Assalamu’alakum Wr. Wb.
Pada kesempatan yang indah ini perkenankanlah ananda
menyampaikan pidato yang berjudul “mensyukuri nikmat”
Sebelum berpidato apakah Teman-teman tahu arti syukur..?
Teman-teman bagaimana tahu tidak..?
Baiklah ….beri tahu ya?syukur adalah berterima kasih dan memuji si
pemberi nikmat yaitu Allah SWT baik secara langsung maupun tidak secara
langsung atas karunia atau kebaikan dari Allah.
Terus bagaimana pengungkapan kalau kita ingin bersyuku?
Pengungkapan rasa syukur meliputi tiga hal yaitu:
Yang pertama, Mengakui nikmat dalam batin. Artinya kita meyakini
bahwa apa saja yang telah kita rasakan, baik yang berbentuk jasmani maupun
rohani, itu adalah dari Allah SWT.
Yang nomer 2 adalah membicarakan secara lahir atau lisan yang artinya
kita senantiasa mengingat dan menyebut-nyebut kemurahan dan kenikmatan Allah
yang telah diberikan kepada kita. Hal ini sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Ad-Dhuha ayat 11 yang bunyinya “Wa amma binikmati robbika fa haddits”
yang artinya ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya.”
Cara besyukur yang ketiga adalah menjadikan nikmat karunia Allah
sebagai sarana taat kepada Allah. Faktor pertama dan kedua belum mencapai nilai
haqiqi apabila faktor yang ketiga ini dapat direalisasikan. Dan hanya
orang-orang yang berimanlah yang bisa bersyukur dengan sebaik-baiknya.
Merekalah yang tahu hakikat syukur yang sebenarnya.
Kalau kita lihat dan perhatikan di sekitar kita, betapa banyak
nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada hamba-hamba-Nya.Dari nikmat hidup,
sarana prasarana penunjang, sampai nikmat yang terbesar yaitu nikmat Iman dan
Islam. Dan kalaulah kita hitung nikmat Allah niscaya kita takkan mampu
menghitungya.
Hal itu karena nikmat Allah sangatlah banyak, sebagaimana Allah
berfirman “Wa inn ta’udduu ni’matallallohi laatuhsyuuhaa” yang artinya dan
jikalau kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu takkan dapat
menghitungnya.”
Hadirin yang rahmati Allah.
Untuk mendorong para hamba-Nya untuk selalu bersykur, Allah menjanjikan
akan menambah dengan tambahan yng berlipat ganda dan sebaliknya Allah akan
memberikan adzab yang pedih bagi mereka yang mengingkari nikmat Allah SWT.
Janji Allah ini dapat kita baca pada firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi “La ingsyakartum la aziidannakum
walaingkafartum inna adzabii lasyadid”
“Sungguh bila kamu bersyukur atas nikmat-Ku akan Aku tambah
nikmat-Ku kepadamu namun apabila kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya
adzab-Ku amat pedih”
Maka dari itu apabila kita tidak
ingin masuk kedalam golongan orang orang yang kufur itu maka sehendaknya kita bersyukur.
Dampak Positif dari bersyukur:
1. Menghilangkan rasa sombong dan angkuh.
2. Menyadarkan diri bahwa semua yang dimiliki adalah kepunyaan Allah Semata.
3. Menyadarkan diri bahwa kita lebih beruntung dari pada orang lain.
Apabila kita tidak ingin kufur maka kita jangan pernah sekali-kali memandang keatas kita tapi cobalah kita memandang kebawah karena dari situlah kita akan tersadar bahwa seberuntungnya kita disbanding orang lain.
Dampak Positif dari bersyukur:
1. Menghilangkan rasa sombong dan angkuh.
2. Menyadarkan diri bahwa semua yang dimiliki adalah kepunyaan Allah Semata.
3. Menyadarkan diri bahwa kita lebih beruntung dari pada orang lain.
Apabila kita tidak ingin kufur maka kita jangan pernah sekali-kali memandang keatas kita tapi cobalah kita memandang kebawah karena dari situlah kita akan tersadar bahwa seberuntungnya kita disbanding orang lain.
Hadirin yang di rahmati Allah!
Oleh karenanya sepantasnyalah kita selaku hamba Allah yang begitu
banyak mendapatkan fasilitas nikmat ini untuk pandai bersyukur atas
anugerahnya. Bahkan rasulullah pun tak henti-hentinya untuk selalu berdo’a dan
berusaha untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur.
jika kita dapat mengamalkan firman Allah tersebut, Allah pasti akan
melipatgandakan nikmat-Nya dan menjauhkan adzab-Nya.
Demikian yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan bermanfaat dan
dapat kita amalkan dalam kehidupan. Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
“Membajak sawah ketika turun hujan, Kalau ada kata yang salah mohon
dimaafkan.”
Billahi taufik wal hidayah, wa ridho wal inayah.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Baca juga tentang artikel yang terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar