HOME

08 Agustus, 2023

ADAB MELUDAH

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB MELUDAH MENURUT ISLAM:

·         Ludah adalah cairan yang keluar dari mulut.

·         Pada dasarnya mulut manusia suci dan tidak ada sesuatu pun yang membuatnya menjadi najis.

·         Hendaknya mengeluarkan ludah pada sisi kirinya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

أَيَُسُرُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَبْصُقَ فِي َوجْهِهِ؟ إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ  فَإِنَّمَا يَسْتَقْبِلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَاْلمَلَكُ عَنْ يَمِيْنِهِ فَلاَ يَتْفُلْ عَنْ يَمِيْنِهَ وَلاَ فِي قِبْلَتِهِ وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ فَإِنَّ عَجِلَ بِهَ أَمْرٌ فَلْيَتْفُلْ هكَذَا يَعْنِي فِي ثَوْبِهِ

 “Apakah salah seorang dari kalian senang bila orang lain meludah di hadapannya? Sesungguhnya jika salah satu dari kalian menghadap kiblat, maka sesungguhnya ia menghadap Tuhannya Azza Wa Jalla, sedangkan malaikat di sebelah kanannya, maka janganlah ia meludah pada sisi kanannya tidak juga pada arah kiblatnya, hendaklah ia meludah pada sisi kirinya atau di bawah kakinya, dan apabila ia terburu-buru, maka hendaklah ia meludah seperti ini –yaitu meludah pada pakaiannya–“.[1]

 

ADAB BERSENDAWA

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB BERSENDAWA MENURUT ISLAM:

·         Serdawa adalah hawa yang keluar setelah kenyang dan biasanya keluar dibarengi dengan bau yang tidak sedap. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 َكَفاكَ عَنَّا َجشَاءَكَ فَإِنَّ َأْكثَرَهُمْ َشَبْعًا فِي الُّدنْيَا أَطْوَلَهُمْ جُوْعًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

“Berhentilah berserdawa di hadapan kami, karena sesungguhnya orang yang paling banyak kenyangnya di dunia adalah orang yang paling panjang rasa laparnya pada hari kiamat”.[1] Pada hadis ini diterangkan kemakruhan berserdawa di hadapan banyak orang.

·         Sebagian dokter menyebutkan, untuk menyembuhkan serdawa adalah dengan mengunyah tumbuhan za’tar atau na’na’.

·         Tidak terdapat dalil yang menerangkan sebuah ucapan kepada orang yang bersedawa, karenanya Ibnu Muflih berkata: (Tidak dijawab dengan ucapan apapun, dan sunnah menurut Ibnu Uqail dan lainnya mendoakan orang yang berserdawa jika ia mengucapkan hamdalah, ia berkata: Sesungguhnya tidak ada sunnah apapun di dalamnya, bahkan hal tersebut hanyalah kebiasaan yang digugurkan…….).[2]

 

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Albani dalam Al Silsilah Al Shahihah (1/343)

[2] Al Aadaab Asy Syaríyyah (1/2,404/329)

ADAB MENGUAP

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB MENGUAP MENURUT ISLAM:

·         Sunnah menahan pada saat menguap, karena menguap itu dari syaitan. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

اَلتَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدُّهُ مَااسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَاهْ ضَحِكَ الشَّيْطَانُ

 “Menguap adalah dari syaitan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia tahan menurut kemampuannya, dan sesungguhnya jika seseorang di antara kalian mengatakan “haa...” (pada saat menguap) maka syaitan tertawa”.[1]

·         Menguap biasanya dibarengi dengan rasa berat pada seluruh tubuh yang mendorong kepada kemalasan, dan salah satu yang dapat membantu agar tidak menguap adalah sedikit makan dan minum.

·         Jika tidak mampu menahannya, maka hendaklah ia menutup mulutnya dengan pakaian atau tangannya sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

إِذَا َتثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلىَ ِفيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مَعَ التَّثَاؤُبِ

 Jika salah seorang di antara kalian menguap pada saat shalat, hendaklah ia meletakkan tangannya pada mulutnya, karena sesungguhnya syaitan masuk pada saat ia menguap”.[2]

·         Orang yang sedang membaca Alqurán hendaknya menghentikan bacaannya pada saat ia menguap.

·         Perkataan Ibnu Hajar Alhafidh Rahimahullah taáala yang diriwayatkan oleh sebagian ulama: Bahwa di antara keistimewaan Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah tidak pernah menguap, karena menguap datang dari syaitan.

·         Banyak sekali orang yang melakukan kesalahan, yaitu membaca Taáwudz pada saat menguap, padahal hal tersebut tidak disyariatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.

·         Sesungguhnya syaitan masuk ke dalam rongga orang yang menguap:

إِذَا َتثَاءَبَ أَحَـدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَااسْتـَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيـْطَانَ يَدْخُلُ فِي فِيْهِ

 Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia tahan menurut kemampuannya, karena sesungguhnya syaitan masuk ke dalam mulutnya”.[3]

·         Menahan suaranya:

َإِذَا تَثَاءَبَ أَحـَدُكُمْ فَلْيَرُدُّهُ مَااسْتـَطَاعَ وَلاَ يَقـُوْلَنَّ: هَاهْ هاه فَِإ نَّمَا ذلِكَ الشَّيـْطَانُ يَضَْحَِكَُ مِنْهُ

 Jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia tahan menurut kemampuannya dan janganlah sekali-kali ia mengatakan ha… ha... karena sesungguhnya pada saat itu syaitan menertawakannya”.[4]  

 

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] HR. Bukhari (3289)

[2] HR. Muslim (2995)

[3] HR. Imam Ahmad, Shahih Aljami’(426)

[4] Abu Isa berkata hadis ini shahih, Sunan Tirmidzi (22747)

ADAB BERSIN

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB BERSIN MENURUT ISLAM:

·         Ibnul Qayyim –Rahimahullah– berkata: “Ketika seorang yang bersin telah mendapatkan kenikmatan dan manfaat dengan keluarnya hawa/angin yang masuk ke dalam otaknya, yang apabila hawa/angin tersebut tidak keluar akan menyebabkan berbagai macam penyakit yang berbahaya, maka disyariatkan baginya memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas nikmat tersebut bersamaan dengan kembalinya seluruh anggota badan pada keadaannya semula setelah mengalami guncangan dahsyat laksana gempa bumi”.[1]

·         Ibnu Hubairah berkata: Jika seorang bersin, itu merupakan tanda dari dirinya akan kesehatan badannya, bagus pencernaannya dan stabil kekuatannya, maka hendaklah ia memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala.[2]

·         Mendo'akan orang yang bersin[3] adalah perintah agama, berdasarkan hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam: (Rasululah memerintahkan kita tujuh perkara dan melarang kita tujuh perkara pula –dia menyebutkan hal-hal yang diperintahkan di antaranya– mendo'akan orang yang bersin)[4]         

·         Hukum mendo'akan orang yang bersin adalah fardhu kifayah, dan disunnahkan bagi semua orang, berdasarkan hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam shallallahu alaihi wasallam:

فََإِذَا عَطَسَ أَحـَدُكُمْ وحَمِدَ اللهَ كَانَ حَقًّا عَلىَ كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُـوَْلَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللهُ

“Jika salah seorang diantara kalian bersin kemudian mengucapkan Alhamdulillaah, maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya mengucapkan yarhamukallaah (semoga Allah merahmatimu)”.[5]

§  Mendoakan orang yang bersin adalah pada saat mendengar ia mengucapkan Alhamdu lillaah atau setelah yakin ia mengucapkannya dengan melihat gerakan kedua bibirnya.[6] Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: فََإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوْهُ فَإْن َلمْ يَحْمِـدِ اللهَ فَلاَ تُشَمِّتُوْهُ

“Jika salah seorang diantara kalian bersin kemudian mengucapkan Alhamdulillaah, maka doakanlah ia, namun bila ia tidak mengucapkan Alhamdu lillaah, maka jangan kalian doakan ia”.[7]

·         Apabila ia lupa mengucapkan Alhamdulillaah, sebagian ulama berpendapat: diingatkan, di antaranya adalah Imam Nawawi –Rahimahullah–, dan sebagian yang lain mengatakan: tidak diingatkan, karena Nabi e shallallahu alaihi wasallam tidak mengingatkan orang yang bersin dan tidak mengucapkan Alhamdulillaah, hal tersebut telah disebutkan oleh Ibnul QoyyimRahimahullah[8]

§  Mengucapkan Alhamdulillaah dengan suara yang keras.

