HOME

30 November, 2021

Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!

 

Sikap adil dalam Islam mengandung berbagai spectrum makna, tidak hanya pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih melainkan menyangkut segala aspek kehidupan beragama. Di antaranya adalah :

1.   Adil dalam aspek Aqidah; untuk menelusuri makna adil dalam aqidah ini dapat digunakan antonim dari keadilan yaitu kezaliman. Al-Qur’an menyebut bahwa syirik adalah kezaliman yang terbesar.

Q.S. Luqman/31: 13, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang  besar.”

2.      Adil dalam aspek Syari’ah khususnya yang berkaitan dengan muamalah, dan termasuk pula adil dalam menetapkan hukum.

3.   Adil dalam aspek Akhlaq dituntut bukan hanya kepada orang lain namun juga kepada diri sendiri


Baca juga artikel yang terkait:

Arti Penting Sikap Terbuka dan Jujur Sebagai Bagian Dari Cara Meningkatkan Etos Kerja dan Meraih Keberhasilan!

 

Untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-Qur'an agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain :

a.    Mengatur waktu dengan sebaik - baiknya.

b.  Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

c.    Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur

Seseorang tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-Qur'an dan Hadits memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.

Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan Al-Qur'an bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-Qur'an memberi petunjuk bahwa sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri sendiri.


Baca juga artikel yang terkait:


Bagaimana Petunjuk Al-Qur’an untuk Meningkatkan Etos Kerja?

Bumi diciptakan Allah SWT sebagai tempat untuk manusia mencari rezeki. Oleh karena itulah diperintahkan kepada umat manusia untuk bertebaran di muka bumi ini untuk mencari anugerah dari Allah SWT. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar bersikap disiplin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila seseorang ingin mengalami kesuksesan dalam kehidupannya, salah satu modal utama adalah memiliki etos kerja yang tinggi.

Etos kerja adalah karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadapnya. Komponen dasar dari etos kerja adalah iman dan taqwa, serta niat. Umat Islam memiliki karakteristik tersendiri mengenai etos kerja. Dalam melaksanakan pekerjaan, ada beberapa motivasi yang mempengaruhi.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai etos kerja. Dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai etos kerja yang diajarkan oleh Allah. Yang paling populer dan sering kita dengar di pengajian-pengajian agama adalah QS Al-Jumu’ah ayat 9-10:  “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.

Sebagai umat muslim sudah sebaikanya untuk membiasakan diri dengan perilaku etos kerja yang baik. Perilaku tersebut antara lain:

1.  Manusia hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan

2.  Memiliki sikap dan sifat yang tidak merugikan orang lain walaupun orang lain lebih mulia dan tinggi derajatnya

3.  Mencintai pekerjaan walau sekecil apapun dan menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah

4.  Melaksanakan ajaran Islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Baca juga artikel yang terkait:

Pengertian Budaya Akademik dan Penghargaan Al-Quran Terhadap Orang-orang yang Berilmu (Berbudaya Akademik)

Jelaskan pengertian budaya akademik!

Jawaban :

Budaya Akademik adalah budaya atau sikap hidup yang selalu mencari kebenaran ilmiah melalui kegiatan akademik dalam masyarakat akademik, yang mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritis-analitis, rasional dan obyektif oleh warga masyarakat yang akademik.

 

Jelaskan tentang bagaimana apresiasi atau penghargaan Al-Quran terhadap orang-orang yang berilmu (berbudaya akademik)?

Jawaban :

Ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu menempati posisi yang tinggi dalam ajaran Agama Islam. Seorang cendekiawan muslim dari Mesir Abbas Mahmud al-Aqqad bahkan mengatakan, berpikir dalam rangka mencari kebenaran merupakan bagian dari kewajiban Islam. Dan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim harus selalu ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan.

Orang yang berilmu akan ditempatkan oleh Allah SWT pada posisi yang terpuji dan amat termuliakan (Q.,s. Al-Mujadilah : 11). Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan akal dan kalbunya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran akan diturunkan derajatnya sampai pada tingkatan terendah, yaitu seperti binatang atau yang lebih hina darinya (Q.,s. Al-A`raf : 179).

