HOME

24 Februari, 2021

Naibul Fa’il (Pengganti Pelaku) نَائِبُ الفَاعِلِ

Naibul Fa’il (Pengganti Pelaku)

نَائِبُ الفَاعِلِ

Naibul Fa’il adalah isim (kata benda) marfu’ (yang dibaca rafa’) yang terletak setelah fi’il mabni majhul dan menempati tempat fa’il setelah fi’il tersebut dibuang. Contoh;

الظَّاهِرُ : سُرِقَ سِرْوَالُكَ (Celanamu telah dicuri)

المُضْمَرُ: نُصِحْتَ آنِفًا (Kamu telah dinasehati tadi)

Langkah-langkah merubah pola fi’il dari mabni ma’lum ke mabni majhul ketika ingin membuat naibul fa’il adalah sebagai berikut;

Pola merubah Naibul Fa’il

نَصَحَكَ الشَّيْخُ آنِفًا

سَرَقَ عِمْرَانُ سِرْوَالكَ

Fa’il dibuang

نَصَحَكَ آنِفًا

سَرَقَ سِرْوَالكَ

Maf’ul di-rafak

نَصَحْتَ آنِفًا

سَرَقَ سِرْوَالُكَ

Fi’il dimajhul

نُصِحْتَ آنِفًا

سُرِقَ سِرْوَالُكَ

Apabila fi’il-nya berupa fi’il madhi (الفعل الماضى) untuk dijadikan majhul rumusnya dengan huruf yang pertama di-dhommah dan huruf sebelum akhir di-kasroh. Kalau berupa fi’il mudhori’ (الفعل المضارع) unuk dijadikan majhul dengan huruf yang pertama di-dhommah dan huruf sebelum akhir di-fathah. Contoh;

الفعل الماضى = نَصَحَ – نُصِحَ، ضَرَبَ - ضُرِبَ

الفعل المضارع = يَكْتُبُ – يُكْتَبُ، يَضْرِبُ - يُضْرَبُ

Adapun alasan meniadakan fa’il bisa karena pendengar sudah tahu, dan pendengar tidak tahu seandainya disebutkan tidak akan memberikan faidah bagi yang mendengar, serta takut terjadi sesuatu sehingga fa’il tidak disebutkan.

Fa’il (Subjek) الفَاعِلُ

Fa’il (Subjek)

الفَاعِلُ

Fa’il adalah isim (kata benda) yang dibaca rafa’ yang mana sebelumnya terdapat fi’il-nya (predikat). Adapun fa’il ada 2 macam yaitu dhohir (الظَّاهِرُ) dan mudhmar (الْمُضْمَرُ).

a.       Dhohir (nampak/jelas) adalah fa’il (subjek) menunjukkan lafadz-nya langsung tanpa keterikatan dengan kata lain. Contoh;

قَرَاءَ عِمْرَانُ اْلكِتَابَ = Imran telah membaca buku

Kata yang bergaris bawah (عِمْرَانُ) adalah fa’il yang menunjukkan langsung lafadz-nya tanpa ada keterikatan dengan dhomir atau dengan kata lain. Lafadz sebelumnya (قَرَاءَ) sebagai fi’il-nya.

b.      Mudhmar (tersembunyi) adalah lafadz yang menunjukkan kata ganti orang yang berbicara (dhomir mutakallim), orang yang diajak bicara (dhomir mukhatab), dan orang yang dibicarakan (dhomir ghoib). Untuk lebih jelasnya perhatikan di bawah ini.

1)   Dhomir Mutakallim

Dhomir Mutakallim dibagi menjadi dua yaitu dhomir mutakallim wahdah dan dhomir mutakallim ma’al ghoir. Dhomir Mutakallim Wahdah adalah kata ganti orang yang berbicara (mutakallim) menunjukan arti satu atau diri sendiri.