·         Sunnah merendahkan suara pada saat bersin: (Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam jika bersin, menutup wajahnya dengan tangan atau pakaiannya dan merendahkan suaranya).[9]

§  Memberikan do'a terhadap orang yang bersin jika bersinnya sebanyak tiga kali, selebihnya adalah penyakit flu. Telah berkata Salamah bin Al Akwa’Radhiyallaahu ánhu– bahwa ia telah mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam dan seseorang bersin di hadapannya, maka beliau mengucapkan: “yarhamukallaah”, kemudian ia bersin kembali, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengucapkan: “Orang ini flu”.[10] Yang benar adalah di ucapkan pada bersin yang ketiga. Ibnu Hajar Rahimahullah taáalaberkata: Selama ia mengucapkan Alhamdulillaah setiap kali bersin, maka kamu mendo'akannya.[11]

·                            

Beberapa Lafazh Hamdalah

Lafazh Doa

Jawaban Doa

Alhamdulillaahi Rabbil Áalmiin

Yarhamukallaah

Yaghfirullaahu Lanaa Wa Lakum

Alhamdulillaahi Álaa Kulli Haal

Yarhamukallaah

Yahdiikumullaahu Wa Yushlihu Baalakum

Alhamdulillaah

Yarhamukallaah

Yahdiikumullaahu Wa Yushlihu Baalakum

·         Boleh mendoakan Ahluzd Dzimmah dengan ucapan: Yahdiikumullaahu Wa Yushlihu Baalakum (Semoga Allah memberi hidayah kepada kalian dan memperbaiki hati kalian). Orang-orang yahudi pernah berpura-pura bersin di hadapan Nabi shallallahu alaihi wasallam berharap agar beliau mengucapkan Yarhamukallaah, namun beliau mengucapkan:  Yahdiikumullaahu Wa Yushlihu Baalakum[12] bila mereka mengucapkan Alhamdulillaah setelah bersin.

·         Diperbolehkan bagi orang yang bersin pada saat sholat mengucapkan Alhamdulillaah dan dilarang bagi yang mendengar mendo'akannya.

·         Pada saat bersin dilarang menengok ke kanan dan ke kiri, agar tidak mengganggu orang yang berada disampingnya.

·         Dilarang mendo'akan orang yang bersin pada saat imam khutbah, karena harus diam dan mendengarkan khutbah imam.[13]

·         Apabila khatib bersin dan mengucapkan: Alhamdulillaah, kemudian setelah itu ia diam, kita mendoakannya, namun jika ia meneruskan khutbahnya, maka kita mendoakannya di dalam hati kita sehingga kita tidak berbicara.

·         Apabila orang yang mendengarkan khutbah di masjid bersin dan mengucapkan Alhamdulillaah didalam hatinya, maka dilarang bagi yang lain mendoakannya, namun jika mendoakannya diantara dua khutbah atau setelah khatib turun dari mimbar, maka hal tersebut diperbolehkan.

·         Jika bersin pada saat shalat, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillaah, kecuali pada saat membaca Surah Alfatihah, maka ia harus meneruskan bacaannya dan tidak memotongnya.

·         Jika bersin di WC, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillaah didalam hati.

·         Jika seorang bersin dan anda tidak tahu, apakah ia mengucapkan Alhamdulillaah atau tidak, maka hal ini ada beberapa keadaan:

  1. Anda mengetahui bahwa ia tidak mengucapkan Alhamdulillaah, maka jangan mendo'akannya dan ingatkan ia agar mengucapkan hamdalah.
  2. Anda tidak mengetahui, apakah ia mengucapkan hamdalah. Maka jika ditemukan tanda yang mendukung, seperti: halayak mendo'akannya, maka do'akanlah. Boleh juga anda mengucapkan Yarhamukallaah in Kunta Hamidtallaah (Semoga Allah merahmatimu jika kamu mengucapkan hamdalah). Sebagaimana disebutkan oleh bukhari dalam Al Adab Al Mufrad diriwayatkan dari Makhul ia berkata: Aku berada di sebelah Ibnu Umar –Radhiyallaahu ánhuma – lalu  seseorang bersin pada salah satu sisi masjid, maka Ibnu Umar –Radhiyallaahu ánhuma – mengucapkan: ((Yarhamukallaah in Kunta Hamidtallaah)).

