HOME

08 Juni, 2022

PRINSIP EKONOMI: PENGERTIAN, CIRI, 10 PRINSIP MANKIW & CONTOHNYA


Pengertian Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi adalah kumpulan asas atau acuan dalam bersikap dan bertindak untuk melakukan berbagai tindakan, keputusan hingga kebijakan dalam berbagai hal yang bersinggungan dengan bidang ekonomi. Pendapat lain menyatakan bahwa prinsip ekonomi adalah pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi, dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal (Asmarani, 2020, hlm. 25).

Prinsip ekonomi merupakan suatu kaidah yang dapat dipakai sebagai pedoman umum untuk melakukan tindakan ekonomi (Dinar & Hasan, 2018, hlm. 5). Tindakan ekonomi didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Hampir semua pengertian prinsip ekonomi menurut para ahli di atas tidak begitu memiliki banyak perbedaan, dan dapat disimpulkan bahwa pada intinya apa itu prinsip ekonomi adalah pedoman atau acuan dalam melakukan tindakan ekonomi untuk memaksimalkan hasilnya.

Pada prinsipnya, ekonomi selalu menginginkan usaha yang telah dilakukan, selalu mendapatkan hasil yang maksimal dengan pengorbanan yang minimal.  Oleh karena itu, prinsip ekonomi harus berdasarkan penggambaran utama dalam bidang ini, yaitu: usaha yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya dengan alat yang ada, dan usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya seminimal mungkin (Asmarani, 2020, hlm. 25).

Namun tentunya banyak pendapat lain yang mematahkan berbagai prinsip dasar di atas. Misalnya, terdapat Prinsip Ekonomi Syariah yang mengutamakan keuntungan dan kenyamanan bagi semua pelakunya. Nyatanya, prinsip ekonomi memang merupakan hal yang terus diperbincangkan dan telah banyak cendekia yang mengemukakan pendapatnya masing-masing.

 

Ciri-Ciri Prinsip Ekonomi

Dari berbagai prinsip ekonomi yang banyak dikemukakan oleh instansi, lembaga, maupun para ahli, kita dapat menarik beberapa ciri yang menjadikan suatu asas atau panduan menjadi prinsip ekonomi. Beberapa ciri-ciri prinsip ekonomi tersebut menurut Asmarani (2020, hlm. 26) adalah sebagai berikut.

1.             Mengutamakan kebutuhan yang sifatnya lebih penting dan mendesak.

2.             Bersikap hemat dan tidak boros dalam tindakannya.

3.             Melakukan tindakan ekonomi dengan pertimbangan yang matang.

4.  Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari setiap tindakan ekonomi yang dilakukannya.

 

10 Prinsip Ekonomi dan Contohnya

Lalu apa saja macam-macam prinsip ekonomi yang selama ini diterapkan? Salah satu prinsip ekonomi yang paling banyak digunakan oleh para ahli dan praktisi ekonomi adalah 10 prinsip ekonomi berdasarkan pendapat Greg Mankiw. 10 prinsip ekonomi yang dikemukakan oleh Mankiw adalah sebagai berikut.

1.             People face trade offs. Artinya, orang-orang menghadapi pertukaran.

2.             The cost of something is what you have to give up to get it. Artinya, harga sesuatu adalah apa yang harus dikorbankan untuk mendapatkannya.

3.         Rational people think at the margin. Artinya, seseorang yang rasional akan memikirkan pada keuntungan atau margin yang didapatkan dari pertukaran yang dilakukan.

4.             People respond to incentives. Artinya, orang-orang memberikan respons pada insentif.

5.   Trade can make everyone better off. Artinya, pertukaran/perdagangan dapat menguntungkan semua pihak.

6.      Markets are usually a good way to organize economic activity. Artinya, pasar (market) biasanya adalah cara yang baik untuk mengorganisir suatu aktivitas ekonomi.

7.            Governments can sometimes improve market outcomes. Artinya, pemerintah terkadang dapat meningkatkan hasil-hasil dari pasar (market).

8.             A country’s standard of living depends upon its ability to produce goods and services. Artinya, standar kehidupan suatu negara bergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan barang dan jasa.