Begitu juga dalam surat Al Mujadilah ayat 11: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Q.S Al-A’raf ayat 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Baca juga artikel yang terkait:

Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang toleransi antar agama? Sertakan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal tersebut !

Jawab :

Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka bersal dari sumber yang satu,  sebagaimana dalam surat  Al-Hujuraat/49:13 dan An-Nisaa’/4:1

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujuraat/49:13)

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.  Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisaa’/4:1)

Dan Al-Qur’an secara tegas menyatakan bahwa tidak ada paksaan untuk memeluk agama islam, sebagaimana dalam surat Al-Baqarah/2:256

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah/2:256)

Membangun persaudaraan dan toleransi di antara Sesama muslim dan Non Muslim

Jelaskan bagaimana langkah kita untuk membangun persaudaraan dan toleransi di antara Sesama muslim dan Non Muslim ?

Jawaban :

    Langkah untuk membangun persaudaraan dan toleransi  antara sesama muslim:

a.  Tidak boleh saling melecehkan dan menghina karena boleh jadi yang dilecehkan itu lebih baik dari yang melecehkan

b.   Tidak boleh saling berperasangka buruk dan meng-ghibah

c.    Saling menolong

d.    Menegakkan perdamaian

    Langkah untuk membangun persaudaraan dan toleransi  antara muslim dan non muslim :

a.     Tidak bertoleransi dalam Aqidah

b.     Tidak menghina symbol-simbol kesucian agama lain


Baca juga artikel yang terkait :

  1. Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang toleransi antar agama? Sertakan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal tersebut !
  2. Membangun persaudaraan dan toleransi di antara Sesama muslim dan Non Muslim
  3. Al-Qur’an mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin persudaraan, kepada pihak siapa saja persaudaraan tersebut harus di jalin ? Jelaskan !
  4. Apa hubungan Agama dengan Tanggung Jawab manusia ?
  5. Apa makna bahwa agama adalah fitrah dari Allah SWT ?
  6. Bagaimana dengan pandangan Islam (Al-Qur’an) terhadap perkembangan teknologi?

Al-Qur’an mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin persudaraan, kepada pihak siapa saja persaudaraan tersebut harus di jalin ? Jelaskan !

 

Jawaban :

Al-Qur’an mengajarkan untuk untuk menjalin persaudaraan

a.    Persaudaraan seagama

Gesekan yang terjadi sesama muslim juga tidak kalah sering dan juga sama bahayanya, misalnya saja suatu kejadian dimana sekelompok umat Islam di serbu oleh sekelompok umat Islam lain yang beraliran berbeda. Al-Qur’an tidak hanya menganjurkan persaudaraan satu aqidah / aliran tetapi juga menganjurkan persaudaraan berbeda aqidah / aliran.

b.    Persaudaraan berbeda agama

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka berasal dari sumber yang satu, dan dari segi hakikat penciptaan pun, manusia tidak ada perbedaan. Manusia berasal dari kejadian yang sama yaitu tanah, dari diri yang satu yakni Adam yang diciptakan dari tanah dan dari padanya diciptakan istrinya. Oleh karena itu, tidak ada kelebihan seorang individu dari individu yang lain, suatu ras atas ras yang lain, warna kulit atas warna kulit yang lain, seorang tuan atas pembantunya, dan pemerintah atas rakyatnya. Jadi manusia seluruhnya adalah sama, tidak layak seseorang atau satu golongan merasa lebih dan membanggakan diri terhjadap yang lain atau menghinanya.

Baca juga artikel yang terkait :

  1. Bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang toleransi antar agama? Sertakan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hal tersebut !
  2. Membangun persaudaraan dan toleransi di antara Sesama muslim dan Non Muslim
  3. Al-Qur’an mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin persudaraan, kepada pihak siapa saja persaudaraan tersebut harus di jalin ? Jelaskan !
  4. Apa hubungan Agama dengan Tanggung Jawab manusia ?
  5. Apa makna bahwa agama adalah fitrah dari Allah SWT ?
  6. Bagaimana dengan pandangan Islam (Al-Qur’an) terhadap perkembangan teknologi?

MAKALAH HADIST TENTANG HIJAB

  A.   Latar Belakang Telah disepakati oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an menjadi pedoman hidup baik tentang syariah maupun dalam keh...