BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMASALAH
Sejarah Islam merupakan salah
satu bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti baik dari
kalangan sarjana Muslim maupun non Muslim, karena banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian tersebut. Bagi umat Islam, mempelajari sejarah Islam
selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus peringatan agar berhati-hati,
misalnya dengan mengetahui bahwa umat Islam dalam sejarah pernah mengalami
kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun, akan memberikan rasa
bangga dan percaya diri menjadi orang Islam. Demikian pula dengan mengetahui
bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan dan keterbelakangan,
akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya dan tampil untuk berjuang
mencapai kemajuan.
Sesungguhnya sejarah sebuah kaum adalah materi utama
untuk mendidik generasi penerusnya, terutama jika umat yang bersangkutan adalah
umat yang berperadaban yang tinggi serta memiliki peranan yang besar dalam
memajukan dunia. Saat ini, yang wajib dilakukan
umat Islam adalah bagaimana agar mereka senantiasa belajar dari sejarah, baik
tentang hal-hal yang positif maupun negatif. Dari sinilah akan ditemukan betapa
sejarah umat Islam memiliki keunggulan dari sejarah umat yang lainnya. Pada
saat Barat dan Eropa mengalami apa yang mereka sebut sebagai “zaman kegelapan,”
justru peradaban Islam sedang mengalami kecemerlangan yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan dan inovasi ilmu pengetahuan. Dari peradaban Islam
inilah, Eropa mendapatkan pencerahan untuk sampai kepada sebuah kebangkitan.
Berdasarkan dengan pernyataan
di atas, penulis ingin memaparkan dan menjelaskan tentang sebuah sejarah dan
peradaban besar Islam yang pernah tumbuh dan berkembang di benua Eropa,
tepatnya di Negara Spanyol yang dulunya terkenal dengan nama “Andalusia”. Oleh
karena itu, penulis ingin mengangkat sebuah makalah yang berjudul “Intelektual
Andalusia”.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
saja intelektual yang muncul di Andalusia?
C. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui kemajuan intelektual Andalusia pada sejarah Islam.
BAB II
INTELEKTUAL ANDALUSIA
Masyarakat Spanyol
Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab
(Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam),
Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah
(penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman
dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran). Banyak suku,
agama, dan ras hidup bersama-sama di al-Andalus, dan masing-masing menyumbang
terhadap kemajuan intelektual di Andalus.
Kemajuan
intelektual al-Andalus bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang
menguasai al-Andalus, dengan Bani Abbasiyah yang
berkuasa di Timur Tengah.
Penguasa Umayyah berusaha memperbanyak perpustakaan dan lembaga
pendidikan di kota-kota al-Andalus seperti Kordoba, untuk mengalahkan ibukota
Abbasiyah Baghdad.
Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan
ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang
membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Kalangan muslim Spanyol
telah menorehkan catatan yang mengagumkan dalam sejarah intelektual pada abad pertengahan di Eropa. Antara abad ke-8
dan ke-13 orang-orang yang telah berbicara bahasa arab telah membawa obor
kebudayaan dan peradaban penting yang menyeruak menembus seluruh pelosok dunia.
Selain mereka juga perantara yang menghubungakan ilmu dan filsafat Yunani klasik
sehingga hasana kuno itu ditemukan kembali. Tak hanya mediator, mereka juga
memberikan beberapa penambahan dan proses transmisi sedemikian rupa sehingga
memungkinkan lahirnya pencerahan di Eropa. Dalam semua proses tersebut, bangsa
Arab-Spanyol mempunyai andil yang sangat besar.[1]
Pada masa
pemerintahan Islam pendidikan di Spanyol begitu meluas ke berbagai pelosok,
sehingga sebagian muslim Spanyol bisa membaca dan menulis. Padahal, saat itu
situasi Eropa belum sampai mengarah ke arah itu. Posisi wanita saat itu juga
mendapatkan porsi pendidikan yang besar. Sebelumya ada larangan untuk mengajari
wanita keterampilan menulis.[2]
Berikut beberapa
bidang intelektual yang berkembang di Andalusia;
1.
Bidang Sains
dan Teknologi
Membicarakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Spanyol, tak bisa lepas dari
kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke
kawasan Eropa. Tak bisa juga dipisahkan dari kajian etika serta syari’at Islam
yang didakwahkan para da’i. Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Spanyol.
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain
berkembang dengan baik.