9.     Prices rise when the government prints too much money. Artinya, harga-harga akan meningkat apabila pemerintah terlalu banyak mencetak uang.

10.  Society faces a trade off between inflation and unemployment. Artinya, masyarakat menghadapi pertukaran antara inflasi (kenaikan harga) dan pengangguran.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dan contoh dari masing-masing 10 prinsip ekonomi di atas.

1. People face trade offs

Individu, masyarakat, baik dari sisi produsen dan konsumen menghadapi suatu pertukaran atau perdagangan. Baik berupa perdagangan barang, maupun pertukaran jasa untuk mendapatkan uang. Contohnya adalah dalam menyusun suatu bisnis jasa desain grafis, maka seorang pemilik bisnis akan memberikan upah kepada seorang desainer, sehingga ia bisa mendapatkan jasanya. Pemiliki bisnis jasa tersebut kemudian mendapatkan pembayaran dari klien yang berkonsultasi dengannya. Selanjutnya, klien tersebut mendapatkan desain kemasan yang dibuatnya untuk mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan yang lebih maksimal karena memiliki kemasan yang lebih menarik yang meyakinkan untuk dibeli oleh konsumen, dan begitu seterusnya.

 

2. The cost of something is what you have to give up to get it

Harga dari suatu barang atau jasa adalah sesuatu yang harus kita relakan antuk mendapatkannya. Contohnya, saat kita menggunakan jasa seorang tukang cukur, maka kita merelakan uang untuk mendapatkannya. Sementara itu, tukang cukur itu merelakan keahlian, waktu, dan tenaganya untuk mendapatkan uang yang kita berikan.

 

3. Rational people think at the margin.

Seseorang yang rasional akan memikirkan keuntungan atau margin yang didapatkan dari pertukaran yang dilakukan. Contohnya, apakah benar uang Rp. 15.000 patut untuk dikeluarkan untuk mendapatkan jasa seorang tukang cukur? Begitu pula sebaliknya, apakah keuntungan sebanyak Rp. 15.000 layak untuk didapatkan jika dibandingkan dengan biaya penyusutan alat cukur, sewa tempat, dan biaya sehari-hari seorang tukang cukur? Seseorang yang rasional akan memikirkan keuntungannya.

 

4. People respond to incentives

Setiap insentif yang diberikan akan direspons oleh seseorang yang diberikan insentif. Misalnya, seorang konsumen akan merespons suatu insentif berupa diskon produk dengan cara membelinya tanpa ragu. Seseorang yang diberikan insentif setelah bekerja keras akan tetap termotivasi untuk mengerjakannya lagi dan lagi.

 

5. Trade can make everyone better off.

Suatu pertukaran dapat menguntungkan semua pihak. Misalnya, pertukaran jasa dan barang pada perusahaan B2B (Business do Business) dapat menguntungkan kedua perusahaan. Perusahaan satu mendapat keuntungan dari perusahaan lain, perusahaan lain itu sendiri mendapatkan keuntungan langsung dari konsumen berkat jasa dari perusahaan yang memberikannya jasa konsultasi. Contoh sederhananya adalah kita mendapatkan keuntungan rambut yang menjadi rapi, karena tidak dapat melakukannya sendiri, sementara itu tukang cukur sendiri mendapatkan keuntungan berupa uang.

 

6. Markets are usually a good way to organize economic activity.

Pasar biasanya merupakan cara yang baik untuk mengorganisir suatu aktivitas ekonomi. Pasar di sini bukan hanya mengacu pada pasar tempat di mana perdagangan terjadi. Apapun yang dapat memfasilitasi aktivitas ekonomi disebut dengan pasar. Misalnya, marketplace Online, komunitas suatu hal (klub mobil, pecinta hewan, dsb), hingga suatu kesadaran sosial bersama seperti budaya. Contohnya adalah Marketplace Online terbukti telah mengelola aktivitas ekonomi dengan baik.

