A. Pembagian Fi’il
Untuk mempermudah pemahaman terkait pembagian
fi’il, ada istilah yang harus kita ketahui yaitu kataفَعَلَ
huruf
fa’ sebagai fa’ fi’il, huruf ’ain sebagai ‘ain fi’il,
dan huruf lam sebagai lam fi’il. Seperti lafadz كَتَبَ maka huruf yang pertama ka (كَ) sebagai fa’ fi’il, huruf yang
kedua ta (تَ) sebagai ‘ain fi’il, dan huruf
yang terakhir ba (بَ) sebagai lam fi’il. Selanjut pembagian fi’il.
Pembagian fi’il dapat ditinjau dari
beberapa aspek diantaranya sebagai berikut.
1. Ditinjau Dari Bentuknya (بِالنَّظَرِ
إِلَى بِنَائِهِ)
a) Fi’il Shahih
(الْصَّحِيْحُ) adalah fi’il (kata kerja) yang (fa’
fi’il, ‘ain fi’il, atau lam fi’il) terbebas dari huruf ‘illat dalam huruf penyusunannya. Contoh;
رَسَمَ(telah melukis)
قَتَلَ(telah
membunuh)
b) Fi’il Mu’tal
(الْمُعْتَلُ) adalah fi’il (kata kerja) yang (fa’
fi’il, ‘ain fi’il, atau
lam fi’il) mengandung ‘illat dalam
penyusunannya. Huruf ‘illat ada 3 waw (و), alif (ا), ya (ي). Jika suatu fi’il mengadung
salah satu atau lebih dari satu huruf ‘illat ini, maka dinamakan fi’il
mu’tal. Contoh;
وَجَبَ (wajib) fa’ fi’il-nya berupa huruf illat
صَامَ(berpuasa) ‘ain fi’il-nya berupa huruf illat
قَلَى(menggoreng) lam fi’il-nya berupa huruf illat
2. Ditinjau Dari Hurufnya (بِالنَّظَرِ
إِلَى حَرْفِهِ)
a)
Tsulasi
(الْثُّلاَثِيُّ) adalah kelompok fi’il (kata
kerja) yang tersusun dari 3 huruf. Contoh;
شَرِبَ (minum)
حَسُنَ (baik)
b)
Ruba’i
(الْرُّبَاعِيُّ) adalah kelompok fi’il (kata
kerja) yang tersusun dari 4 huruf. Contoh;
زَلْزَلَ (mengguncang)
هَيْلَلَ (membaca tahlil)
Contoh yang pertama di atas, apabila
ruba’i (empat huruf) maka huruf pertama Za (زَ) sebagai fa’ fi’il, huruf kedua lam yang disukun
(لْ)
sebagai ‘ain fi’il, huruf ketiga za (زَ) sebagai lam fi’il pertama, dan huruf lam (لَ) terakhir sebagai lam fi’il kedua. Begitu juga contoh yang kedua, huruf
pertama ha (هَ) sebagai fa’ fi’il, huruf kedua ya’ yang disukun
(يْ)
sebagai ‘ain fi’il, huruf ketiga Lam (لَ) sebagai lam fi’il pertama, dan huruf lam (لَ) terakhir sebagai lam fi’il kedua.
3. Ditinjau Dari Subjeknya (بِالنَّظَرِ
إِلَى فَاعِلِهِ)
a)
Ma’lum
(الْمَعْلُوْمُ) adalah
fi’il (kata kerja) akif (me.....). Contoh;
رَزَمَ-يَرْزُمُ (mengemas)
)
سَرَقَ-يَسْرُقُmencuri)
b)
Majhul
(الْمَجْهُوْلُ) adalah fi’il (kata kerja) pasif
(di.....). Apabila fi’il-nya berupa fi’il madhi (الفعل
الماضى) untuk dijadikan
majhul rumusnya dengan huruf yang di-dhommah dan huruf sebelum
akhir di-kasroh. Kalau berupa fi’il mudhori’ (الفعل
المضارع) untuk dijadikan
majhul dengan huruf yang pertama di-dhommah dan huruf sebelum
akhir di-fathah. contoh;
رُزِمَ-يُرْزَمُ (dikemas)
)
سُرِقَ-يُسْرَقُdicuri)
4. Ditinjau Dari Objeknya (بِالنَّظَرِ
إِلَى مَعْمُوْلِهِ)
a)
Muta’addi
atau transitif (الْمُتَعَدِّى) adalah fi’il (kata kerja) yang
membutuhkan objek untuk menjadi kalimat sempurna. Contoh;
فَتَحَ (membuka)
)
رَأَىmelihat)
سَاعَدَ (membantu)
قَطَعَ (memotong)
b)
Lazim
atau intransitif (الْلاَّزِمُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
tidak membutuhkan objek untuk menjadi kalimat yang sempurna. Contoh;
