Di mana, orang yang Allah beri kesempatan untuk menikmati waktu luang, kerap kali menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Baik untuk di dunia pun di akhirat kelak.

Mayoritas dari mereka, hanya bisa membuang-buang waktu dengan hal yang sia-sia. Mereka adalah orang yang merugi. Hari demi hari, mereka lalui dalam keadaan lalai dengan dunia dan berpaling dari akhirat. Imam Abdul Faraj Ibun Jauzi rahimahullah, ulama besar dari Irak mengatakan,

”Semestinya seseorang mengetahui kemuliaan masa dan nilai waktunya, sehingga dia tidak menyia-nyiakan sesaat pun waktunya dalam hal di luar kebaikan dan mempersembahkan di dalamnya perkataan dan perbuatan yang utama.”

Seberapa sering kita saksikan orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya hanya untuk hal yang tidak bermanfaat. Seolah waktu tidak berarti. Mereka hanya mengejar kesenangan diri sendiri dan menyenangkan hatinya. Padahal waktu adalah kehidupan, waktu tidak bisa ditambah apalagi dikurang. Sudah sesuai dengan porsinya masing-masing.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Yahya bin Hubairah rahimahullah, meneteri yang berilmu dan shalih di masa kekhalifaan Al-Muqtafi billah apda abad ke-6 H,

الوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عُنِيَتْ بِحِفْظِهِ ♦♦♦ وَأَرَاهُ أَسْهَلُ مَا عَلَيْكَ يُضِيْعُ

“Waktu adalah sesuatu yang paling berharga yang semestinya kamu juga dengan baik-baiknya. Namun, aku melihat waktu adalah sesuatu yang justru paling mudah kamu sia-siakan.” (Qimatuz zaman ‘indal ‘ulama, hal 118).

Memiliki waktu luang memang nikmat rasanya, tapi sering kali dilalaikan oleh banyak orang. Alhasil, mereka menjadi kurang beryukur atas nikmat tersebut. Mereka menjadi tidak bisa menghormati sebagai mestinya. Sehingga, banyak sekali mudharat yang bisa menimpa orang-orang yang melalaikan waktu luangnya.

Khutbah Jumat Singkat Tentang Ikhlas dalam Beramal

 Khutbah Jumat Singkat Tentang Ikhlas dalam Beramal

Ikhlas menjadi hal penting yang harus tertanam dalam diri. Sebab, dengan keihlasan, akan menghindari kita dari sifat riya’. Begitupun dengan ikhlas ketika beramal, agar mendapatkan ridha dari Allah SWT. Membahas mengenai ikhlas, berikut Seruni telah merangkum khutbah Jumat singkat tentang ikhlas dalam beramal berikut ini.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد

قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

Puji dan syukur, senatiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena, berkat rahmat dan hidayahnya, kita dapat berkumpul di hari Jumat nan cerah di tempat suci ini. Sholawat serta salam, selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Hadirin jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah.

Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub kepada Allah dari hal-hal yang mengotorinya. Atau juga bisa diartikan, menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketakwaan.

Ikhlas merupakan bentuk diterimanya amal shalih yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Allah SWT, telah memerintahkan kita dalam firman-Nya yang artinya:

“Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ad-dien (agama) kepada-Nya, lagi bersikap lurus.” (QS. AI Baqarah: 5)

Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan pahala?”

Rasulullah SAW menjawab, “fa tidak mendapatkan apa-apa.”

Orang tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali, dan Rasulullah SAW pun telah menjawab, “fa tidak mendapatkan apa-apa.”

Lalu beliau bersabda: Sesungguhnya Allah SWT tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni karenaNya dan mengharap wajah-Nya. (HR. Abu Dawud)


Para hadirin yang berbahagia.

