HOME

24 Februari, 2025

KEBUDAYAAN

 

KEBUDAYAAN

A. Pengertian Kebudayaan

Secara etimologi, kata culture atau budaya berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Kata culture dalam bahasa inggris juga dapat diartikan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia dan berarti kebudayaan. Selain secara etimologi, beberapa ahli turut mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian kebudayaan. Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian kebudayaan.

1.      E.B Taylor

Menurut Taylor, kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal di dalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat tersebut.

2.      Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi

Menurut Selo dan Soelaeman, kebudayaan merupakan seluruh hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat.

3.      Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara adalah buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat.Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara juga bentuk dari kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata tertib di masyarakat.

4.      4. Koentjaraningrat

Kebudayaan merupakan keseluruhan dari perilaku makhluk seperti manusia serta hasil yang dapat diperoleh makhluk tersebut melalui berbagai macam proses belajar serta tersusun dengan sistematis dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan perilaku yang dimiliki oleh manusia sebagai ciri sebagai makhluk sosial yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam bertingkah laku. Atau secara umum, budaya atau kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

B. Ciri-ciri kebudayaan

  1. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi selanjutnya.
  2. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
  3. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
  4. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta pengalaman manusia secara terbatas.
  5. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling berkaitan.
  6. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
  7. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
  8. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang memiliki budaya tersebut.
  9. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.

10.  Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.

 

C. Fungsi Kebudayaan

Budaya maupun unsur-unsur yang ada di dalamnya terikat oleh waktu serta bukan menjadi kuantitas yang bersifat statis. Budaya pun akan tetap berubah baik secara lambat maupun cepat.

  1. Kebudayaan dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat yang memiliki budaya tersebut.
  2. Kebudayaan dapat menimbulkan rasa toleransi serta rasa empati dari masyarakat.
  3. Masyarakat yang memiliki budaya tersebut, akan menghargai satu sama lain.
  4. Kebudayaan dapat dijadikan sebagai sebuah sarana untuk dapat menjalin sosialisasi.
  5. Kebudayaan juga berfungsi sebagai media belajar.
  6. Kebudayaan berfungsi sebagai penentu batas, artinya kebudayaan dapat menciptakan perbedaan yang membuat setiap kelompok masyarakat unik dan membedakannya dengan kelompok masyarakat lain.
  7. Budaya berfungsi untuk memberikan rasa identitas pada anggota kelompoknya.
  8. Budaya berfungsi untuk memfasilitasi lahirnya komitmen pada suatu hal yang lebih besar dari kepentingan individu anggota kelompok masyarakat tersebut.
  9. Kebudayaan berfungsi untuk dapat meningkatkan kemantapan pada sistem sosial di masyarakat.
  10. Kebudayaan bertindak sebagai sebuah mekanisme sebagai pembuat makna maupun kendali yang dapat menuntun dan membentuk sikap dan perilaku individu.

 

D. Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan memiliki unsur yang membentuk budaya tersebut, mulai dari unsur bahasa, religi, peralatan hidup, teknologi dan pengetahuan, kemasyarakatan, kesenian serta mata pencaharian. Berikut penjelasan lebih lanjutnya mengenai unsur kebudayaan.

1. Sistem Religi

Sistem religi ini menyangkut dan berkaitan dengan keyakinan seorang individu. Unsur kebudayaan, sistem religi dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem religi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan antara manusia serta penciptanya. Kebudayaan dapat hadir di masyarakat, karena adanya unsur sistem religi atau kepercayaan yang berbeda-beda di setiap daerah. Contohnya, masyarakat Bali memiliki kepercayaan untuk mengadakan pemakaman pada orang yang telah meninggal dengan cara dibakar. Kepercayaan tersebut kemudian membentuk sebuah budaya yaitu ngaben yang hadir di Bali.

2. Bahasa

Bahasa merupakan alat yang diciptakan oleh manusia, agar mempermudah setiap individu berinteraksi. Sistem bahasa juga merupakan unsur yang dapat membentuk kebudayaan tersebut. Menurut Koentjaraningrat, sistem bahasa merupakan perlambangan dari manusia yang digunakan untuk komunikasi secara lisan serta tertulis. Sistem bahasa sebagai unsur kebudayaan dapat dilihat melalui pengetahuan bahasa yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat berbeda-beda dan memiliki variasi serta keunikannya tersendiri.

 

3. Sistem Pengetahuan

Kebudayaan dapat muncul, karena adanya ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai gagasan maupun ide dari setiap pencetus kebudayaan tersebut. Sistem pengetahuan dalam kebudayaan secara universal juga berkaitan dengan sistem peralatan hidup serta teknologi. Hal ini dikarenakan sistem pengetahuan memiliki sifat yang abstrak dan berwujud dalam ide setiap manusia.

4. Sistem Teknologi dan Peralatan Hidup

Unsur teknologi dapat berperan dalam pembentukan suatu budaya di daerah tertentu, hal ini dapat dilihat pula melalui usaha antropolog untuk memahami kebudayaan manusia melalui unsur teknologi yang dipakai oleh suatu kelompok masyarakat. Unsur teknologi yang dimaksud merupakan benda yang dapat dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk serta kegunaannya yang sederhana. Unsur teknologi yang hadir dalam kebudayaan ini menyangkut fisik dari kebudayaan itu sendiri.

5. Kesenian

Kebudayaan serta unsur kesenian memang saling terikat satu sama lain. Kesenian yang dibuat oleh masyarakat dapat membentuk suatu kebudayaan di lingkungan masyarakat tersebut. Contohnya seperti seni tari yang memiliki makna khusus dan hanya ditarikan dalam ritual maupun upacara tertentu saja.

6. Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan dalam unsur kebudayaan adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa menjadi satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan ini pula menjadi salah satu unsur pewarisan budaya yang penting dalam struktur sosial. Sistem kemasyarakatan juga berperan untuk menghitung garis keturunan dari hubungan pernikahan serta hubungan darah seorang individu.

7. Mata Pencaharian

Unsur ekonomi dapat membentuk kebudayaan melalui sistem ekonomi, masyarakat menjadi gotong royong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian serta sistem ekonomi juga menjadi fokus kajian yang penting dalam etnografi.

E. Jenis Kebudayaan

o        Berdasarkan sifatnya;

1.      Kebudayaan Subyektif, merupakan faktor nilai, perasaan, idealism yang apabila disimpulkan maka dapat disebut sebagai faktor batin yang ada pada kebudayaan tersebut.

2.      Kebudayaan Obyektif, merupakan faktor lahiriah yang hadir dari sebuah kebudayaan dan berupa teknik, lembaga sosial, pengajaran, seni suara, seni rupa, seni sastra hingga upacara yang menggunakan budi bahasa.

o        Berdasarkan Wujudnya:

1.      Kebudayaan Material, mengacu kepada seluruh ciptaan manusia yang nyata serta konkret. Kebudayaan material pun mencakup barang-barang lain selain dari temuan arkeologi, seperti pesawat terbang, pakaian, televisi, gedung pencakar langit, stadion olahraga hingga mesin cuci.

2.      Kebudayaan Immaterial, berupa ciptaan yang abstrak dan diwariskan oleh pendahulunya ke generasi selanjutnya. Contohnya seperti lagu, tarian tradisional, dongeng, hingga cerita rakyat.

o        Berdasarkan Lingkup Persebarannya:

1.      Kebudayaan Daerah, Kebudayaan dapat berupa cara berperilaku, pola pikiran hingga cara bertindak dari anggota kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Kebudayaan daerah dapat dibatasi oleh wilayah administratif daerah tersebut atau demografinya. Wilayah demografis tersebut menjadi batasan budaya lokal, namun seiring dengan perkembangan batasan wilayah kebudayaan daerah ini menjadi tidak terbatas akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata.

2.      Kebudayaan Lokal, Kebudayaan lokal bergantung pada aspek ruang. Hal ini dapat dilihat melalui ruang pada perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan tersebut, atau daerah tertentu pada bagian perkotaan yang terpengaruh oleh budaya yang dibawa oleh pendatang. Pada kebudayaan lokal, ada pula kebudayaan dominan yang berkembang yaitu budaya lokal asli pada kota atau daerah tersebut. Koentjaraningrat berpendapat bahwa budaya lokal berkaitan dengan golongan manusia yang terikat oleh kesadaran serta identitasnya akan kesatuan kebudayaan asli di tempatnya. Dalam hal ini yang disebut sebagai kebudayaan lokal adalah bahasa sebagai ciri khasnya.

3.      Kebudayaan Nasional, Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan dari akumulasi dari budaya yang hadir daerah-daerah. Ada berbagai macam wujud kebudayaan nasional dan dapat dilihat secara umum apabila diperhatikan dengan cermat, maka dapat diketahui bahwa terdapat persebaran besar yang terjadi antar kebudayaan di satu daerah dan daerah lainnya. Namun, keragaman budaya tersebut yang menjadikan suatu bangsa memiliki jati dirinya. Pada kebudayaan nasional, terdapat beberapa persebaran. Berikut penjelasannya.