 

7. Governments can sometimes improve market outcomes.

Tentunya berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dapat meningkatkan hasil-hasil dari pasar (market) yang ada. Contohnya adalah bagaimana kebijakan fiskal Masa Pandemi mampu mengurangi dampak buruk ekonomi yang dapat terjadi karena banyak sektor industri yang tidak dapat beroperasi, konsumen sedang tidak nyaman untuk mengeluarkan uangnya, dan sebagainya.

 

8. A country’s standard of living depends upon its ability to produce goods and services.

Standar kehidupan suatu negara bergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan barang dan jasa. Artinya, negara-negara yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas baik, akan memiliki standar kehidupan yang baik pula. Contohnya adalah bagaimana Jepang memiliki standar kehidupan yang tinggi karena mereka dapat menghasilkan atau memberikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi pula. Sementara itu, banyak masyarakat Tiongkok yang mulai mendapatkan standar kehidupan tinggi pula sebagai akibat dari kemampuan negaranya untuk memproduksi barang dan jasa yang semakin banyak dan tinggi pula.

 

9. Prices rise when the government prints too much money.

Saat pemerintah mencetak uang yang terlalu banyak tanpa diimbangi oleh produktivitas yang baik, maka harga-harga akan melambung tinggi. Hal tersebut terjadi karena uang yang ada di pasaran nilainya menurun, sebagai akibat dari terlalu banyaknya uang kosong yang tidak menghasilkan apa-apa. Uang sejatinya adalah Trade-off dari jasa atau infrastruktur yang dapat memberikan manfaat langsung terhadap kehidupan ekonomi. Artinya, harga-harga akan meningkat apabila pemerintah terlalu banyak mencetak uang namun tidak menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai guna atau finansial. Contohnya adalah bagaimana Venezuela mengalami inflasi yang sangat tinggi karena pemerintahnya yang korup mencetak uang terlalu banyak demi kepentingannya sendiri.

 

10. Society faces a trade off between inflation and unemployment.

Masyarakat menghadapi pertukaran antara inflasi (kenaikan harga) dan pengangguran. Misalnya, ketika harga mengalami inflasi (naik), pemasok ingin meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa mereka. Untuk mencapai ini, mereka perlu mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Lebih banyak perekrutan berarti lebih rendahnya pengangguran saat masih ada inflasi. Sayangnya hal tersebut tidak akan bekerja dalam jangka panjang (ketika inflasi telah tidak ada).


 BACA ARTIKEL BERIKUTNYA YANG BERKAITAN;

Referensi

Asmarani, C.R. (2020). Modul pembelajaran ekonomi. Jakarta: Kemdikbud.

Dinar, M., Hasan, M. (2018). Pengantar ekonomi: teori dan aplikasi. Bekasi: Pustaka Taman Ilmu.

EKONOMI MAKRO: PENGERTIAN, TUJUAN, PERMASALAHAN, DAN KEBIJAKAN

 

Ekonomi makro (makro ekonomi) merupakan salah satu payung besar yang mendasari pembagian utama cabang ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari ekonomi sebagai suatu keseluruhan yang luas. Misalnya, pendapat nasional, tingkat pertumbuhan industri tertentu, inflasi, tingkat harga, dan sebagainya. Makro ekonomi merupakan kebalikan dari mikro ekonomi yang justru mempelajari ekonomi dari berbagai sudut terpusat seperti perilaku individu dan rumah produksi untuk mengalokasikan sumber dayanya.

Ekonomi makro ibaratnya seperti memandang hutan  rimba  secara  keseluruhan,  terlepas  dari  rimbunnya  pohon  yang  menutupinya. Dibalik pohon rimbun tersebut terdapat berbagai detail yang dipelajari oleh ekonomi mikro. Sementara itu, ekonomi makro merupakan studi yang  sangat  luas, karena mempelajari  berbagai  variabel  agregat  ekonomi  seperti  :pendapatan  nasional,  total tabungan,  total  konsumsi,  total  investasi,  jumlah  uang  beredar,  tingkat  harga  umum, pengangguran, tingkat pertumbuhan ekonomi, perkembangan ekonomi, dll.