Abu Sa’id AI Khudriy RA meriwayatkan bahwa pada waktu haji wada’, Rasulullah SAW bersabda;

“Semoga Allah SWT mencerahkan orang yang mendengar kata-kataku lalum menjaganya. Betapa banyak orang yang membawa pemahaman, tetapi ia sendiri tidak paham. Tiga hal yang seorang mukmin tidak akan dengki terhadapnya; mengikhlaskan amal kepada Allah, memberikan loyalitas kepada para pemimpin kaum muslimin, dan selalu bergabung dengan jamaah mereka.” (HR. AI Bazaar)11111111

Maksudnya, ketiga hal tersebut dapat memperbaiki hati. Barangsiapa menjadikan ketiganya sebagai akhlak, pasti hatinya akan bersih dari khianat, kerusakan, pun kejahatan. Perlu diketahui, bahwa seorang hamba hanya akan selamat dari godaan setan dengan keihlasan. Sebagaimana Allah berfirman, mengungkapkan pernyataan iblis yang artinya,

“Kecuali hamba-hamba-Mu yang selalu ikhlas.” (QS. Shaad: 83).

Diriwayatkan seorang yang salih berkata kepada dirinya sendiri.

“Wahai diri, ikhlaslah, maka kamu akan selamat!”

Ketika amal shalih yang dilakukan telah dicampuri oleh harapan-harapan duniawi, maka sesungguhnya kejernihan amal tersebut sudah tercemar. Bahkan, hilang pula keikhlasannya.

Khutbah Jumat Singkat Tentang Kesabaran

 Khutbah Jumat Singkat Tentang Kesabaran

Kata sabar, mungkin mudah untuk diucap, tapi sulit untuk dilakukan. Sebab, sebagai manusia, kita kerap kali tergoda oleh hawa nafsu syaiton yang menyebabkan marah hingga tak terkendali. Oleh karena itu, masyarakat perlu diingatkan untuk senantiasa sabar dalam berbagai hal. Berikut ini contoh khutbah Jumat singkat yang bisa kamu gunakan.

Kaum muslimin dan muslimat rohimahkumulloh.

Allah telah menuliskan takdir kepada setiap hamba-Nya. Baik yang beriman maupun tidak. Namun, yang membedakan adalah keikhlasan dan kesabarannya dalam menerima ketentuan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Artinya: “Sungguh mulia sekali orang mukmin itu, sesungguhnya ia menjadikan segala perkara menjadi baik baginya. Dan hanya dialah yang mampu melakukan itu semua, tidak ada yang lain. Jika ia diberikan kebahagiaan, maka akan bersyukur. Maka itu adalah kebaikan baginya. Dan jika diberikan sebuah keburuan, maka itu juga baik baginya.”

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah, ada tiga jenis sabar yang harus kita ketahui bersama. Pertama, adalah sabar dalam ketaatan. Ketika seorang hamba mampu untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan bersholawat kepada Rasulnya, maka ia termasuk golongan orang yang sabar. Jika tidak, maka ia tidak akan bisa melakukannya.

Kedua, menahan hawa nafsu. Sabar yang kedua ini, paling sulit dilakukan. Namun, tak sedikit orang yang mampu melakukannya. Bagaimana sikap seseorang jika ia teramsuk ke dalam golongan ini? Biasanya ia akan meninggalkan larangan Allah SWT dan menjalani segala perintah-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwasanya perbuatan baik bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk orang jahat sekalipun. Namun, hanya orang jujur dan sabarlah yang bisa meninggalkan maksiat.

Sabar yang ketiga, adalah sabar atas segala musibah yang menimpa dirinya. Kadang kala, ujian kerap menghampiri kita semua. Simpelnya, ujian datang dalam bentuk sakit, tidak semua orang bisa menghadapinya dengan ikhlas. Keluhan demi keluhan selalu keluar dari mulut kita. Namun, ketahuilah bahwa Allah SWT sedang menguji kesabaran hamba-Nya, dan di balik itu semua, tersimpan keutamaan yang luar biasa. Salah satunya, terhapuslah dosa-dosanya.

Atau manusia diuji dengan hal lainnya, seperti pencuri, tukang fintah, dan ujian lainnya. Tetap bersabar dalam hal ini memang sangat sulit. Akan tetapi, Allah akan senantiasa melimpahkah rahmat dan kasih sayang-Nya. Sama halnya seperti Nabi Musa yang diberikan cobaan begitu berat, atau Nabi Muhammad yang diludahi, dimusuhi. Tidakkah kita dapat mencontohnya?

Hadirin sekalian, bersabar tidak sebatas berserah diri saja. Namun, harus diiringi dengan usaha. Seperti halnya sakit, kita berusaha untuk mengobatinya agar bisa beribadah dan beraktivitas seperti sedia kala. Dengan syarat, tidak boleh marah atas apa yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Begitulah hakihat sabar yang sesungguhnya.

Khutbah Jumat Singkat Tentang Kematian

 Khutbah Jumat Singkat Tentang Kematian

Setiap yang bernyawa, pasti akan merasakan kematian. Kematian adalah hal yang pasti dan tidak satu pun orang dapat mengetahui kapan waktu tersebut akan tiba. Sehingga kita harus mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Melalui contoh khutbah Jumat singkat ini, semoga dapat menjadi renungan hidup bagi kita semua. Adapun isi khutbahnya sebagai berikut:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ

Ma’aasyirol Muslimin Rohimakumulloh.

Di hari Jumat yang cerah ini, tiada kata yang bisa terucap, selain rasa syukur atas nikmat, hidayah, taufiq, dan inayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Sehingga, kita dapat menjauhi segala larangannya dan menjalani setiap perintahnya. Tak lupa, panjatkan sholawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, serta untuk diri sendiri agar selalu dapat meningkatkan ketakwaan.

Hadirin semua, kematian menjadi hal yang harus kita ingat. Sebab, jarak kematian antara kita, sangatlah dekat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Setiap jiwa pasti merasakan kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat lah disempurnakan pahalamu. Siapa pun yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, maka sesungguhnya ia orang yang beruntung. Dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang memperdayakan.”

Ayat di atas dapat menjadi pengingat untuk kita semua. Begitupun dengan orang yang lalai, maka mereka pasti akan mengingat, bahwa cepat atau lambat, dirinya akan kembali ke pangkuan Sang Pencipta.

Hadirin yang dirahmati Allah, sadarkah kita, bahwa perjalanan akhirat tidaklah mudah. Kematian menjadi titik awal untuk menuju akhirat yang selama ini tidak terbayangkan akan seperti apa. Kematian juga menjadi awal penentuan, apakah kita termasuk penduduk surga atau neraka.

Namun, sebagaimana yang pernah disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW, apabila kita mengetahui apa yang sudah beliau lihat di akhirat. Niscaya akan banyak orang yang menangis daripada tertawa. Sebab, di sanalah tempat kehidupan kita yang abadi. Tetapi, seperti yang kita lihat saat ini, tak sedikit orang yang justru terlena akan silaunya kehidupan dunia.

Jamaah yang berbahagia. Marilah sama-sama kita mempersiapkan bekal untuk kembali pulang, ke tempat kekal abadi. Mulailah dari berbuat baik dan taat akan perintah-Nya. Dan tak lupa dan paling utama adalah bertaubat atas segala dosa yang pernah dilakukan.

Ingatlah selalu. Ketika Allah mengambil nyawa dari raga kita, mulut akan terkunci, napas tersenggal, anggota tubuh pun lemah tak berdaya. Saat itulah, pintu taubat telah tertutup. Tidak ada yang bisa menolak sakaratul maut, dan kematian adalah benar adanya. Mungkin kita pernah mendengar, bagaimana keluarga merintih dan menangis, tapi tidak bisa melakukan apa pun.

Jadikanlah kematian sebagai pelajaran berharga. Mari tanyakan pada diri, kapankah kita akan mati? Dalam keadaan seperti apa menghadap Sang Pencipta? Hanya Allah yang mengetahui jawabannya. Maka, marilah kita bertaubat dengan sesungguh-sunggunya, kemudian iringi dengan memperbaiki diri. Tak lupa, tingkatkan pula amal sholeh, untuk bekal di akhirat kelak.

11 Desember, 2022

CONTOH TEKS MUQODIMAH KHUTBAH

 Contoh Ayat Muqodimah Singkat

Berikut ada beberapa ayat yang kerap digunakan dalam khutbah Jumat singkat berbagai tema:

 

Surat Ali Imran Ayat 102

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ – سورة آل عمران: 102

Surat Ali Imran An Nisa’ Ayat 1

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً – سورة النساء: 1

Surat Al Ahzab Ayat 70-71

. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً ۝ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً – سورة الأحزاب: 70-71

Surat Al Hasyr Ayat 18

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18)

 

Muqodimah Singkat Pujian kepada Allah SWT

Pembukaan Pujian Allah

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ اْلمُنَافِقُوْنَ

Alhamdulillahilladzi Arsala Rasulahu bil Huda wa Diinil Haqqi li Yudhirahu ‘alad diini kullini wa lau karihal kafiruun wa lau karihal musyrikun wa lau karihal munafiqun.

 

Pujian kepada Allah SWT 2

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ بَعَثَ رَسُوْلَهُ بِاللِّسَانِ اْلفَصِيْحِ وَالشَّرْعِ الْمَلِيْحِ، وَجَعَلَ الدِّيْنَ الصَّحِيْحِ مُوَافِقاً لِلْعَقْلِ لِلصَّرِيْحِ، لاَ عَدَاوَةَ بَيْنَ الدِّيْنِ الصَّحِيْحِ وَاْلعَقْلِ الصَّرِيْحِ أَبَداً.

Alhamdulillahilladzi ba’atsa rasulahu billisanil fashiihi wasy syar’il maliihi, wa ja’alad diinash shahihi muwafiqan lil aqli lish shariihi, Laa ‘adawata bainad diini shahihi wal ‘aqlish sharihi abadan.

10 Desember, 2022

PENGERTIAN, SYARAT, RUKUN, DAN SUNNAH KHUTBAH JUMAT

 Pengertian Khutbah Jumat

Salat jumat adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan para kaum Adam. Di mana, ibadah ini harus dilaksanakan setiap minggunya di hari dan waktu yang sama. Ketika menjalankan ibadah salat Jumat, biasanya akan diisi dengan khotbah yang mengusung tema berbeda di setiap pekannya.

Secara umum, pengertian dari khutbah adalah kegiatan berdakwah, mengajak, atau menyeru orang lain untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, dan pesan lainnya dengan rukun dan syarat tertentu. Khutbah Jumat singkat, biasanya dilakukan sebelum salat berjamaah dua rakaat pada waktu dzuhur di hari Jumat. Adapun hukum berkhutbah di hari Jumat adalah wajib.

 

Syarat-syarat Khutbah Jumat

Sebelum membahas materi khutbah Jumat singkat, ada beberapa syarat khutbah yang harus dipenuhi, di antaranya adalah:

  • Khutbah harus dilaksanakan di dalam bangunan yang dipakai untuk salat Jumat.
  • Materi khutbah nantinya akan disampaikan oleh khatib dalam posisi berdiri (jika memungkinkan) dengan mengucapkan salam terlebih dahulu.
  • Dibawakan dengan agak cepat, tapi tetap harus teratur, tertib, dengan makna yang mudah dimengerti oleh jamaah.
  • Khutbah kedua bersambung dengan salat Jumat.
  • Rukun khutbah dibaca dengan bahasa Arab, sedangkan materinya dapat menggunakan bahasa Indonesia biasa.
  • Sampaikan dengan suara lantang dan tegas, bukan kasar.
  • Dihadiri oleh minimal 40 orang yang wajib atasnya salat Jumat (Mazhab Syafi’i).
  • Dilakukan setelah tergelincir matahari (masuk waktu dzuhur) dan dilaksanakan sebelum salat Jumat.

Rukun Khutbah Jumat

Adapun rukun dari khutbah Jumat adalah sebagai berikut:

  • Diawali dengan membaca hamdalah.
  • Dilanjut dengan membaca sholawat Nabi Muhammad SAW.
  • Kemudian membaca syahadatin, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul, yang berbunyi “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.”
  • Membaca sebagian ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah (sebaiknya di khutbah pertama).
  • Mendoakan umat Islam pada salah satu dari dua khutbah (sebaiknya di khutbah kedua).

 

Sunah Khutbah Jumat

Berikut merupakan sunah-sunah ketika menyampaikan khutbah Jumat:

  • Disampaikan di atas mimbar atau di tempat yang sedikit lebih tinggi daripada jamaah salat Jumat.
  • Hendaknya khatib menyampaikan khutbah dengan kalimat yang jelas, terang, fasih, berurutan, sistematik, mudah dipahami, serta tidak terlalu panjang pun pendek.
  • Menghadap ke arah jamaah.
  • Memberi salam kepada seluruh jamaah.
  • Khatib hendaknya duduk sebentar di kursi mimbar setelah mengucapkan salam dan pada waktu adzan dikumandangkan.
  • Membaca surah Al-Ikhlas ketika duduk di antara dua khutbah.
  • Khatib menertibkan rukun khutbah, terutama selawat Nabi Muhammad saw. dan wasiat takwa terhadap jamaah.

17 November, 2022

TEKS KHUTBAH JUM'AT TENTANG AKHLAK RASULULLAH MANUSIA YANG SANGAT MULIA

 Akhlak Rasulullah, Manusia Yanga Sangat Mulia


Khutbah Pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

أَمَّا بَعْدُ


Ibadallah, ittaqullah Ta’ala..


 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran: 102]

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Senantiasalah merasa diawasinya. Sadarilah bahwasanya suatu saat nanti kita akan berdiri di hadapan Allah. Di hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan kerabat. Relasi dan jabatan. Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Quran Asy-Syu’ara: 88-89].

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Ayat ini merupakan kaidah penting dalam meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam ucapan, perbuatan, dan tindak-tanduk beliau.”

Betapa butuh kita meneladani Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliaulah teladan kita sepanjang masa. Mari kita teladani akhlak beliau. Beliau lah manusia yang paling baik akhlaknya. Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَحْسَنَ النَاسِ خُلُقًا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”

Ummul Mukmini Shafiyah radhiallahu ‘anhu berkata,

مَارَأَيْتُ أَحْسَنَ خُلُقًا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم

“Aku tidak pernah melihat ada yang lebih baik akhlaknya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dan Allah ‘Azza wa Jalla sendiri memuji akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ

“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.” [Quran Al-Qalam: 3]

Ummul Mukminin Aisyah radhaillahu ‘anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab,

كَانَ خُلُقُهُ القُرْآنَ

“Akhlak beliau adalah Alquran yang dipraktikkan.”

Ibadallah,

Hendaknya kita berkeinginan kuat untuk mempraktikkan akhlak beliau pada diri kita. Semangat memperbaiki diri kita dengan meneladani manusia terbaik yang pernah Allah ciptakan. Wajib bagi kita mencintai beliau. Lebih dari cinta kita kepada ibu dan bapak kita, serta istri dan anak-anak kita. Allah Ta’ala berfirman,

 ٱلنَّبِىُّ أَوْلَىٰ بِٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ 

“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri.” [Quran Al-Ahzab: 6]

Dalam Shahihain terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidak seorang pun di antara kalian beriman dengan iman yang sempurna sampai aku lebih dicintainya daripada anaknya, orangtuanya, dan seluruh umat manusia [HR. Muslim no. 44].

Wajib bagi kita untuk mengetahui bahwa mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meurpakan turunan dari mencintai Allah. Allah Ta’ala berfirman,

 قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Quran Ali Imran: 31]

Kita mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah mencintai beliau dan Allah memerintahkan kita agar mencintai beliau. Dan Allah pilih beliau dari semua makhluknya. Dan mencintai apa yang Allah cintai termasuk sebuah kewajiban.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Watsilah bin al-Asqa’, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِبْرَاهِيْمَ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ بَنِي كِنَانَةَ وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي كِنَانَةَ قُرَيْشًا وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِيْ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ.

“Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail dari anak Nabi Ibrahim, memilih Bani Kinanah dari anak Ismail, memilih Quraisy dari Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani (anak anak cucu) Hasyim.”

Allah Ta’ala telah memuliakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menjadikannya orang yang lapang dadanya, menghilangkan bebannya, meninggikan penyebutannya, dan Allah melebihikannya dari semua makhluk-Nya. Beliau adalah kekasih Allah. Dan rahmat untuk sekalian alam. 

 وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

[Quran Al-Anbiya: 107]

Allah memuji sifat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang yang santun dan lemah lembut. Sebagaimana firman-Nya,

 لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” [Quran 9:128].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang sangat menginginkan kebaikan untuk umatnya. Semangat agar umatnya mendapat hidayah. Allah Ta’ala berfirman,

 لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [Quran Ali Imran: 164]

Dari semua sifat-sifat mulia ini dan cintanya beliau kepada umatnya, sudah menjadi keharusan pula kita mencintai beliau. Di antara bentuk kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menaati apa yang beliau perintahkan. Allah Ta’ala berfirman,

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ 

“بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” [Quran An-Nisa: 59]

 مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ 

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” [Quran An-Nisa: 80]

Mencintai beliau juga diekspresikan dengan meniru akhlak beliau. Di antara akhlak beliau adalah penyayang. Saat putra beliau tengah menghapi sakaratul maut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis. Kemudian beliau bersabda,

إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، والقَلْبَ يَحْزَنُ، ولَا نَقُولُ إلَّا ما يَرْضَى رَبُّنَا، وإنَّا بفِرَاقِكَ يا إبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ.

“Sesungguhnya mata ini menitikkan air mata dan hati ini bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rabb kami. Sesungguhnya kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim.” [HR. al-Bukhari 1303].

إنِّي لأدخلُ في الصلاةِ أريدُ أن أطيلَها فأسمعُ بكاءَ الصبيِّ فأتجوزُ في صلاتي خشيةَ أن تُفتنَ أمُّهُ

Anas radhiallahu ‘anhu mengatakan: Rosulullah –shallallahu alaihi wasallam– pernah mendengar tangisan seorang anak kecil bersama ibunya, sedang beliau dalam keadaan sholat, karena itu beliau membaca surat yang ringan, atau surat yang pendek.” [al-Muhalla 4/198].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga seorang yang memiliki rasa malu yang besar. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Said al-Khudri radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

كان رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أَشَدَّ حَيَاءَ مِنَ الْعَذْرَاءِ في خِدْرِهَا ، فَإذَا رأى شَيْئاً يَكْرَهُه عَرَفْنَاهُ في وَجْهِهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok yang memiliki rasa malu yang besar. Lebih dari  seorang gadis yang dipingit di dalam rumah. Apabila beliau melihat sesuatu yang tidak disukainya, maka kami akan mengetahui dari raut muka beliau.” [HR.al-Bukhori)

Beliau juga bukan seorang yang terbiasa mengucapkan kalimat kotor atau sesekali mengucapkan kalimat kotor. Dengan kedudukannya yang tinggi di hadapan Allah dan juga di tengah masyarakat, beliau tetaplah seorang yang rendah hati. Beliau tidak ingin manusia mengagung-agungkan melebihi batas beliau sebagai seorang hamba Allah. beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ، فَقُوْلُوْا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ

“Janganlah kaliah berlebih-lebihan memuji diriku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan memuji Ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah, ’Hamba Allah dan Rasul-Nya.” [HR. Bukhari no. 3445].

Di antara bentuk kerendahan hati Nabi, beliau lebih dulu mengucapkan salam kepada anak-anak. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengatakan,

يَمُرُّ بِاصِبْيَانِ فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ

“Tatkala nabi melewati sekelompok anak-anak, beliau yang terlebih dulu mengucapkan salam kepada mereka.”

Beliau juga membesuk orang sakit dan mengantarkan jenazah. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,

كانَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ يَعودُ المريضَ ، ويشيِّعُ الجنازةَ ، ويجيبُ دعوةَ المملوكِ ، ويركَبُ الحمارَ

“Rasulullah terbiasa menjenguk orang sakit. Mengantar jenazah. Memenuhi undangan para budak. Dan mengendarai keledai.” 

Ketika di rumah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak selalu mengandalkan istrinya untuk melayaninya. Beliau terbiasa melayani diri sendiri. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,

عن عائشةَ أنَّها سُئِلت: ما كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يعمَلُ في بيتِه ؟ قالت: كان يَخيطُ ثوبَه ويخصِفُ نعلَه ويعمَلُ ما يعمَلُ الرِّجالُ في بيوتِهم

Aisyah pernah ditanya mengenai apa yang diperbuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. Aisyah menjawab, “Beliau menjahit bajunya, mengesol sandalnya, dan mengerjakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh laki-laki lain di rumah mereka.” [Shahih Ibnu Hibban 5677].