Tak
mengherankan jika temuan-temuan para ilmuwan muslim pada zaman ini sangat
revolusioner. Jauh sebelum Wilbur Wright dan Oliver Wright menemukan pesawat
terbang pada abad 20, usaha menemukan alat transportasi penerbangan sudah
dilakukan oleh Abu Abbas Al-Fernass. Bahkan ia sudah mencoba terbang, meski
kendaraan yang ditemukannya belum sempurna dan dia orang pertama yang menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam
ilmuastronomi. Dia dapat menentukan berapa lama waktu terjadinya gerhana
matahari dan berhasil membuat tropong moderen yang dapat menentukan jarak
antara tata surya dan bintang-bintang.[3]
2.
Bidang
Astronomi
Pengkajian
ilmu astronomi berkembang dengan pesatnya pada masa ini. Para ahli ilmu
perbintangan muslim saat itu berkeyakinan bahwa radiasi bintang-bintang besar
pengaruhnya terhadap kehidupan dan kerusakan di muka bumi. Al-majiriyah dari
Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para
pakar ilmu perbintangan yang sangat terkenal saat itu.
Beberapa
tokoh terkemuka dibidang astronomi, antara lain:
a. Nasiruddin at-Tusi, pendiri observatorium di Maragah,
Asia Kecil. Dengan observatoriumnya, ia berhasil merekam perjalanan bintang
dalam tabel astronomi Ilkhaniah. Sebuah bola berputar yang tersusun atas
berbagai cincin membantu dalam penyelidikannya. Observatorium Maragah
dilengkapi alat yang paling baik pada saat itu, antara lain alat pengamatan
gerhana dan kedudukan bintang di cakrawala.
b. Tsabit Ibn Qurra, ahli perbintangan yang memiliki
observatorium penyelidik jarak matahari ke bumi. Ia mempelajari perjalanan
matahari selama satu tahun.
c. Al-Battani, oleh orang-orang Eropa lebih dikenal
dengan nama Albategnius. Hasil pengamatan dalam observatoriumnya disalin
kedalam bahasa latin, kemudian disusun kembali kedalam bahasa Arab.
d. Abul Wafa, mengembangkan teori al-Battani dan berhasil
menemukan teori tentang garis jalan bulan yang baru. Di Eropa jalan tersebut
dinamakan variation. Untuk bisa menguasai teori yang ada dibuku Abul
Wafa, para ilmuan Barat memerlukan waktu yang beratus tahun lamanya.
e. Al-Farghani, di Eropa dikenal dengan nama
Al-Faraganus. Dia ialah pelopor astronomi modern.
3.
Bidang Ilmu
Matematika
Kemajuan
dalam bidang matematika ditandai dengan munculnya sejumlah fisikawan muslim
terkenal. Di antara mereka adalah al-Zahrawi dan al-Zuhry. Selaian terkenal
sebagai fisikawan, mereka juga terkenal sebagai dokter. Al-Zahrawi hidup pada
masa al-Hakam II, sedang al-Zuhry pada masa Abu Yusuf Ya’kub al-Mansur,
Ubaidillah al-Muzaffar al-Bahily, selain sebagai fisikawan, juga dikenal
sebagai pujangga.
4.
Bidang
Filsafat
Sumbangan Islam
dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah,
Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam
jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan
universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan
filosof-filosof besar.
Tokoh
pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn
al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan
Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya
seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid. Tokoh
kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil
disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay
ibn Yaqzhan.
Abad 12
sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di
Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator
pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki
ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat
dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan
Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.[4]
5.
Bidang Ilmu
Kedokteran
Dalam ilmu
kedokteran, ilmuan Islam telah menyumbangkan peran sangat penting dan
menentukan sejarah ilmu kedokteran modern. Beberapa tokoh terkemuka dan
karyanya berikut ini telah menjadi saksi sejarah bagi ilmuan pada abad
sekarang.
a.
Jabir ibn
Hayyan, seorang dokter diawal kemajuan Islam. Ia dikenal sebagai Bapak Imu
Kimia. Ia telah menulis puluhan buku penting mengenai ilmu kimia.
Karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi para kimiawan lainnya dan telah
diterjemahkan kedalam beberapa bahasa asing.
b.
Abu Bakar
bin Zakaria Ar Razi yang lebih dikenal dengan sebutan Ar Razi. Dikalangan Eropa
lebih akrab dengan sebutan Rhazes Zakaria Ar-Razi adalah seorang ahli ilmu
kedokteran pertama yang menulis masalah pengobatan secara medis atau ilmiah dan
penemu air raksa. Karyanya adalah Al-Hawi hingga saat ini dijadikan rujukan
ilmu kedokteran di dunia.
c.