Dalam praktiknya, organisasi perusahaan atau pemerintahan dapat memecahkan berbagai permasalahan sumber daya dan tata kelola dengan menerapkan ekonomi makro sebagai alat bantu untuk membuat keputusan. Misalnya, melalui ekonomi makro dapat diketahui bahwa pertumbuhan suatu negara pada tahun tertentu ternyata tidak sesuai ekspektasi. Informasi tersebut dapat menjadi pembantu keputusan besar bagi perusahaan maupun pemerintahnya sendiri untuk membuat keputusan dalam bagaimana menyalurkan sumber dayanya pada tahun itu.

Dengan demikian, ekonomi makro merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari untuk menyeimbangi komplementernya, yakni ekonomi mikro. Berikut adalah berbagai pemaparan mengenai ekonomi makro, mulai dari pengertian hingga ke berbagai permasalahan atau ruang lingkup yang dijamahi, dan kebijakan-kebijakan makro ekonomi.

 

Pengertian Ekonomi Makro

Menurut Saleh (2015, hlm. 3) ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan. Keseluruhan artinya dalam cakupan luas, dalam hal general, bukan detail-detail individu atau rumah produksi di dalamnya. Melainkan bagaimana tingkat pertumbuhan suatu negara, tingkat penganggurannya seperti apa, bagaimana inflasi yang terjadi selama ini, dan sebagainya.

 

Seperti yang diungkapkan oleh Asmarani (2020, hlm. 5) ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme kerja perekonomian secara keseluruhan, seperti tingkat pengangguran, pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan, inflasi dan tingkat harga.

Sementara itu, menurut Sulaeman dkk, 2020, hlm. 17) ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus mengeksplorasi kondisi ekonomi suatu negara dan wilayah secara luas dan menyeluruh serta merupakan studi tentang agregat dan rata-rata keseluruhan aspek ekonomi.

Selanjutnya, menurut Wibowo (2020, hlm. 18) ekonomi makro adalah studi tentang mode agregat ekonomi, dengan fokus khusus pada masalah yang terkait dengan mode tersebut yang meliputi masalah pertumbuhan, siklus bisnis, pengangguran dan inflasi.

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme umum bekerjanya suatu perkonomian secara keseluruhandengan fokus pada mode agregat yang dapat meliputi masalah-masalah pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis,inflasi, dan sebagainya.

 

Tujuan Ekonomi Makro

Tujuan utama dalam mempelajari ekonomi makro adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai peristiwa yang berkaitan dengan perekonomian di suatu negara atau suatu daerah dan meningkatkan kebijakan ekonomi di negara atau wilayah tersebut. Ekonomi makro juga dapat membantu memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan juga sebagai alat untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil untuk saat ini dan di masa depan. Selain itu, tujuan-tujuan ekonomi makro menurut Sulaeman dkk (2020, hlm. 16 adalah sebagai berikut.

1.              Mempelajari cara meningkatkan pendapatan nasional.

2.       Memahami konsep untuk meningkatkan peluang kerja kepada masyarakat dan meningkatkan kapasitas produksi.

3.    Mempelajari cara mengontrol tingkat inflasi di suatu negara dan menjaga kestabilan perekonomian.

4.              Mempelajari cara menyeimbangkan neraca pembayaran luar negeri.

5.              Memahami konsep untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

 

Permasalahan Ekonomi Makro

Terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus utama dari ilmu ekonomi makro. Permasalahan-permasalahan ini juga sering disebut sebagai ruang lingkup ekonomi makro. Permasalahan ekonomi makro di antaranya meliputi: inflasi, pengangguran, neraca pembayaran yang timpang, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1.            Inflasi

Inflasi adalah peningkatan harga komoditi pada umum disebabkan oleh non-sinkron antara program sistem pengadaan komoditas (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Sebenarnya inflasi bukanlah masalah yang terlalu bermakna jika situasinya disertai dengan ketersediaan komoditas yang dibutuhkan cukup dan diikuti oleh peningkatan pendapatan lebih besar dari % tingkat inflasi (daya beli masyarakat meningkat lebih besar dari tingkat inflasi).

2.            Pengangguran

Pengangguran terjadi karena ada kesenjangan antara penyediaan pekerjaan dengan jumlah pekerja yang mencari pekerjaan. Selain itu, pengangguran juga dapat terjadi meskipun jumlah peluang kerja yang tinggi tetapi informasi terbatas, perbedaan dasar dalam keahlian yang tersedia dari apa yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur (pengangguran sukarela).

3.            Neraca pembayaran yang timpang

Neraca pembayaran atau Balance of Payment adalah catatan tentang transaksi ekonomi negara terhadap negara-negara lain dalam periode waktu tertentu (umumnya dalam periode 1 tahun). Dalam BOP ini, kemampuan/produktivitas penduduk suatu negara menuju penduduk negara lain tercermin dari defisit atau surplusnya perdagangan dan kehabisan modal. Sepintas akan sangat menguntungkan jika BOP suatu negara mengalami surplus, dan sangat merugikan bila defisit, tetapi bukan kenyataan dalam politik ekonominya.

4.            Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Jika pertumbuhan penduduk yang besar jika diikuti oleh tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, masalahnya adalah jika media dalam bentuk tanah (bumi) tidak meningkat dan jika eksploitasi berjalan terus menerus terlepas dari daya dukung dan daya tahannya akan dengan cepat menurun dan jika ini akan diteruskan, berdampak pada kemiskinan/bencana evolutif.

Sementara itu, menurut menurut Sukirno (2016, hlm. 9) terdapat lima permasalahan makro ekonomi yang utama, yakni: masalah pertumbuhan ekonomi, ketidakstabilan kegiatan ekonomi, pengangguran, inflasi (kenaikan harga) dan masalah neraca perdagangan dan pembayaran yang akan dijelaskan pada pemaparan di bawah ini.

1.            Masalah Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi nasional dapat diukur dari tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan untuk lingkup wilayah diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selain dipengaruhi faktor internal, pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal. Secara internal, menurut Kalsum (2017, hlm. 87) terdapat tiga komponen utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, di mana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.

2.            Masalah Ketidakstabilan Kegiatan Ekonomi

Dalam sistem ekonomi bebas atau sistem ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering mengalami pasang surut. Adakalanya pada suatu periode pertumbuhan ekonomi maju pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada periode lainnya, perekonomian berjalan lambat, bahkan kadang-kadang merosot, berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang disebut Konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle) (Sukirno, 2016, hlm. 12).

Siklus dalam suatu periode konjungtor berbeda dengan keadaan konjungtor pada periode lain. Tetapi sifat-sifat dasar setiap siklus sama. Kurva konjungtur ekonomi terdiri dari masa pertumbuhan, masa puncak kemakmuran (peak of wealth), masa kemunduran, masa keterpurukan (peak of crises). Setelah krisis dapat teratasi, akan terjadi masa pemulihan (recovery), pertumbuhan, dan seterusnya.

3.            Masalah Pengangguran

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh, ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai penganggur.

Terdapat hubungan yang erat di antara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan; semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja.

4.            Masalah Kenaikan Harga (Inflasi)

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai di bawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai 4-10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus dalam setahun.

Akibat buruk inflasi yaitu menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat. Sebagian besar pelaku-pelaku kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja-pekerja yang bergaji tetap. Inflasi biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah para pekerja. Oleh sebab itu, upah riil para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini berarti tingkat kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.

5.            Masalah Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri.

Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan masalah ini adalah impor melebihi ekspor. Pengaliran modal yang terlalu banyak ke luar negeri adalah faktor lain yang menimbulkan defisit tersebut.

 

Kebijakan Ekonomi Makro

Terdapat beragam kebijakan makro ekonomi yang biasa diterapkan oleh suatu negara maupun organisasi besar tertentu. Beberapa kebijakan ekonomi makro tersebut secara umum dapat dibagi menjadi kebijakan fiskal, moneter, dan segi penawaran yang akan dijelaskan pada pemaparan di bawah ini.