Ibadallah,

Inilah akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. alangkah indahnya akhlak ini. Sangat layak bagi kita meneladaninya dan berakhlak dengan akhlak seperti ini. 

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ؛ فَإِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.


BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN;


Khutbah Kedua:


الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا..


أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى:


Ibadallah,

Rasulullah adalah seorang yang mampu menguasai diri dan pemaaf. Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu menceritakan,

كُنْتُ أَمْشِي مع النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وعليه بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فأدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَذَبَهُ جَذْبَةً شَدِيدَةً، حتَّى نَظَرْتُ إلى صَفْحَةِ عَاتِقِ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ قدْ أَثَّرَتْ به حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِن شِدَّةِ جَذْبَتِهِ، ثُمَّ قالَ: مُرْ لي مِن مَالِ اللَّهِ الذي عِنْدَكَ، فَالْتَفَتَ إلَيْهِ فَضَحِكَ، ثُمَّ أَمَرَ له بعَطَاءٍ.

“Aku pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu beliau mengenakan kain syal dari Najran yang kasar ujungnya. Lalu ada seorang Arab badui menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat hingga  kulihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung syal yang ditarik Arab badui itu. Arab badui tersebut berkata, “Wahai Muhammad berikan kepadaku dari harta yang diberikan Allah padamu”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya.” [HR. al-Bukhari 5362].

Beliau juga bukan seorang yang kaku. Beliau biasa bermain dan bercanda dengan para sahabatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنِّي لأمزح، ولا أقول إلَّا حقًّا

“Sungguh aku juga bercanda. Namun aku tidak mengatakan yang dusta.” [HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 2/59].

Dan masih banyak lagi akhlak-akhlak mulia beliau. Seperti pemberani dan dermawan. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu menceritakan,

كان النبِيُّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ أحسنَ الناسِ وأَجْوَدَ الناسِ وأَشْجَعَ الناسِ ولقدْ فَزِعَ أهلُ المدينةِ ذاتَ ليلةٍ فانطلقَ الناسُ قِبَلَ الصَّوْتِ فَاسْتَقْبَلهُمُ النبيُّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ قد سَبَقَ الناسَ إلى الصَّوْتِ وهوَ يقولُ لَنْ تُرَاعُوا لَنْ تُرَاعُوا وهوَ على فَرَسٍ لِأَبي طلحةَ عُرْيٍ ما عليهِ سَرْجٌ في عُنُقِهِ سَيْفٌ فقال لقدْ وجَدْتُهُ بَحْرًا أوْ إنَّهُ لَبَحْرٌ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang paling tampan. Paling dermawan. Dan paling pemberani. Pernah suatu malam penduduk Madinah mengalami ketakutan. Lalu orang-orang menuju sumber suara, ternyata mereka jumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah lebih dulu tiba di sana. Beliau mengatakan, ‘Jangan takut. Jangan takut’. Kami jumpai beliau sedang menunggang kuda milik Abu Thalhah. Kuda yang tidak berpelana. Beliau mengalungkan pedang dan berkata, ‘Kulihat hanyalah kuda’.” [Shahih Adabul Mufrad 232].

Inilah di antara akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. profil manusia yang sungguh luar biasa. Tatkala hari ini pemuda-pemuda Islam mencari keteladanan dan profil orang sukses, mereka baca biografi tokoh-tokoh dunia, tapi mereka melupakan apa yang mereka miliki sendiri. Di tengah mereka, di hadapan mereka, ada biografi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengagumkan. Ada seorang Nabi teladan dan tokoh besar sepanjang sejarah umat manusia.

﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56]، وَقَالَ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» [رَوَاهُ مُسْلِم].

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةَ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ

عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ  

DALIL PUASA RAMADHAN DALAM AL-QUR'AN DAN HADIST

  Dalil Puasa Ramadhan dalam Al-Qur'an Berikut empat dalil tentang puasa Ramadhan yang ada dalam Al-Qur'an: 1. Surah Al-Baqarah ...