  1. Rumah Adat, merupakan rumah yang memiliki ciri khas dan umumnya terdapat di masing-masing daerah. Setiap daerah memiliki rumah adat dengan ciri khas yang berbeda-beda dan pemaknaan yang berbeda pula.
  2. Upacara Adat, merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun dengan teratur serta tertid sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Berupa rangkaian aktivitas sebagai wujud ungkapan terimakasih atas suatu hal, sesuai dengan sistem kepercayaan masyarakat. Upacara adat memiliki nilai yang universal, suci, bernilai sakral religious dan dilakukan secara turun temurun.
  3. Tarian, di setiap daerah memiliki tarian adat yang berbeda dan akan ditarikan dalam upacara atau peringatan khusus saja. Contoh tarian sebagai persebaran kebudayaan nasional adalah tarian ranup lampuan di Aceh.
  4. Lagu, Indonesia memiliki banyak lagu daerah dalam bahasa daerahnya masing-masing. Setiap lagu daerah memiliki makna serta pesannya tersendiri. Selain itu, setiap bangsa juga memiliki lagu nasional yang berfungsi untuk meningkatkan persatuan negaranya.
  5. Musik, musik-musik tradisional umumnya berupa instrumen menggunakan alat musik khusus di daerah tersebut. Contohnya seperti angklung di Jawa Barat atau gamelan di Jawa Tengah.
  6. Pakaian Adat, sama halnya dengan persebaran budaya nasional lainnya. Pakaian adat juga memiliki ciri khas pada daerah yang memiliki pakaian adat tersebut dan hanya dikenakan

g.       dalam upacara khusus. Pakaian adat juga dipengaruhi oleh faktor agama di daerah masing-

h.      masing. Contohnya seperti kebaya di Jawa, ulos di Sumatera Utara, ulee balang di Aceh, kain cual di Bangka Belitung.

 


LEMBAR KERJA 3

Tugas  :

1.      Aku jadi tahu ragam kebudayaan disekitarku

2.      Mencari tahu pudarnya kebudayaan di era ini

Produk :

Hasil pengamatan dan pengalaman pada Lembar Kerja

Pelaksanaan:

1.      Baca dan simak artikel dibawah ini

2.      Analisislah artikel tersebut, dengan menjawab pertanyaan yang ada. 

Pudarnya Budaya Indonesia Akibat Korean Wave

Korean Wave merupakan salah satu faktor yang bisa mengancam jati diri budaya Indonesia. Korean Wave atau gelombang Korea merupakan istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya Korea Selatan secara global. Aspek yang membuat gelombang Korea tersebar di Indonesia berasal dari industri hiburan. Hal tersebut meliputi tayangan drama Korea, musik Korea, bahasa Korea, masakan Korea, komik/kartun Korea, dan masih banyak lagi. Dari aspek-aspek tersebut, para masyarakat menjadi tertarik terhadap budaya Korea Selatan. 

Penyebaran Korean Wave disebabkan oleh arus globalisasi yang begitu cepat merambat ke dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Globalisasi memiliki kekuatan dan pengaruh besar terhadap pola konsumsi budaya Korea sehingga budaya Korea berhasil diserap dan dijadikan lifestyle remaja Indonesia karena terpengaruh oleh promosi dari berbagai macam  media. Para remaja menjadi kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia, padahal mereka adalah penerus bangsa Indonesia di masa depan kelak. Remaja sekarang lebih menikmati kebudayaan asing seperti budaya K-Pop dibandingkan budaya Indonesia. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh para penerus bangsa Indonesia yakni berupa budaya asing yang secara tidak sadar terus menekan masyarakat Indonesia. 

Pengaruh Korean Wave bisa berakibat buruk kedepannya untuk masyarakat jika tidak diikuti dengan pedoman kebudayaan tradisional Indonesia. Generasi muda saat ini harus dibekali dengan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Contohnya, yakni dengan menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia dan melestarikan budaya Indonesia. Budaya asli Indonesia harus tetap dijunjung tinggi di dalam diri seorang individudi manapun kita berada. Peran pemerintah juga sangat penting untuk mendorong generasi muda untuk menghasilkan sebuah prestasi yang dapat membanggakan nama Indonesia. Jadi, budaya Indonesia tidak akan pudar dan tetap terlestarikan seterusnya.


21 Februari, 2025

KEBHINEKAAN

 

Bangsa Indonesia dan Keragamannya baik dari segi agama, warna kulit, suku bangsa, bahasa, yang kemudian menjadikannya sebagai bangsa majemuk dan berdaulat. Hal ini dapat dilihat dari menuju detik-detik kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang tergabung dari berbagai suku turut memperjuangkan kemerdekaan. Para tokoh bangsa sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus mereka hadapi karena kemajemukan tersebut. Keberagaman ini kemudian menjadi realitas yang tak dapat dihindari adanya. KeBhinnekaan sebagai sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan.

A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia, yang tertulis pada pita burung Garuda Pancasila. Secara konstitusional, semboyan negara diatur dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yakni “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda, tetapi tetap satu”. Diterjemahkan per kata, kata bhinnêka berarti “beraneka ragam” dan terdiri atas kata bhinna dan ika, yang digabung. Kata tunggal berarti “satu”. Kata ika berarti “itu”. Secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua.  Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14 M. Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu.