 

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] Zaadul Maáad (2/438)

[2] Al Aadaab Al Syaríyyah(2/318)

[3] Ibnu Daqiq Al Ied –Rahimahullah– berkata: Diantara manfaat doa tersebut adalah menimbulkan rasa cinta dan kasih pada kaum muslimin dan mendidik orang yang bersin agar bersikap tawadu’dan tidak takabbur, karena kata-kata “Rahmah” mengisyaratkan adanya dosa yang luput dari perhatian banyak orang dewasa. (Fathul Baari, Ibnu Hajar: 1/206). Makna mendoakan orang yang bersin merujuk pada kitab Al Aadaab Asy Syaríyyah: (2/321)

[4] HR. Bukhari (2445)

[5] HR. Bukhari (6226)

[6] Zaadul Maáad (1/442)

[7] HR. Muslim (2992)

[8] Zaadul Maáad (1/442)

[9] HR. Tirmidzi (2745) dan Albani mengatakan: (Hasan Sahih)

[10] HR. Muslim (2993)

[11] Pendapat ini dipilih oleh syeikh kami Syeikh Bin Baz –Rahimahullah taáala 

[12] HR. Abu Dawud dan Albani mengatakan: (Sahih)

[13] Hal ini dikatakan oleh Syeikh Bin Baz –Rahimahullah taáala  dalam Fataawa Islaamiyyah (1/411)

ADAB MEMINJAM BUKU

 


BERIKUT BEBERAPA ADAB MEMINJAM BUKU MENURUT ISLAM, DIANTARANYA;

·         Meminjamkan buku termasuk salah satu cara menyebarkan ilmu.

·         Berterima kasih kepada orang yang meminjamkan dan berdoa untuknya dengan kebaikan.

·         Tidak menyimpan buku pinjaman terlalu lama tanpa ada kebutuhan.[1]

·         Buku yang dipinjam harus buku yang bermanfaat dan tidak membahayakan.

·         Wajib atas orang yang meminjam untuk mengebalikan buku pinjaman secepatnya. Diantara perkataan adalah:

أُيُّهَا اْلمُسْتَعِيْرُ مِنِّي ِكتَابًا       إِنْ رَدَدْتَ الْكِتَابَ كَانَ

            أََنْتَ وَاللهِ إِنْ رَدَدْتَ كِتَابًا        كُنْتُ أَعْطَيْتُهُ أَخَـذْتُ

Wahai orang yang meminjam buku dariku

Wajib atasmu mengembalikan buku itu

Demi Allah, jika engkau mengembalikan buku

Yang telah aku berikan kepadamu, niscaya akan ku terima.

 

Sebagian ulama tidak meminjamkan buku kecuali dengan jaminan, dan Abu Hafsh Umar bin Usman Al Janazi telah melantunkan sebuah syair:

ِإذَا أَعَرْتَ كِتَابًا فَخُـذْ        عَلَى ذلِكَ رَهْنًا وَخَلِّ الْحَيَاءَ

فَإِنَّكَ لَمْ َتَهْتَمَّ مُسْتَعِيْرًا       وَلِكنَّ لِتُـذَكّـِرَ ِمنْهُ اْلأَدَاءَ

Jika engkau meminjamkan sebuah buku maka,

Mintalah jaminannya dan jangan merasa malu

Engkau tidak akan memperhatikan peminjam

Namun, mengingatkannya agar mengembalikannya

 

·         Tidak boleh memperbaiki buku tanpa seizin pemiliknya, dan tidak boleh menulis apapun pada halaman yang kosong di awal dan akhir buku, kecuali setelah diketahui ridha pemiliknya.

·         Wajib atas peminjam untuk memeriksa buku sebelum mengambil dan mengembalikannya agar mengetahui bahwa buku tersebut bagus adanya.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA YANG BERKAITAN:


[1] Disebutkan dalam terjemahan Al Khatib Al Baghdadi rahimahullahu taála (Bahwa seseorang ingin meminjam buku darinya, iapun berkata: waktumu tiga hari, maka ia berkata: mungkin tidak cukup, ia pun menjawab: aku telah menghitung jumlah lembarannya, jika kamu butuh menulisnya, maka tiga hari itu cukup, dan jika kamu butuh membacanya, maka tiga hari itu cukup, namun jika kamu ingin berlama-lama dengannya, maka aku lebih berhak untuk itu). Oleh karena itu berkatalah seseorang:

Janganlah engkau meminjamkan sebuah buku, maaf adalah sebuah jawaban

………………….

Disebutkan: Bahwa di India ada seorang yang membangun perpustakaan yang sangat besar, dikatakan kepadanya: Bagaimana kamu membangun perpustakaan ini? Ia menjawab: dari pinjaman buku-buku.

Sekali-kali tidak, wahai peminjam buku dariku

Sesungguhnya aib bagiku meminjamkan buku

Kekasihku di dunia ini adalah buku

Apakah engkau melihat kekasih dipinjamkan  

Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat

  Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat dan Makhluk Ghaib PEMBAHASAN 1.        Malaikat Pengertia...