Ibnu Sina
mempunyai nama lengkap Husein bin Abdillah, ialah seorang dokter dan filsuf
ternama. Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicenna. Di dunia Islam
beliau dikenal sebagai ahli filsafat ketuhanan. Ibnu Sina dilahirkan bukan
hanya untuk orang Islam tetapi kaum Yahudi dan zionis pun mengakuinya. Dalam
dunia Islam Ibnu Sina dianggap sebagai zenith (puncak ilmu kedokteran).
Karyanya yang berjudul al-Qunun Fi at-Tibb dan Asy-Syifa menjadi
rujukan dunia ilmu kedokteran sampai saat ini. Oleh karena itu, beliau dikenal
sebagai Bapak Kedokteran.
6.
Bidang
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol
menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara
lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu
Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring
dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd
al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn
Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang
lain.[5]
7.
Bidang
Sejarah dan Hukum Islam
Ilmu sejarah
dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam.
Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan
sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm
dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu
Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan
Asia Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah
dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia,
Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan
bukunya Mukaddimah.
Bidang
ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada akhirnya
melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu Rusyd
yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-Mukhtashid,
dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam, dan
sebagainya.
Baca juga Artikel yang terkait:
- ALLAH DALAM PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM (FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM)
- MAKALAH INTELEKTUAL ANDALUSIA (SEJARAH PERADABAN ISLAM)
- MAKALAH TENTANG IJTIHAD UMAR BIN KHATTAB (SEJARAH PERADABAN ISLAM)
- MAKALAH ILMU NASIKH WA MANSUKH HADITH (PENGERTIAN, URGENSI, DAN CARA MENGETAHUINYA).
- TAKHRIJ AL-HADITH (Pengertian, Latar Belakang, Proses dan Metode)
- PENGERTIAN ILMU MA'ANI, OBJEK KAJIAN, DAN MANFAATNYA (MAKALAH)
- Teks Pidato “Membentuk Karakter Generasi Muda Berakhlakul Karimah Untuk Kejayaan Bangsa”
- Mensyiarkan Akhlak Rasulullah SAW Kepada Generasi Muda
- KONSEP GENDER DAN ISU GENDER DALAM ISLAM
- Umar Bin Khattab
- Khutbah Jum'at : Mengubah Misi Hidup dari Main-main Menjadi Bukan Main
- MATERI KHUTBAH JUM'AT TENTANG SURAT AL-’ASHR DAN PELAJARAN DI DALAMNYA
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kemajuan intelektual al-Andalus
bermula dari perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang
menguasai al-Andalus, dengan Bani Abbasiyah yang
berkuasa di Timur Tengah.
Walaupun Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah saling bersaing, kedua kekhalifahan
ini mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini dengan bebas, yang
membantu penyebaran dan pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.
Kalangan muslim Spanyol telah menorehkan
catatan yang mengagumkan dalam sejarah intelektual pada abad pertengahan di Eropa. Mereka telah
membawa obor kebudayaan dan peradaban penting yang menghubungakan Ilmu-ilmu dan
filsafat Yunani klasik sehingga hasana kuno itu ditemukan kembali. Tak hanya
mediator, mereka juga memberikan beberapa penambahan dan proses transmisi
sedemikian rupa sehingga memungkinkan lahirnya pencerahan di Eropa. Dalam semua
proses tersebut, bangsa Arab-Spanyol mempunyai andil yang sangat besar
Intelektual yang berkembang di Andalusia
pada masa pemerintahan Islam antara lain;
1.
Bidang
Sains dan Tehlonogi, beberapa toko
tokohnya Abu Abbas
Al-Fernass dan Ibrahim ibn
Yahya al-Naqqash.
2.
Bidang
astronomi beberapa beberapa tokohnya adalah al-Zarqali, Ibn Aflah, dan
Nasiruddin at-Tusi.
3.
Bidang
ilmu Matematika beberapa
beberapa tokohnya al-Zahrawi, al-Zuhry, dan
Ubaidillah
al-Muzaffar al-Bahily.
4.
Bidang Filsafat
salah satu tokohnya adalah Ibn Rusyd.
5.
Bidang Ilmu
Kedokteran beberapa beberapa tokohnya Jabir ibn Hayyan,
Abu Bakar bin
Zakaria Ar Razi, dan Ibnu Sina.
6.
Bidang
Bahasa dan sastra salah satu tokohnya adalah Ibn Malik pengarang Alfiyah.
7.
Bidang
Sejarah dan Hukum Islam beberapa tokoh diantaranya Ibnu Hazm
dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah
(1304 – 1374).
Daftar Pustaka
Yatim, Badri. Sejarah
Peadaban Islam (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada,
2013).
Hitti, Phillip K. History
of The Arabs (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2002).