HOME

12 Desember, 2022

Khutbah Jumat Singkat Tentang Nikmat yang Terlupa

 Khutbah Jumat Singkat Tentang Nikmat yang Terlupa

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Jamaah salat Jumat rahimakumullah.

Di hari nan cerah dan di tempat suci ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Hanya karena rahmat-Nya, kita dapat hadir di masjid yang diberkahi ini, semata-mata untuk melaksanakan kewajiban kita, yaitu salat Jumat.

Sholawat dan salam, semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Tak lupa, kami mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah salat Jumat sekalian, agar senantiasa selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Sebab, dengan takwa yang sungguh-sungguh, Allah akan memberikan solusi atas probema yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Allah SWT juga akan memberikan rezeki dari arah yang tak pernah kita duga sebelumnya.

Allah SWT berfirman,

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ .وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (ath-Thalaq: 2-3).

Ma’asyiral Muslmin Rahimakumullah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhu, disebtkan bahwa Nabi bersabda,

نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ

Artinya: “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari [6412]).

Bagaimanakah maksud dari hadis ini? Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, saat diminta untuk menjelaskan maksud dari hadis ini mengatakan sebagai berikut,

“Kebanyakan manusia menyianyiakan kesehatannya tanpa faidah dan juga waktu luangnya dalam hal-hal yang tidak ada faedahnya.

Tubuhnya sehat, badannya selamat dari penyakit, punya waktu luang akan tetapi tidak digunakan dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, dalam perkara yang mendekatkan dirinya kepada Allah, dan dalam urusan yang bermanfat bagi dirinya di dunia ini.

Orang semacam ini tertipu atau lengah dalam dua nikmat tersebut. Seorang mukmin hendaklah memanfaatkan nikmat tersebut dalam hal-hal yang Allah ridhai dan dalam urusan yang bermanfaat buat dirinya.

Misalnya, dalam perdagangan, berbagai mata pencaharian yang halal, atau memperbanyak puasa, shalat, dzikir, berbagai ketaatan, mengunjungi orang sakit, amar makruf nahyi mungkar, dakwah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berbagai bentuk kebaikan lainnya.

Jadi, seorang mukmin itu memanfaatkan kesehatan dan waktu luang dengan apa saja yang Allah ridhai dan apa saja yang bermanfat buat dirinya di dunia ini yang halal. Bila kedua nikmat tersebut tidak dia gunakan dalamperkara yang bermanfaat buat dirinya, maka itulah yang dimaksud ketertipuan.”

Pada khutbah Jumat singkat ini, kami ingin fokus membahas lebih jauh tentang nikmat waktu luang. Di mana, orang yang Allah beri kesempatan untuk menikmati waktu luang, kerap kali menggunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Baik untuk di dunia pun di akhirat kelak.

Mayoritas dari mereka, hanya bisa membuang-buang waktu dengan hal yang sia-sia. Mereka adalah orang yang merugi. Hari demi hari, mereka lalui dalam keadaan lalai dengan dunia dan berpaling dari akhirat. Imam Abdul Faraj Ibun Jauzi rahimahullah, ulama besar dari Irak mengatakan,

”Semestinya seseorang mengetahui kemuliaan masa dan nilai waktunya, sehingga dia tidak menyia-nyiakan sesaat pun waktunya dalam hal di luar kebaikan dan mempersembahkan di dalamnya perkataan dan perbuatan yang utama.”

Seberapa sering kita saksikan orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya hanya untuk hal yang tidak bermanfaat. Seolah waktu tidak berarti. Mereka hanya mengejar kesenangan diri sendiri dan menyenangkan hatinya. Padahal waktu adalah kehidupan, waktu tidak bisa ditambah apalagi dikurang. Sudah sesuai dengan porsinya masing-masing.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Yahya bin Hubairah rahimahullah, meneteri yang berilmu dan shalih di masa kekhalifaan Al-Muqtafi billah apda abad ke-6 H,

الوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عُنِيَتْ بِحِفْظِهِ ♦♦♦ وَأَرَاهُ أَسْهَلُ مَا عَلَيْكَ يُضِيْعُ

“Waktu adalah sesuatu yang paling berharga yang semestinya kamu juga dengan baik-baiknya. Namun, aku melihat waktu adalah sesuatu yang justru paling mudah kamu sia-siakan.” (Qimatuz zaman ‘indal ‘ulama, hal 118).

Memiliki waktu luang memang nikmat rasanya, tapi sering kali dilalaikan oleh banyak orang. Alhasil, mereka menjadi kurang beryukur atas nikmat tersebut. Mereka menjadi tidak bisa menghormati sebagai mestinya. Sehingga, banyak sekali mudharat yang bisa menimpa orang-orang yang melalaikan waktu luangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...