Sedangkan dhomir mutakallim ma’al ghoir adalah kata ganti orang yang berbicara (mutakallim) menunjukan arti dirinya sendiri berserta lainnya (maksudnya menunjukan arti orang banyak). Contoh;

أَكْتُبُ الدَّرْسَ (Saya sedang menulis pelajaran)

ضمير متكلم وحده

كَتَبْتُ الدَّرْسَ (Saya telah menulis pelajaran)

نَكْتُبُ الدَّرْسَ (Kita sedang menulis pelajaran)

ضمير متكلم مع الغير

كَتَبْنَا الدَّرْسَ (Kita telah menulis pelajaran)

 

2)   Dhomir Mukhatab

Dhomir Mukhatab adalah kata ganti orang yang diajak bicara atau lawan bicara. Contoh;

كَتَبْتَ الدَّرْسَ = Kamu (laki-laki) telah menulis pelajaran

كَتَبْتُمَا الدَّرْسَ = kalian (2 laki-laki) telah menulis pelajaran

تَكْتُبِيْنَ الدَّرْسَ = kamu (perempuan) sedang menulis pelajaran

تَكْتُبْنَ الدَّرْسَ = kalian (perempuan) sedang menulis pelajaran

3)   Dhomir Ghaib

Dhomir Ghaib adalah kata ganti orang yang dibicarakan atau tidak ada. Contoh;

يَكْتُبُ الدَّرْسَ = Dia (laki-laki) sedang menulis pelajaran

يَكْتُبُوْنَ الدَّرْسَ = Mereka (laki-laki) sedang menulis pelajaran

كَتَبَتْ الدَّرْسَ = Dia (perempuan) telah menulis pelajaran

كَتَبْنَ الدَّرْسَ = Mereka (perempuan) telah menulis pelajaran

Untuk lebih jelasnya lihat tabel dhomir ghaib, mukhatab, dan mutakallim di bawah ini;

Dhamir

فعل الأمر

الفعل المضارع

الفعل الماضى

لِلْغَائِبٍ

Orang ketiga laki-laki (orang yang dibicarakan)

هُوَ

لِيَكْتُبْ

يَكْتُبُ

كَتَبَ

هُمَا

لِيَكْتُبَا

يَكْتُبَانِ

كَتَبَا

هُمْ

لِيَكْتُبُوا

يَكْتُبُوْنَ

كَتَبُوا

لِلْغَائِبَةٍ

Orang ketiga perempuan (orang yang dibicarakan)

هِيَ

لِتَكْتُبْ

تَكْتُبُ

كَتَبَتْ

هُمَا

لِتَكْتُبَا

تَكْتُبَانِ

كَتَبَتَا

هُنَّ

لِيَكْتُبْنَ

يَكْتُبْنَ

كَتَبْنَ

لِلْمُخُاطَبٍ

Orang kedua laki-laki (orang yang diajak bicara)

أَنْتَ

اُكْتُبْ

تَكْتُبُ

كَتَبْتَ

أَنْتُمَا

اُكْتُبَا

تَكْتُبَانِ

كَتَبْتُمَا

أَنْتُمْ

اُكْتُبُوا

تَكْتُبُوْنَ

كَتَبْتُمْ

لِلْمُخَاطَبَةٍ

Orang kedua perempuan (orang yang diajak bicara)

أَنْتِ

اُكْتُبِى

تَكْتُبِيْنَ

كَتَبْتِ

أَنْتُمَا

اُكْتُبَا

تَكْتُبَانِ

كَتَبْتُمَا

أَنْتُنَّ

اُكْتُبْنَ

تَكْتُبْنَ

كَتَبْتُنَّ

لِلْمُتَكَلِمٍ

Orang pertama (orang yang berbicara)

أَنَا

-

أَكْتُبُ

كَتَبْتُ

نَحْنُ

-

نَكْتُبُ

كَتَبْنَا


Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat

  Materi Akidah Akhlak Kelas VII Semester Genap BAB II : Iman Kepada Para Malaikat dan Makhluk Ghaib PEMBAHASAN 1.        Malaikat Pengertia...