Menurut I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme dan monisme.

Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat toleransi keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, hobi. Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain Pancasila. UUD 1945, NKRI merupakan sebuah nilai yang harus ditanam dalam setiap warga negara Indonesia. Fungsi mendasar arti Bhinneka Tunggal Ika adalah landasan persatuan dan kesatuan. Pada dasarnya, setiap kelompok memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing. Peran semboyan negara untuk membentuk dan menamkan pada masyarakat tentang keberagaman, sehingga tidak memicu konflik.

B. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika

1.    Mempertahankan kerukunan sosial. Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.

2.    Menghormati perbedaan. Bhineka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mengakui dan menghargai hak-hak individu dan kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.

3.    Membangun persatuan. Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Fungsi semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerja sama antarwarga negara dalam mencapai kemajuan bersama.

4.    Menghargai keanekaragaman budaya. Bhineka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya yang beragam sebagai identitas bangsa yang kaya dan berwarna.

5.    Memperkuat identitas nasional. Bhineka Tunggal Ika menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan dalam bingkai kehidupan nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat identitas nasional sebagai bangsa yang beragam namun tetap bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.

C. Contoh Sikap Bhinneka Tunggal Ika

1.    Berteman dengan siapa saja tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras maupun adat

2.    Tidak menghina atau merendahkan orang lain

3.    Tidak diskriminasi terhadap siapapun

4.    Berlaku adil terhadap siapapun (di sekolah, rumah dan masyarakat)

5.    Saling menghormati dan tolong menolong tanpa memandang latar belakang seseorang

6.    Menanmkan sikap tenggang rasa (toleransi) yang tinggi terhadap siapapun

D. Keragaman Masyarakat Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu. Keberagaman bukan merupakan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.

Ø      Faktor Penyebab Keberagaman

1.        Letak strategis wilayah Indonesia, yaitu diantara dua Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional, yang tidak hanya membawa komoditas dagang, tetapi juga pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia

2.        Kondisi negara kepulauan, Negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungannya

3.        Perbedaan kondisi alam, Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan

4.        Keadaan transportasi dan komunikasi, Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi membawa masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit

5.        Penerimaan masyarakat terhadap perubahan, Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti masyarakat perkotaan. Ada juga sebagian masyarakat tetap bertahan pada budaya sendiri

Bhinneka Tunggal Ika, motto nasional Indonesia yang sering kita dengar dan saksikan dalam kehidupan sehari-hari, mengandung makna yang dalam tentang keberagaman di negara ini. Dalam bahasa Indonesia, motto ini berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.” Konsep Bhinneka Tunggal Ika menggarisbawahi pentingnya keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam membentuk identitas dan kesatuan bangsa Indonesia.

1. Keragaman Suku

Suku bangsa atau etnik adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Ciri-ciri yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, yaitu bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. 

2. Keragaman Agama

Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar abad ke13. Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat dalam beragama, yaitu dengan menjalankan segala perintah ajaran agama dan menjauhi semua larangan agama yang dianutnya.

 

 

3. Keragaman Ras

Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.

Ø      Ras masyarakat Indonesia :

a.    Ras Malayan – Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi

b.    Ras Melanesoid yang ada di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur

c.    Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia

d.    Ras Kaukasoid, yaitu seperti orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika

4. Keragaman Antar Golongan

Struktur masyarakat ditandai dengan 2 ciri atau 2 titik pandang. Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Kedua, secara vertikal ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

 

LEMBAR KERJA DISKUSI BHINEKA TUNGGAL IKA

 

1.       Sejarah, arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika menurut kami

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2.       Faktor penyebab keberagaman yang ada di Indonesia adalah

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3.       Keragaman yang ada di Indonesia adalah

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4.       Fungsi Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

5.       Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari

Lingkungan Rumah

Lingkungan Sekolah

 

Lingkungan masyarakat

Berbakti pada orang tua (baik ayah dan ibu)

Tanpa berpihak

Menghormati teman yang sedang beribadah tanpa mengganggunya

Menghormati perayaan hari besar agama lain dikampung sekitar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Contoh : bisa diakses pada link:

https://youtube.com/shorts/JtlLx4g5vXI?si=vS-eAzQ_BH4wb337

TABEL KERJA DESAIN MINIATUR KEBERAGAMAN

Tema Keberagaman :

Desain Miniatur :

Alat dan Bahan   :

Pembagian tugas  :

 

 

 

 

 

 


CARA WAWANCARA WISATAWAN ASING

Wisatawan asing adalah orang-orang yang berkunjung ke suatu negara atau daerah selain dari negara tempat mereka tinggal atau memiliki kewa...