جَلَسَ (duduk)
)
عَاشَhidup)
كَثُرَ (banyak)
اِزْدَادَ (bertambah)
5. Ditinjau Dari Perubahan Akhirnya (بِالنَّظَرِ
إِلَى تَغْيِيْرِهِ)
a)
Mu’rob
(الْمُعْرَبُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
dapat berubah keadaan akhirnya. Fi’il Mudhori’ termasuk kategori fi’il
mu’rob yang berubah sesuai ‘amil yang memasukinya. Contoh;
يَرْكَبٌ (sedang
menaiki) bisa berubah menjadi
أَنْ يَرْكَبَ, لَمْ يَكْتُبْ
)
تَجْلِسُsedang duduk) bisa berubah menjadi أَنْ
تَجْلِسَ, لَمْ تَجْلِسْ
b)
Mabni
(الْمَبْنِيُّ) adalah fi’il (kata kerja) yang
keadaan akhirnya tetap atau tidak mengalami perubahan. Fi’il yang
termasuk kategori mabni adalah fi’il amar ( selalu berakhiran
sukun) dan madhi (selalu berakhiran fathah). Contoh;
§ الفعل الماض : رَكِبَ (telah
menaiki),)
جَلَسَ telah diduk)
§
الفعل
الأمر : اِرْكَبْ (naiklah),)
اِجْلِسْ duduklah)
6. Ditinjau Dari Susunan Katanya (بِالنَّظَرِ
إِلَى تَرْكِيْبِهِ)
a)
Mujarrod
(الْمُجَرَّدُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
semua huruf-hurufnya asli atau tidak ada tambahan. Contoh;
خَرَجَ-يَخْرُجُ (keluar)
نَقَلَ-يَنْقلُ (memindahkan)
غَفَرَ-يَغْفِرُ (mengampuni)
b)
Mazid
(الْمَزِيْدُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
ditambah satu huruf atau lebih pada huruf-hurufnya yang asli. Contoh;
§ Tambahan satu huruf
أَخْرَجَ-يُخْرِجُ (mengeluarkan),
terdapat tambahan hamzah qot’i di awal kata.
§ Tambahan dua huruf
)
انْتَقَلَ-يَنْتَقِلُberpindah), terdapat
tambahan hamzah dan nun.
§ Tambahan tiga huruf
)
اسْتَغْفَرَ-يَسْتَغْفِرُmemohon
ampunan), terdapat tambahan hamzah, shin, dan ta’.
7. Ditinjau Dari Tasrifnya (بِالنَّظَرِ
إِلَى تَصْرِيْفِهِ)
a)
Mutashorrif
(الْمُتَصَرِّفُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
bisa di-tashrif.
Contoh;
ذَهَبَ
(telah pergi) berupa fi’il madhi
)
يَذْهَبُsedang/akan pergi) berupa fi’il
mudhari’
)
اذْهَبْpergilah) berupa fi’il amr
)
لَاتَذْهَبْjangan pergi) berupa fi’il nahyi
b)
Jamid
(الْجَامِدُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
tidak bisa di-tashrif atau hanya
memiliki satu bentuk saja. Contoh;
لَيْسَ (bukan/tidak)
)
عَسَىsemoga)
نِعْمَ (sebaik-baik)
بِئْسَ (sangat buruk)
عَدَا (keculi/selain)
حَاشَا (kecuali)
8.
Ditinjau
Dari Waktunya (بِالنَّظَرِ إِلَى
زَمَانِهِ)
a) Madhi
(الْمَاضِى) adalah fi’il (kata kerja) yang
menunjukkan kejadian masa lampau. Ditinjau dari waktunya maka fi’il madhi
masuk dalam kategori madhi (lampau). Contoh;
رَجَعَ (telah pulang)
b) Hal
(الْحَالُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
menunjukkan kejadian yang sedang terjadi (sekarang). Maka fi’il mudhori’
masuk dalam kategori fi’il hal (sekaranag). Contoh ;
يَرْجِعُ (sedang pulang)
c) Mustaqbal
(الْمُسْتَقْبَلُ) adalah fi’il (kata kerja) yang
menunjukkan kejadian yang akan datang. Maka fi’il mudhori’ dan fi’il
amar termasuk mustaqbal karena sama-sama menunjukkan arti yang akan
dikerjakan. Contoh;
§ الفعل المضارع : يَرْجِعُ (akan
pulang)
§ فعل الأمر : ارْجِعْ (pulanglah)
Baca juga tentang:
Bentuk-Bentuk Fi’il (بِنَاءُ الفِعْلِ)