1.            Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah berbagai langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian (Sari, 2020, hlm. 8). Menurut pandangan Keynes (dalam Sari (2020, hlm. 8) kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.

Di bidang perpajakan, langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.

Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.

2.            Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat (Sari, 2020, hlm. 10). Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan.

Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.

3.            Kebijakan Segi Penawaran

Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan dari kebijakan segi penawaran adalah untuk mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan.

Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan. Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan pada: meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya.

Di samping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara: mengembangkan infrastruktur, dan peningkatan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada pengembangan sektor swasta sangat penting peranannya dalam mengembangkan kegiatan usaha swasta dan meningkatkan efisiensi kegiatan tersebut.

 

BACA ARTIKEL BERIKUTNYA YANG BERKAITAN;

Referensi

1.          Kalsum, U. (2017). Pengaruh Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara. Ekonomikawan Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 17(1).

2.      Saleh, M. S. S. (2015). Pengantar Ekonomi Makro. Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember.

3.             Sukirno, S. (2016). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

4.             Wibowo, A. (2020). Pengantar ekonomi makro. Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik.

 

06 Juni, 2022

EKONOMI MIKRO: PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, TEORI, ANALISIS, DAN SEBAGAINYA

 

Ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang menelaah berbagai detail kecil dari individu pelaku ekonomi, sehingga merupakan komplemen dari ekonomi makro yang justru melihat ekonomi secara luas. Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, yakni para konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa yang dikonsumsi, sementara produsen selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Dari situlah muncul berbagai permasalahan ekonomi yang dapat ditelaah oleh ekonomi mikro.

Menurut Sukirno (2016, hlm. 51) masalah ekonomi timbul akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan dan harapan manusia untuk mendapatkan barang dan jasa dengan kemampuan faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi keinginan tersebut. Hal ini, dikarenakan oleh sumber-sumber daya dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga manusia atau masyarakat dihadapkan pada suatu pilihan dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia sehingga tercapainya kesejahteraan.

Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik pada abad ke-18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh Marshall dan Pigou. Guna menyusun teorinya, ahli-ahli ekonomi klasik (mikro) mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu. Anggapan-anggapan dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1.          Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang Iengkap atas segala sesuatu yang terjadi di pasar.

2.        Tingkat mobilitas yang tinggi, sehingga para subjek ekonomi dapat segera menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.

3.      Berdasarkan anggapan-anggapan tersebut di atas, para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa kegiatan ekonomi akan berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat, dan akan tercapai kesempatan kerja penuh (full employment).

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai pemaparan pengantar ekonomi mikro, mulai dari pengertian, ruang lingkup, hingga analisis dan teori-teori lain yang mengintarinya.

 

Pengertian Ekonomi Mikro

Apa itu ekonomi mikro, merupakan ilmu ekonomi yang meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku konsumsi dan produksi dari individu dan rumah produksi mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya (Kennedy, 2021, hlm. 10).

Menurut Dinar & Hasan (2018, hlm. 12) Definisi ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang fokus mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dan unit unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun individu sebagai produsen, termasuk permintaan dan penawaran hingga struktur pasar.

Selanjutnya, menurut Sadono (dalam Marit dkk, 2021, hlm. 7) mendefinisikan teori mikro ekonomi sebagai satu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Sementara itu, Putong (dalam Martin dkk, 2021, hlm. 7) mengatakan bahwa Ilmu ekonomi mikro merupakan ilmu yang khusus mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang khusus menganalisis unit-unit kecil dari pelaku ekonomi, yaitu individual sebagai konsumen, individu sebagai produsen, termasuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran barang dan jasa hingga struktur pasar.

 

Ruang Lingkup Ekonomi Mikro

Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Dengan demikian, ruang lingkup dalam penelitian ekonomi mikro meliputi:

1.             pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium),

2.             keadaan pasar dalam informasi asimetris,

3.             pilihan dalam situasi ketidakpastian,

4.             berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan, dan

5.             pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar (Kennedy, 2020, hlm. 10).

Masalah Ekonomi Mikro

Menurut Sadono (dalam Marit dkk, 2021, hlm. 7) beberapa masalah utama yang ditinjau dalam ekonomi mikro adalah sebagai berikut.

1.             Apakah jenis barang dan jasa yang harus diproduksikan?

2.             Bagaimanakah caranya menghasilkan/ memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan?

3.             Untuk siapakah barang dan jasa yang dihasilkan/ diproduksi?

Selanjutnya, secara sederhana, Putong (dalam Marit dkk, 2021, hlm. 7) mengelompokkan aspek analisis masalah dalam ilmu ekonomi mikro adalah sebagai berikut.

1.             analisis biaya manfaat;

2.             teori permintaan dan penawaran;

3.             elastisitas;

4.             model-model pasar;

5.             industri;

6.             teori harga;

7.             teori produksi.


Analisis Ekonomi Mikro

Ekonomi mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dan unit unit ekonomi individual, yaitu individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi, maupun individu sebagai produsen, termasuk permintaan dan penawaran hingga struktur pasar. Analisa ekonomi mikro dapat dibagi menjadi tiga, yaitu teori harga, teori produksi, dan teori distribusi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1.             Teori harga,

antara lain membahas tentang proses pembentukan harga sebagaimana dipengaruhi oleh interaksi antara penawaran dan permintaan akan sesuatu barang dan jasa di dalam suatu pasar, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan dan penawaran, hubungan antara harga permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar, menganalisis tentang konsep elastisitas permintaan atau elastisitas penawaran dan sebagainya.

2.             Teori produksi,

antara lain menganalisa tentang masalah biaya produksi, tingkat produksi yang paling menguntungkan bagi produsen, serta kombinasi faktor-faktor produksi yang harus dipilih oleh produsen agar tujuan untuk mencapai laba maksimum tercapai.

3.             Teori distribusi,

membahas tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang harus dibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha (Dinar & Hasan, 2018, hlm. 13).

4.             Teori Ekonomi Mikro

Selain ketiga teori pokok di atas, berikut adalah beberapa teori ekonomi mikro menurut Reksoprajitno (dalam Kennedy, 2021, hlm. 11).

5.             Teori Konsumen.

Merupakan perilaku yang membahas mengenai perilaku ekonomi rumah-rumah tangga keluarga dalam menggunakan penghasilan mereka yang jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan memperoleh tingkat kepuasan yang maksimal.

6.             Teori Badan Usaha.

Perilaku rumah tangga perusahaan dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, sehingga dapat menentukan harga satuan barang atau jasa yang dihasilkan dan dalam menentukan kombinasi sumber-sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi yang didasarkan pada asumsi bahwa rumah tangga perusahaan adalah keuntungan sebesar-besarnya.

7.             Teori Harga Pasar.

Merupakan perilaku harga pasar barang-barang dan jasa-jasa. Teori dapat dikatakan bahwa banyak memanfaati kesimpulan-kesimpulan teoritik, teori konsumen dan teori badan usaha, khususnya konsepsi permintaan dan konsepsi penawaran yang dapat dihasilkan oleh kedua teori tersebut.

8.             Teori Distribusi Pendapatan.

Perilaku harga sumber daya dapat berupa upah untuk sumber daya manusia, bunga modal untuk sumber daya modal, dan sewa untuk sumber daya alam. ini menggunakan kesimpulan teoritik teori rumah tangga perusahaan dan teori perilaku rumah tangga keluarga.

9.             Teori Keseimbangan Umum.

Teori ini menerangkan pembentukan harga, penentuan kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan dan yang dikonsumsi.


BACA ARTIKEL BERIKUTNYA YANG BERKAITAN;

 

Referensi

1.       Dinar, M., Hasan, M. (2018). Pengantar ekonomi: teori dan aplikasi. Bekasi: Pustaka Taman Ilmu.

2.             Kennedy, P.S.J. (2021). Buku ajar pengantar ekonomi mikro. Surabaya: Global Aksara Pres.

3.             Marit, E.L., dkk. (2021). Pengantar ilmu ekonomi. Medan: Yayasan Kita Menulis.

4.             Sukirno, S. (2016). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...